Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

aduhaisayangAvatar border
TS
aduhaisayang
Suaminya Ngambek karena Gak Dikasih Susu. Istri ini Terpaksa Berbohong karena

Istriku memang perhatian. Saking perhatiannya kadang dia tegas bernada tinggi Seperti: "Yah, jangan tidur larut malam. Besok diterusin lagi tugas kantornya. Ntar sakit." Atau ketika hari minggu. "Ayah gak jogging? Mumpung libur loh. Olahraga seminggu sekali." Dan ketika mau makan jeroan. "Hati lagi, usus lagi, paru lagi, jeroan terus. Itu gak bagus untuk kesehatan Ayah!" Ucapnya sambil menarik piringku.

Terkadang jengkel juga sih banyak banget peraturan. Tetapi kalau dipikir lagi, itu semua karena dia sangat mencintaiku. Dasarnya diriku saja yang ngeyel. Seperti saat aku sedang terserang diare. Dia melarang keras aku minum susu. Biasanya tiap hari sebelum ngantor aku disuguhi roti dan susu. Eh ini malah teh jahe hangat. Rasanya ada yang kurang kalau belum minum susu dalam sehari. Sudah kebiasaan.

"Ayah itu belum boleh minum susu. Sabar ya, Ntar kalau diarenya sudah sembuh ga apa-apa. Pasti bunda kasih." Tutur istriku di pagi itu. Aku pun mengiyakan dan menahan diri dari kepengen meminum susu. Ini sudah hari ke dua aku puasa minum susu.

Setiba di kantor aku bekerja seperti biasa. Dan ketika sampai jam makan siang aku dibikin kaget bukan kepalang. Di dalam tas khusus bekalku ada sebotol cairan putih. Seketika mataku membulat besar. "Oh susssuu." Ucapku mendesis dengan suasana hati berbunga-bunga.

Tak perlu waktu lama botol itu langsung aku raih. Membuka tutupnya. Dan dalam hitungan beberapa detik kemudian langsung aku gunakan untuk membasahi tenggorokan yang sudah dua hari ini tak dilewati susu. Tapi...

Alamak! Ini aneh rasanya. Tidak seperti biasanya yang dibawakan istriku. Tetapi cukup lumayanlah untuk mengobati dahaga ini. "Yaang, ini yang bunda bawakan susu apa merknya? Kok rasanya beda?" Tanyaku dari seberang lewat telpon.

"Oh itu susu lebih segar yaang. Lebih mahal juga. Kualitas ekspor. Bagus untuk stamina ayah." Jawab istriku. Aku pun percaya saja. Toh juga dari kekentalan dan rasa manis memang seperti susu. Aku percaya istriku memberikan yang terbaik.

Setiba di rumah, malam itu aku penasaran saja dengan merk susu yang istriku berikan. Sehingga aku cari ke sana sini. Seisi dapur sudah digeledah. Kulkas. Lemari makanan. Tempat-tempat biasanya menyimpang makanan. Tidak ditemukan. Hanya ada susu yang biasa aku minum.

Hal sepele sih. Tapi aku ini orangnya penasaran dan pengen tahu. Akhirnya aku masuk ke kamar pribadi. Kamar khusus tempat aku lembur mengerjakan tugas kantor dan main game agar tak diganggu anak-anak. Di kamar ini pula aku letakkan seperangkat alat yang terhubung ke CCTV untuk merekam aktivitas beberapa titik di rumah. Iseng aku check dua kamera yang di dapur dan ruang makan, memutar ulang adegan jam subuh sampai sebelum berangkat ke kantor.

Di situ aku melihat, ternyata istriku memasak dengan kondisi yang sepertinya masih ngantuk. Berulang kali dia peragangan dan menguap lebar, lalu memijat-mijat pundak. Pekerjaan itu dilakukannya setiap hari. Bisa jadi dia pernah merasa bosan. Tetapi tak pernah sekalipun mendengar keluhannya. Paling saat dia jatuh sakit, tiba-tiba berubah manja.

Beberapa puluh menit kemudian. Rasa penasaranku terjawab. Oh ternyata, istriku mendapat cairan seperti susu itu dari air putih yang keluar saat menanak nasi. Aku pun menepuk jidat sambil tertawa geli. Teringat saat zaman susah dulu emak sering memberi kami cairan seperti susu itu. Emak bilang itu minuman SusNi (Susu Nasi).

Istriku memang cerdas. Dia sudah berbohong. Berbohong demi menyenangkan perasaanku. "Wow, susu mahal lagi ni." Ucapku nyengir saat ibu dari anak-anakku itu memasukkan botol berisi Susu Nasi ke dalam tas. Istriku pun senyum nyengir. Geli melihat senyumnya yang berusaha keras menutupi kebohongan.


Keesokan harinya, hari minggu. Selepas subuh aku melarang istriku beranjak dari kasur. "Bunda lanjut istirahat aja." Ucapku sambil menarik tangannya. "Hari ini ayah yang masak dan mengurus anak-anak."

Istriku pun mengerenyitkan kening seperti sedang memproses kata-kataku yang tak diduganya, kemudian tersenyum dengan manis setelah melihat aku bersungguh-sungguh. Pagi itu, sebagai hadiah, tanpa diminta aku diberinya susu segar yang hangat.

Silahkan pembaca petik hikmah sebanyak-banyaknya dari kisah ini. Sebenarnya diri ini takut memberikan banyak nasihat tentang berumah tangga. Diri ini pun masih belajar dan terus belajar, senantiasa memperbaiki diri. Prinsip sederhana yang ku warisi dari orang tua kurang lebih seperti ini..

Quote:



Sumber: Terinspirasi dari Kejadian Nyata yang TS Alami 


joyanwoto
egirosario
tien212700
tien212700 dan 10 lainnya memberi reputasi
9
7.1K
24
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan