Mempertahankan hubungan memang tidak semudah memulai sebuah hubungan. Akan ada banyak kerikil dan duri yang bertebaran.

Semakin lama kita menjalani hubungan bersama pasangan, maka akan semakin terlihat perbedaan. Baik dari sisi kebiasaan, cara pandang, sampai hal yang remeh-temeh. Hal inilah yang kadang kala menimbulkan perdebatan, pertengkaran, dan rasa tidak nyaman atau tidak cocok pada pasangan.



Sebagian pasangan ada yang memilih untuk memperbaiki hubungan dengan cara yang baik. Mencari akar permasalahan dan menguraikannya secara perlahan, menambah wawasan dan ilmu agar bisa menjalin berkomunikasi yang benar dengan pasangan, atau mencari orang yang tepat untuk memberikan solusi.

Namun, tidak sedikit juga pasangan yang menghadapi ketidaknyamanan itu dengan cara yang salah. Mereka memilih menghilangkan kepenatan bersama teman-teman di bar, menceritakan kepada lawan jenisnya, atau mencari tempat pelarian yang baru. Hal tersebut sebenarnya tidak mendatangkan solusi sama sekali. Justru akan mendatangkan masalah baru yang lebih pelik.

Akhirnya, hubungan dengan pasangan semakin buruk, perbedaan semakin terlihat jelas, dan perdebatan tidak bisa lagi dielakkan. Ketika semua ini terjadi, sebagian pasangan--terutama perempuan, memilih tetap bertahan. Kenapa? Yuk, simak alasan yang terjadi pada umumnya.



1. Terlanjur Cinta.



Bagi sebagian wanita yang sudah diikat dalam sebuah hubungan, biasanya akan menjalani hubungan itu dengan sungguh-sungguh. Sehingga lama kelamaan akan menghasilkan cinta yang dalam.

Cinta yang dalam membuat orang susah untuk melihat keburukan pasangannya. Meskipun sudah diduakan atau diperlakukan tidak nyaman, tetapi rasa cinta membuat mereka tetap bertahan. Mereka meresa tidak akan bisa hidup tanpa pasangannya, atau beranggapan mereka akan tambah tersiksa jika harus berpisah dengan pasangannya.

2. Faktor Keuangan.

Sebagai orang yang bertanggung jawab pada rumah dan anak-anak, ada sebagian wanita yang memilih untuk tidak berkarir atau bekerja. Mereka lebih fokus pada tugas yang mereka emban. Hasilnya, semua keuangan dihandle oleh suami sebagai kepala keluarga.

Sebenarnya semua sah-sah saja dan tidak ada buruknya. Hanya saja, jika terjadi sesuatu yang merugikan pihak perempuan, banyak perempuan yang memilih untuk diam. Mereka tidak bisa berpendapat atau berbuat banyak karena takut dibuang oleh pasangannya.

Perlakuan dan ketidaknyamanan yang diterima kadang hanya dapat dilawan dengan air mata.



3. Alasan Anak-anak.

Anak adalah pengikat dalam sebuah hubungan pernikahan. Jadi wajar saja begitu banyak pasangan yang merasa tidak nyaman dengan hubungan mereka, tetapi memilih diam.



Mungkin bagi istri atau suami perpisahan adalah jalan keluar yang terbaik. Namun, tidak bagi anak-anak. Mereka butuh sosok ibu dan bapak yang lengkap. Kebutuhan dan alasan inilah yang membuat pasangan tetap bertahan.

4. Pasangan yang Tidak Pernah Berbuat Kasar.

Saat diduakan pasangan tentu hati akan remuk dan hancur, kepercayaan akan hilang dan rasa cinta akan berkurang. Namun, begitu banyak yang memilih untuk mempertahankan hubungan. Alasannya sederhana sebenarnya. Karena pasangannya tidak kasar. Meskipun mungkin dalam hal kasih sayang telah berubah dan berkurang.

Mereka yang berpendapat seperti ini biasanya takut kelak mendapatkan pasangan yang lebih buruk dari pasangannya saat ini.



5. Pertimbangan Keluarga Dekat.

Perpisahan memang bukan hal yang baik bagi sebuah keluarga. Wajar saja jika ada keluarga yang sangat membenci perpisahan. Ada yang menganggap kalau perpisahan adalah aib bagi keluarga besar. Jadilah yang jadi korban anak dan menentu mereka.

Banyak pasangan yang bertahan demi nama baik keluarga besar mereka.

Semoga keluarga kita bisa mencari solusi yang terbaik dari setiap permasalahan yang ada, sehingga bisa menjadi keluarga yang bahagia.