Wisata danau eksotik di tengah kota Situ Gede Tasikmalaya

Gambar: dokpri



Ok, GanSis. Kita jalan-jalan menyusuri sepanjang jalan kenangan.

Tasikmalaya, dikenal juga dengan banyak gelar, diantaranya Kota Santri dan Kota Resik. Dari kata itu, tak salah memang gelar itu disematkan. Sesuai dengan alamnya yang indah dan asri. Kondisi itu didukung oleh tempat-tempat wisata alam yang menjadi ikon kota. Sebut saja wana wisata Gunung Galunggung, Pantai Cipatujah dan Sindangkerta, Goa Pamijahan, wisata taman yang lagi marak, curug serta danau


Gambar: Disparbud Jabar

Menyebut danau, ane seakan diingatan dengan sebuah danau yang berada di tengah kota Tasikmalaya yaitu Situ Gede. Lokasinya terletak di Kelurahan Linggajaya Kecamatan Mangkubumi. Danau seluas 47 hektar dengan kedalaman hingga 6 meter itu tak kalah indah dan eksotik dengan dikelilingi bukit-bukit kecil. Bahkan di sebelah selatan dijadikan view dari beberapa komplek perumahan.

Situ Gede memiliki sebuah pulau kecil yang dinamai Pulau Gading. Di pulau itu terdapat tiga makam keramat yang menjadi daya tarik pengunjung. Makam tersebut adalah tempat bersemayamnya Eyang Prabu Adilaya atau Prabudilaya, serta kedua pengawalnya yang bernama Ki Sagolong dan Ki Silihwati.

Konon mereka berasal dari Sumedang. Prabudilaya adalah putra mahkota Sumedang Larang yang berniat mengembara untuk memperdalam ilmu kanuragan dan ilmu agama. Ditemani istrinya Dewi Kondang Hapa beserta pengawalnya, ia menemui Syekh Jawa Raga untuk berguru di Mataram. Oleh Syekh Jawa Raga, Prabu diberikan seorang perempuan untuk dijadikan istri kedua, bernama Dewi Cahya Sakarembong. Setelah itu mereka berangkat ke tanah Sukapura (Tasikmalaya) untuk menambah ilmu. Namun terjadilah kesalahpahaman diantara kedua istrinya. Mereka saling curiga suaminya dikuasai masing-masing, karena selama itu mereka tak pernah disentuh suaminya layaknya pasangan suami istri. Mereka tak tahu bahwa Prabu sedang menjalankan syarat ilmu kanuragan. Maka mereka berdua pun merencanakan pembunuhan terhadap Prabu karena dianggap tak berguna. Setelah Prabu terbunuh oleh senjata pusakanya ketika sedang terbaring, mereka mencari-cari tempat untuk menguburkan. Tibalah di bukit yang berada di pulau itu, lalu dikuburlah jasad Prabudilaya. Untuk menghilangkan jejak, dibunuhnya pula kedua pengawalnya itu dan dikuburkan di samping makam Prabudilaya. Setelah itu kedua istrinya melanjutkan perjalanannya masing-masing. Dewi Kondang Hapa ke arah barat tepatnya Gunung Goong yang memiliki danau kecil yang kini dijadikan sumber air oleh masyarakat bernama Cibunigeulis. Sedangkan Dewi Cahya Sakarembong ke arah utara dan meninggal di daerah Bantar.


Gambar: Inilah Tasik

Hingga kini makam itu masih dikeramatkan dan banyak diziarahi pengunjung dari berbagai daerah.
Akan tetapi ada pengecualian bagi warga Sumedang yang dilarang berkunjung ke Situ Gede. Entah apa alasannya, tetapi dipercayai bahwa setiap ada pendatang dari kota itu, akan ada akibatnya, baik kecelakaan atau tenggelam yang biasa ditandai dengan hujan angin besar.


Gambar: Inilah Tasik

Mitos di tempat itu memang masih kental. Misalnya saja menurut dongeng turun temurun, Situ Gede memiliki penjaganya berupa empat ekor ikan besar bernama Si Kohkol, Si Layung, Si Genjreng, dan si Gendang. Mereka akan menampakkan diri jika ada yang berkata sembarangan dan tak beradab, sehingga akan mengalami peristiwa naas yaitu tenggelam karena kaget. Ikan-ikan itu juga mengundang penasaran para pemancing. Jika mereka ada yang melihat penampakan ikan tersebut, mereka akan datang dan datang lagi untuk memancing hingga rela berpanas-panasan atau ditengah deras hujan. Wallahualam bissawab.


Gambar: dokpri

Di samping keberadaan makam di pulau itu, Situ Gede menyajikan permainan air dengan menyusuri dan berkeliling dengan perahu atau rakit, juga memanjakan lidah pengunjung dengan aroma ikan bakar dari warung-warung sepanjang tepian. Tak ketinggalan tempat kemping yang nyaman di bukit tepi danau. Menakjubkan!


Gambar: dokpri, inilah penampakan warung ane di bukit tepi danau.

Situ Gede memang pantas menjadi salah satu destinasi wisata di Kota Tasikmalaya dan menjadi ikon. Kenapa ane berpendapat begitu? Karena ane sempat menghabiskan masa kecil di tempat itu. Ane lahir tak jauh dari tempat itu, bahkan pernah membuka warung makan di tepi danau. Meski tak lama karena kebetulan warung ane kena gusur pengembang yang mengelola tempat tersebut untuk view taman sebuah perumahan real estate. Kebetulan juga bertepatan ane sekeluarga diboyong suami bertugas ke pulau seberang.
Sepenggal kisah yang hingga kini menjadi alasan kerinduan terhadap kampung halaman. Di tempat itu tertinggal banyak jejak kenangan yang tak mungkin bisa dilupakan.


Gambar: dokpri, Ketika warung ane kedatangan artis Pepi The Eksplorer

Begitulah Gan, Sis ... Tak akan kecewa jika berkunjung dan berlibur ke suasana pedesaan, di sekitar Situ Gede. Malahan akan timbul rasa ingin kembali berkunjung lagi. Apalagi di masa pandemi ini. Rasa jenuh pasti hinggap selama beberapa bulan ini kita tinggal di rumah. Pilihlah berlibur di suasana alam yang jauh dari keramaian.

Semoga kita tetap sehat dan selalu dilindungi Allah SWT. Dan tetap produktif berkaya meski di rumah saja. Aamiin


Foto: Dokumen pribadi, Disparbud Jabar.
Sumber: Opini pribadi dan
Inilah Tasik