LordFaries3.0Avatar border
TS
LordFaries3.0
Xi Jinping & Putin 'Hilang', Gak Komen Biden Menang, Kenapa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Rusia Vladimir Vladimirovich Putin dan Presiden China Xi Jinping dikabarkan belum juga buka suara dan memberi selamat kepada Joseph Robinette Biden Jr alias Joe Biden yang terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) menggantikan Donald John Trump.

Padahal beberapa pemimpin negara lainnya, seperti Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Kanselir Jerman Angela Merkel, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, hingga Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga sudah memberikan selamat kepada Biden.

Dalam pernyataan yang dibuat beberapa bulan sebelum hasil pemilu AS diumumkan secara resmi, Putin mengatakan pemerintahnya siap untuk bekerja dengan presiden AS mana pun, sebagaimana dilaporkan oleh media Independent.

Namun, pernyataannya seringkali tampak kurang antusias jika menyangkut kepresidenan Biden. Putin menuduh Biden menggunakan retorika anti-Rusia selama kampanye.

Sebagaimana dicatat beberapa analis politik Rusia, hubungan Putin dengan Biden selama empat tahun ke depan mungkin tidak akan sehangat yang terlihat dengan Trump. Hal ini mengingat Biden adalah mantan wakil presiden Presiden Barack Obama, yang membalas Kremlin, karena ikut campur dalam pilpres sebelum dia meninggalkan jabatannya pada tahun 2016 lalu.

Sama seperti Putin, Xi Jinping juga belum mengucapkan selamat kepada Biden, juga tidak ada juru bicara media resmi yang menyuarakan komentar.

Meski begitu, dilaporkan reaksi awal China terhadap terpilihnya Biden condong ke arah positif tetapi tidak pasti. Media pemerintah China hanya mengharapkan hubungan yang tidak terlalu bermusuhan antara dua kekuatan teratas dunia itu.

"Kepercayaan strategis telah dihancurkan, pertukaran politik tingkat tinggi hampir sepenuhnya berhenti dan tidak ada kerja sama yang substansial," kata Xin Qiang, ahli studi AS di Universitas Fudan, kepada media pemerintah, dikutip dari ABC News.

"Tapi Biden setidaknya bisa membuat beberapa terobosan pada dua aspek terakhir," lanjutnya.

Sementara Hu Xijin, editor tabloid Global Times menuliskan jika kebijakan Biden terhadap belum jelas apakah akan melunak atau menyesuaikan keadaan.

"Tetapi setidaknya saya pikir mungkin pemerintahan Biden di masa depan akan menghilangkan aspek performatif dari sikap Trump terhadap China. Apapun yang terjadi, ini akan menjadi waktu paling tidak stabil di Amerika dengan faktor paling tidak pasti," tulis Hu.

Hu juga menambahkan China harus bersiap untuk semua kemungkinan, menambahkan ia mendesak Beijing untuk menghindari memprovokasi Trump secara pribadi, sehingga kemarahan apapun tidak akan mempengaruhi hubungan AS-China di masa depan.

Namun diketahui akun Twitter People's Daily, sebuah grup media Partai Komunis, secara terbuka mengolok-olok Trump pasca kekalahannya dari Biden. Dalam tweet yang kemudian dihapus, mereka mengejek klaim kemenangan Presiden Trump dengan menulis "haha" ditambah dengan emoji tawa.

Erdogan

Selain kedua pemimpin itu, presiden lain yang mendapat sorotan adalah Recep Tayyip Erdogan. Pemimpin Turki itu juga belum memberi selamat pada Biden.

Diketahui hubungan Turki dan AS di masa Trump sangat mesra. Bahkan, meski Turki melanggar NATO dengan membeli senjata Rusia, Trump tak benar-bena rmemberi sanksi.

https://www.cnbcindonesia.com/news/2...-menang-kenapa

Biden bakal lebih galak bos, gak banyak cincong kek Trump....
fitriasarina
fitriasarina memberi reputasi
1
1.5K
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan