si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Boeing X-32, Pesawat Tempur Canggih yang Terlihat Seperti Sedang Hamil ???
Di dunia ini ada dua negara yang ambisius dan gila dalam pengembangan alutsista, negara tersebut adalah Rusia dan Amerika Serikat. Mereka selalu memunculkan inovasi gila dibidang alutsista militer. Salah satu proyek ambisus AS adalah pembuatan pesawat tempur generasi ke 5 atau biasa disebut sebagai pesawat siluman, waktu itu muncul dua pabrikan yang menawarkan konsep pesawat baru tersebut. Ada Lockheed Martin serta Boeing.

Namun pesawat buatan Boeing pada akhirnya tidak terpilih dalam proyek ini, pihak AS lebih memilih pesawat rancangan Lockheed Martin. Kali ini TS akan ajak gan sist semua berkenalan dengan salah satu pesawat yang tidak terpilih tersebut. Mari kita mulai pembahasannya.


SEJARAH

Seperti judul yang TS tulis pesawat ini memang terlihat seperti sedang hamil gan sist, mengingat ukuran pesawatnya yang gak lazim untuk pesawat tempur. Sebelum membahas rancangan pesawatnya, TS akan ajak kalian mengenal sejarah pesawat ini.

Usulan untuk pembuatan pesawat generasi 5 ini dimulai pada tahun 1993, waktu itu Departemen Pengembangan dan Pertahanan Amerika (DARPA) meluncurkan sebuah program bernama Common Affordable Lightweight Fighter project (CALF).Program ini dibuat untuk menggantikan seluruh pesawat yang digunakan Angkatan Udara AS waktu itu.

Pesawat yang hendak digantikan waktu itu adalah F-16 Fighting Falcon, F/A-18 Hornet serta AV-8B Harrier II. DARPA ingin dibuatkan pesawat yang bisa menjalankan berbagai macam misi sekaligus, sehingga Angkatan Udara AS hanya mengoperasikan satu jenis pesawat saja kedepannya.




Ilustrasi Boeing X-32.

Sumber Ilustrasi Foto


Pada tahun yang sama proyek Joint Advanced Strike Technology (JAST) diluncurkan oleh pihak pemerintah, kemudian tahun 1994 kongres pun dilaksanakan. Kemudian hasil keputusan kongres adalah menggabungkan ke dua program tersebut dan menamainya sebagai Joint Strike Fighter (JSF).

Banyak perusahaan yang mulai menawarkan konsep rancangan pesawatnya kepada Departemen Pertahanan waktu itu, namun pada 16 November 1996, rancangan dari Boeing dan Lockheed Martin yang terpilih. Keduanya diberikan kontrak untuk membuat dua purwarupa pesawat, purwarupa tersebut juga disbut sebagai Concept Demonstrator Aircraft.

Dalam proyek ini baik Boeing maupun Lockheed Martin dilarang menggunakan uang milik mereka. Hal ini dimaksudkan agar perusahaan tidak mengalami bangkrut karena pengembangan pesawat yang terlampau mahal, selain itu pemberian dana ini bertujuan untuk memangkas biaya produksi pengembangan pesawat. Masing-masing perusahaan diberi dana masing-masing US$ 750 juta.




Foto: ADAM BURCH/HANGAR-B.COM


Persyaratan yang diberikan untuk pesawat baru ini cukup rumit gan sist, pesawat baru ini harus bisa menggantikan berbagai peran dari 3 pesawat yang digunakan militer AS waktu itu. Persyaratan pesawat baru itu adalah sebagai berikut:

- Pesawat harus bisa lepas landas dari landasan pendek dan mendarat vertikal (STOVL) untuk digunakan Marinir AS.

-Lepas landas dan mendarat konvensional (CTOL), untuk bertugas di Angkatan Udara Amerika Serikat.

-Pesawat bisa dioperasikan di kapal induk, untuk bertugas di Angkatan Laut Amerika Serikat.



Lahirnya Boeing X-32


Setelah kontrak ditandatangani, Boeing segera memulai proyeknya dengan dana yang sudah diatur oleh pemerintah AS. Dengan dana terbatas mereka pun mulai merancang pesawat tersebut diakhir tahun 1996.

Awalnya pesawat ini menggunakan sayap delta dengan bahan fiber komposit, sayapnya memiliki bentang 9,15 meter, dengan sapuan ujung depan 55 derajat dan dapat menampung hingga 20.000 pon bahan bakar. Pesawat ini pun diberi nama X-32, sementara sang saingan Lockheed Martin memberi nama X-35 untuk purwarupa pesawatnya.




Rancangan pertama dengan sayap delta yang lebar.

Sumber Ilustrasi Foto


Boeing kemudian memilih sistem vektor dorong pengangkat langsung , untuk memenuhi persyaratan lepas landas pendek dan pendaratan vertikal (STOVL) Marinir. Karena hal ini hanya akan memerlukan penambahan modul vektor dorong di sekitar pesawat.

Namun pilihan sistem ini mengharuskan mesin dipasang tepat di belakang kokpit, dan memindahkan pusat gravitasi ke depan dari posisi biasanya. Efek lain dari pemilihan sistem pengangkatan langsung adalah sistem pemasukan udara (intake) yang dipasang di dagu pesawat menjadi lebih besar.

Pembuatan intake yang besar ini diperlukan untuk memberi udara yang cukup ke mesin utama (untuk memberikan dorongan yang diperlukan untuk melayang) selama fase kecepatan horizontal nol. Hal ini yang membuat X-32 nampak seperti wanita hamil atau ada juga yang menyebutnya sebagai pesawat tersenyum, karena bentuk intake dibawah badan pesawat yang nampak seperti wajah yang tersenyum.

Pesawat versi pertama ini kemudian dirubah bentuk sayapnya atas permintaan Angkatan Laut, insinyur mengubah rancangan sayap pesawat yang baru dengan ekor kembar miring konvensional yang mengurangi berat badan dan meningkatkan kelincahan.




Konsep rancangan X-32 dengan ekor belakang baru.



Rancangan CTOL untuk Angkatan Udara AS dan versi kapal induk.



Rancangan STOVL untuk vertical landing bagi Marinir AS.



Versi rancangan alternatif untuk Angkatan Laut AS (cmiiw).

Sumber Ilustrasi Foto


Pada tanggal 14 Desember 1999, Boeing meluncurkan kedua pesawat demonstran di pabriknya (Palmdale), California, di depan 5.500 petugas. Pesawat pertama diberi nama X-32A untuk versi CTOL dan kapal induk, sementara pesawat kedua diberi nama X-32B untuk versi STOVL. Pembangunan pesawat yang terakhir telah dimulai sekitar tiga bulan setelah yang pertama dibuat dan selesai enam minggu setelah X-32A.

FYI sistem STOVL (vertical landing) sendiri adalah proses pendaratan pesawat jet tempur yang mendarat dari atas ke bawah gan sist, mirip cara pendaratan helikopter. Biasanya tipe pesawat dengan cara kerja STOVL digunakan untuk mendarat di kapal induk atau kapal angkatan laut milik AS. Untuk lebih jelasnya bisa lihat video dibawah ini.

Spoiler for Ilustrasi STOVL X-32:



Penerbangan pertama X-32A (dirancang untuk CTOL dan uji coba kapal induk) berlangsung pada tanggal 18 September 2000, dari pabrik Palmdale Boeing ke Pangkalan Angkatan Udara Edwards . Pesawat, yang diujicobakan oleh pilot uji Boeing Fred Knox, menempuh landasan sepanjang 2.200 kaki (670 m) searta mengudara dengan kecepatan 150 knot (280 km/jam) sekitar pukul 08.00 pagi.

Tak lama setelah lepas landas, kebocoran hidrolik kecil ditemukan dan penerbangan dipersingkat menjadi 20 menit dari yang awalnya diharapkan 30-40 menit. Menurut Knox, pesawat pengejar F / A-18 membutuhkan "banyak afterburner" untuk mengimbangi X-32 selama tahap awal. Selama penerbangan, pesawat mencapai 10.000 kaki (3.000 m), mencapai kecepatan 200 knot (370 km/jam), dan mencapai sudut serang 13 derajat.

Meskipun penerbangan diperpendek, sekitar 80% dari titik uji yang direncanakan berhasil tercapai. Hal tersebut didukung oleh turbofan afterburning F-22, yang biasa disebut F119-PW-614C. 




Mockup X-32 dengan sayap baru sesuai permintaan Angkatan Laut.

Sumber Ilustrasi Foto


Kemudian tanggal 29 Maret 2001, versi X-32B STOVL melakukan penerbangan pertamanya. Penerbangan tersebut berlangsung selama 50 menit, saat pesawat terbang dari Palmdale menuju Edwards AFB. Penerbangan tersebut awalnya dijadwalkan untuk kuartal ketiga tahun 2000. Versi modifikasi dari mesin F119-PW-614C, yang dikenal sebagai F119-PW-614S digunakan untuk tenaga pesawat STOVL. Pengujian penerbangan kedua pesawat berlanjut hingga Juli 2001.

Pada dasarnya mesin F119-PW-614S adalah mesin pengangkat langsung, sedangkan Lockheed Martin STOVL menggunakan alternatif mesin yang lebih kompleks dan berisiko, yang dikenal sebagai F119-PW-611. Terdiri dari kipas angkat berpenggerak poros jarak jauh yang didukung oleh mesin utama. Namun mesin ini menghasilkan daya dorong angkat lebih besar dan dengan demikian jangkauannya akan lebih jauh daripada turbofan vektor dorong sederhana.




Foto: ADAM BURCH/HANGAR-B.COM


Pesawat yang dioperasikan oleh satu orang kru ini memiliki panjang mencapai 13,72 m, rentang sayap 10,97 m, tinggi 5,28 m. Berat kosongnya mencapai 10.900 kg dengan berat lepas landas maksimal 17.200 kg. Menggunakan mesin F119-PW-614S afterburning turbofan dengan ecepatan maksimum mencapai 1.931 km/jam dengan daya jelajah mencapai 1574 km.

Untuk persenjataan yang digunakan adalah sebagai berikut:

Meriam: 20 mm M61A2 atau 27 mm Mauser BK-27.

Internal: 6 AMRAAM rudal udara ke udara atau 2 AMRAAM rudal udara ke udara dan 2 x bom berpemandu laser (900 kg).

Eksternal: Membawa berbagai jenis senjata dan rudal (tidak disebutkan jenisnya) serta tangki bahan bakar tambahan, dengan beban yang bisa dibawa mencapai 6800 kg.

Pada bulan Oktober 2001 Departemen Pertahanan mengumumkan bahwa Lockheed Martin dengan program X-35 menjadi pemenang kontes gila ini, kemudian X-35 pun mulai diproduksi dan sekarang kita lebih mengenalnya dengan nama F-35 Lightning II. Hal ini tentu sebuah pukulan telak bagi Boeing karena gagal memenangi kontes skala nasional tersebut.




Foto: ADAM BURCH/HANGAR-B.COM


Namun begitu dari kegagalan tersebut, pihak Boeing pun mulai mengembangkan teknologi baru dari basis X-32 yang gagal tersebut. Sebenarnya salah satu alasan gagalnya pesawat ini menang kontes karena bentuk intake yang membuatnya terlihat seperti sedang hamil gan sist. Selain itu saat mulai terbang jika kita perhatikan pesawat ini seolah tersenyum, hal ini akibat rancangan intake yang besar dibagian dagu atau lambung pesawatnya.

Sebagai perbandingan mari kita lihat X-35 buatan Lockheed Martin yang terlihat lebih minimalis dan sederhana. Berikut foto perbandingannya.




X-35 Lockheed Martin, sang pemenang kontes.

Sumber Ilistrasi Foto



X-32 Boeing, yang gagal menang kontes.

Sumber Ilustrasi Foto


Bagi agan sista serta ane pribadi, tentu kita lebih sreg dengan rancangan X-35 bukan ? Sebenarnya kalau dilihat versi CTOL-nya dari atas pesawat ini gak terlalu buruk. Hal yang membuat buruk adalah ketika kita melihat dari depan dan dari bawah.

Sebenarnya proyek F-35 memiliki segudang masalah sampai saat ini gan sist, walaupun dia adalah sang pemenang. Pesawat ini salah satu pesawat yang boros anggaran dalam sejarah jet tempur AS, total anggarannya kini sudah membengkak menjadi US$ 391 Miliar untuk 2.457 pesawat.

Jika X-32 Boeing menang waktu itu, kemungkinan mereka juga akan mengalami masalah yang sama dengan X-35. Mengingat proyek ambisius untuk menciptakan sebuah pesawat yang handal diberbagai cuaca dan bisa melakukan berbagai misi adalah suatu hal yang sulit diwujudkan, karena pada dasarnya setiap misi memerlukan pesawat tersendiri sesuai kebutuhannya. Bagi yang ingin tahu proses uji pesawat ini bisa klik sopiler dibawah.

Spoiler for Uji Coba X-32:


Setelah gagal jadi juara masing-masing purwarupa pesawat dipajang di dua tempat berbeda gan sist. X-32A Boeing dipajang di National Museum of the United States Air Force yang terletak di Dayton, Ohio. Pesawatnya sudah direstorasi, setelah sebelumnya terlihat kurang terawat karena dulu ia selalu ditempatkan diluar ruangan.

Sementara sang adik yaitu X-32B, ditempatkan di Patuxent River Naval Air Museum yang terletak di. St. Mary's County, Maryland. Pesawat ini kemudian juga direstorasi dan mulai dipajang kembali bulan Juni 2009.



Kondisi X-32A saat ini.

Sumber Ilustrasi Foto

Demikian kisah panjang "Si Pesawat Hamil" yang anaknya tak kunjung lahir, ini adalah salah satu proyek ambisius dari Uwak Sam gan sist. Semoga ulasan kali ini bisa menambah wawasan baru buat kita semua terutama dibidang alutsista, sampai ketemu lagi. Enjoy Kaskus emoticon-Angkat Beer


Referensi: 1.2.3.4
I'ustrasi: google image
Diubah oleh si.matamalaikat 05-11-2020 13:11
BlueGuy.BuleGay
Feraldi.Noval
itkgid
itkgid dan 43 lainnya memberi reputasi
42
15.4K
97
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan