singawallahAvatar border
TS
singawallah
Kekayaan Konglomerat Djarum, Salim, MNC, Astra, Barito Hingga Bakrie Digerus Corona




KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kehilangan kapitalisasi pasar (market capitalization) sebesar Rp 1.390,43 triliun. Market cap IHSG turun 19% sejak awal tahun menjadi sebesar Rp 5.878 triliun, Jumat (18/9).

Penurunan tersebut juga mempengaruhi kekayaan konglomerat. Market cap emiten konglomerasi turun lantaran pelaku pasar khawatir pandemi akan menekan kinerja. "Sehingga, harga saham rata-rata turun," ujar Hans Kwee, Direktur Anugerah Mega Investama, Minggu (20/9).

Grup Barito mencetak penurunan market cap paling dalam. Kapitalisasi pasar grup ini turun 28,16%.

Kinerja BRPT sejatinya tidak terlalu buruk. Pendapatan dari anak usaha Star Energy di kuartal dua lalu US$ 130 juta. Meski turun 1,6% secara kuartal, angka ini naik 9,2% secara tahunan.

Baca Juga: Impor Sirop Fruktosa Kena Bea Masuk 24%, Produsen Fruktosa Lokal Tersenyum Manis

Namun, produksi petrokimia PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), anak usaha yang lain, turun 5,7% secara kuartalan, akibat PSBB April-Mei. Selain itu, TPIA mengalami rugi kurs.


Kondisi tersebut membuat BRPT dan TPIA dilepas investor. Lee Young Jun, analis Mirae Asset Sekuritas, memprediksi, kondisi ini akan berlangsung hingga akhir tahun. Dia baru memasang bullish untuk saham BRPT jika pandemi berakhir dan aktivitas ekonomi global kembali pulih.

Ada yang rada kebal
Memang, masih ada sejumlah saham yang kebal terhadap efek kejut akibat pandemi. PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) misalnya. Emiten Grup Djarum ini mencetak kenaikan market cap 41,22% sejak awal tahun, seiring meningkatnya kebutuhan layanan telekomunikasi.

Cuma, emiten Grup Djarum lain, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), mencetak penurunan market cap 13,63%. Lantaran market cap BBCA jauh lebih besar dari TOWR, akhirnya market cap emiten Grup Djarum turun 11,18% .

Arief Machrus, analis NH Korindo Sekuritas, mengatakan, BBCA diperkirakan akan merestrukturisasi hingga 30% dari total portofolio kredit. Alhasil, margin pendapatan bunga bersih alias net interest margin (NIM) akan tertekan.

Hariyanto Wijaya, Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas, menilai, investor bisa memanfaatkan penurunan harga saham untuk masuk. Ia merekomendasikan saham defensif, seperti saham sektor barang konsumsi.

Alternatif lain, saham sektor perkebunan. "Harga jual CPO sedang naik," kata Hariyanto.

Berikut perubahan market caps emiten konglomerasi di Bursa Efek Indonesia (BEI):


[url]ttps://halloindo.com/kontan/2020/09/21/kekayaan-konglomerat-djarum-salim-mnc-astra-barito-hingga-bakrie-digerus-corona[/url]
nomorelies
eyefirst2
anon009
anon009 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.3K
21
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan