Carut marutnya bansos yang berupa bantuan sembako acapkali terjadi di jaman pandemi covid19.
Dari beras berkutu,beras plastik atau penimbunan bahan makanan dan sebagainya.

Terlebih masih carut marutnya data kependudukan di bangsa ini yang bertahun-tahun tak kunjung semakin baik.
Makin menambah makin carut marutnya bansos dan bantuan langsung tunai ke masyarakat.
Seringkali program-program sosial malah tak tepat sasaran.

Ketika tertimpa musibah maka pemikiran akan memperbaiki sangat kuat tapi takkala musibah itu berlalu maka terlupakanlah hasrat tersebut.
Kejadian seperti ini akan terus terulang di bawah rezim siapapun di era reformasi ini.

Apalagi saat pandemi covid19 ini.
Ane contohkan saja kota Jakarta yang pembagian bansosnya sering kali ricuh dan kadang tak tepat sasaran.
Padahal bansos tersebut adalah angin segar bagi masyarakat di tengah himpitan ekonomi akibat pandemi covid19.

Padahal pada tahun 2015 di era Ahok.
Pemprov DKI sempat meluncurkan kartu E-Natura yang bisa menjadi solusi akan carut marutnya pembagian bansos ke masyarakat saat ini.
Masyarakat sangat membutuhkan pertolongan saat pandemi covid19 ini.
Lagi-lagi program ini terlupakan oleh penerusnya.

Sejujurnya kartu E-Natura ini sangat bagus dalam meminimalkan bansos tak tepat sasaran dan menjadi pengawas yang cukup bagus dalam penyalahgunaan bansos.


seperti yang kita baca di atas.
Bukankah ini bisa membantu meringankan kerja Pemprov DKI dalam pemberian bansos.
Bahkan bisa membantu roda ekonomi biar berputar walau lambat.
Sayangnya program ini terlupakan begitu saja hingga saat ini.


Harusnya kita melihat kebijakan seseorang itu bukan dari orang yang mencetuskannya tapi melihat manfaat besarnya bagi masyarakat.
Namun kita sering kali lupa bahwa kita ini bukan manusia paling sempurna.
Akan selalu ada cacat yang menempel di setiap manusia di muka bumi ini.

Sayangnya sering kali manusia merasa paling sempurna walaupun itu berakibat buruk kepada masyarakat.
Akhirnya hati nuranilah yang menentukan.

"Manusia jahat itu bukan karena terlahir jahat tapi karena memilih jalan terburuk bagi hidupnya".