Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

extreme78Avatar border
TS
extreme78
Sikap 6 Gubernur DKI soal Tiang Monorel Mangkrak


Jakarta - Tiang monorel menembus era Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso hingga Anies Baswedan. Tiang itu kini dituntut untuk dicabut. Begini kata para gubernur Jakarta soal tiang monorel mangkrak.
Berdasarkan catatan pemberitaan detikcom sampai Kamis (22/10/2020), proyek monorel ini dimulai sejak era Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso alias Bang Yos.
Pembangunan pertamanya diresmikan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada 14 Juni 2004.

Kini proyek monorel mangkrak, tiang-tiang monorel masih berdiri begitu saja. Berikut adalah kata para gubernur Jakarta dari dulu hingga sekarang:

1. Sutiyoso (1997-2007): Kecewa


Proyek sudah dimulai sejak 2004, namun pada 2006 proyek sudah mulai terlunta-lunta. Bang Yos kecewa.

"Kalau bertele-tele, mungkin tidak bisa. Kalau keadaan begini ya tentu tertunda. Aku tentu kecewa," kata dia di Balai Kota, 3 Agustus 2006 silam.

Sutiyoso beranggapan itu bukan proyek Pemprov DKI, namun proyek konsorsium dan swasta yakni PT Jakarta Monorail (PT JM). Sutiyoso menolak mengeluarkan jaminan risiko pembangunan monrel yang disyaratkan Departemen Keuangan kala itu.

2. Fauzi Bowo (2007-2012): Ini bukan proyek DKI

Fauzi Bowo alias Foke menyatakan proyek monorel bukan kepunyaan Pemprov DKI. Proyek ini adalah proyek PT JM. Pemprov DKI cuma memberikan izin rute saja.

"Soal monorel, proyek ini bukan DKI, tapi punya PT Jakarta Monorail. Pemegang sahamnya saya nggak tahu. Jadi Pemprov hanya memberikan alignment, rutenya di mana. Selebihnya jadi tanggung jawab pengembang (Jakarta Monorail), yaitu membangun, mengoperasikan, dan mencarikan pembiayaan," tutur pria yang akrab disapa Foke di kantor detikcom, Jakarta, 6 September 2012.

Pihak PT JM minta ganti biaya investasi Rp 600 miliar, namun Foke menolak. Saat itu, Pemprov DKI hanya akan membayar sesuai rekomendasi Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

"Dengan adanya penghentian perjanjian ini memang ada permintaan pergantian dana investasi yang diminta perusahaan itu sebesar Rp 600 miliar dan tidak bisa kita penuhi. Maka itu kita berpulang kepada rekomendasi BPKB yang terakhir, saya berpegangan pada rekomendasi BPKP maksimal setinggi-tingginya Rp 204 miliar. Dari segi Pemprov DKI berusaha untuk mengupayakan seefisien mungkin untuk kebutuhan transportasi bagi warga Jakarta," kata Foke, 19 September 2011.

3. Jokowi (2012-2014): 1.000 groundbreaking tak masalah


Joko Widodo (Jokowi) melanjutkan sempat mencoba melanjutkan proyek monorel yang sempat terhenti. Dia bahkan melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan monorel di Tugu 66, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. Hadir pula Komisaris Utama PT Jakarta Monorail, Edward Soeryajaya.

"Setelah proyek ini terhenti selama 5 tahun, dengan mengucap bismillah pada tanggal 16 Oktober 2013, saya nyatakan proyek monorel oleh PT Jakarta Monorail saya nyatakan dilanjutkan kembali," kata Jokowi di lokasi peresmian, 16 Oktober 2013.

Namun setahun kemudian, proyek mangkrak lagi gara-gara Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang tak kunjung kelar. Mangkraknya proyek ini disebut Jokowi karena kehati-hatian. Dia minta syarat proyek monorel dilengkapi oleh investor dan pengembangnya.

"Groundbreaking itu dulu sudah ada. Mau seribu kali enggak masalah, wong bukan duit kita kok. Ngapain sih kamu ribut itu, orang bukan duit saya atau APBD kok ribut. Memang kita sudah berikan lampu hijau, dengan syarat-syarat itu tadi," kata Jokowi di Balai Kota, 25 Februari 2014.

4. Ahok (2014-2017): Monumen penipuan.


Pada 26 Juni 2014, Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengungkapkan dia bakal memutus kontrak dengan PT JM. Dia memastikan tiang-tiang monorel bakal jadi 'monumen'.

"(Aset yang sudah terbangun) Enggak bisa disita juga, karena tiang punya Adhi Karya. Kalau kita mau pakai ya bayar. Tapi saya jamin enggak akan dibongkarlah. Mungkin dijadikan monumen terjadi penipuan, atau dijadikan tiang untuk light rail," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, 30 Oktober 2014.

5. Djarot (2017): Harus dibongkar!

Djarot Saiful Hidayat kemudian melanjutkan kepemimpinan di DKI tak sampai setahun karena Ahok dibui. Djarot meminta tiang-tiang monorel dibongkar.

"Harus dibongkar kemudian tidak ada lagi jalur lambat dan jalur cepat. Kita akan tutup di situ. Sehingga lebar itu yah," kata Djarot di Balai Kota Jakarta, 11 Agustus 2017.

6. Anies (2017-2022): Nanti kita lihat


Gubernur berganti lagi, kali ini Anies Baswedan yang menjabat. Anies belum langsung memutuskan apa yang bakal dilakukannya terhadap tiang-tiang beton itu.

"Nanti kita lihat manfaat yang paling baik," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, 25 Oktober 2017.

https://news.detik.com/berita/d-5223...rel-mangkrak/2

Bau2 korupsi ini emoticon-Leh Uga
aiqing
trimusketeers
materaitempel
materaitempel dan 3 lainnya memberi reputasi
4
2K
27
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan