PT Pos Indonesia Harus Bertransformasi, Manajemen-Serikat Pekerja Diminta Kompak

PT Pos Indonesia (Persero) diminta untuk segera bertransformasi, memfokuskan bisnis sesuai inti usaha. Apalagi, Pos Indonesia memiliki banyak kompetisi di era canggihnya teknologi.

Sebab, surat yang selalu dinanti kehadirannya oleh masyarakat Indonesia, kini bisa masuk ke ponsel dalam sekejap tanpa perlu menunggu Pak Pos lagi.

Deputi Bidang SDM, Teknologi dan Informasi Kementerian BUMN, Alex Denni, mengatakan untuk mendukung hal tersebut, hubungan manajemen, pegawai, dan serikat pekerja harus kuat agar bisa menjalankan perusahaan dengan baik.

"Jangan manajemen, pegawai, dan serikat tidak bisa menemukan titik temu, malah dikomporin pengamat dan penonton yang tidak ikut bertanding dan tidak akan ikut merasakan kekalahan yang akan kita hadapi jika kita tidak menghadapi masa depan ini dengan kehati-hatian dan kebijaksanaan," kata Alex dalam peluncuran "Core Values AKHLAK Pos Indonesia" secara virtual, Senin (14/9).

Dia menceritakan pengalamannya saat menjadi Direktur PT Jasa Marga Tbk (Persero). Selama tiga bulan, dirinya dikirim banyak 'surat cinta' dari serikat pekerja yang berisi keluhan dan tuntutan. Alex mengaku menghadapi situasi itu dengan membangun komunikasi yang intens bersama serikat pekerja.

Dari proses itu, kata dia, serikat pekerja mengerti tujuan utama perusahaan dengan kebijakan yang diambil. Karena itu, Alex menekankan pentingnya kesamaan tujuan dan niat dalam sebuah perusahaan yakni membangun Pos Indonesia lebih baik lagi.

"Buka mindset bahwa kita punya tujuan yang sama, semua orang punya niat baik. Semua leader harus lakukan itu. Jangan ada bias. Setiap kali pesan itu ada penyimpangannya, biasanya distorsi akan masuk. Jadi harus ada komitmen oleh leader. Karyawan yang ragu juga harus bertanya. Biasanya karena tidak tahu, karyawan ragu mendukung. Karena itu harus intens berdialog," ujar Alex.

Alex mengatakan, enam nilai yang sudah dibuat Menteri BUMN Erick Thohir yaitu Amanah, Kompetensi, Harmonis, Loyalitas, Adaptif, dan Kolaborasi (AKHLAK), menjadi acuan para direktur dan pegawai menjalankan perusahaan. Kalau harus ada penyesuaian, bisa diselaraskan di dalam BUMN tersebut, tapi tetap mengacu pada enam nilai itu.

Direktur Utama Pos Indonesia, Gilarsi W. Setijono, dalam sambutannya mengatakan Core Values AKHLAK selanjutnya menjadi nilai-nilai utama budaya perusahaan di Pos Indonesia yang harus diimplementasikan dalam perilaku kerja insan Pos pada semua level. 

Enam nilai ini juga diyakini akan selaras dengan strategi bisnis Pos Indonesia yang akan mendorong insan Pos Indonesia untuk berkinerja dengan lebih baik.

"Dengan selarasnya budaya kerja insan Pos Indonesia dengan strategi bisnis yang ditetapkan, diharapkan akan mampu mendorong bertumbuhnya bisnis Pos Indonesia untuk mewujudkan Pos Indonesia Juara," tutur Gilarsi.

Sebelumnya, hubungan manajemen Pos Indonesia dan serikat pekerjanya tidak kompak. Hal ini terlihat dari beberapa aksi demonstrasi yang digelar serikat pekerja di Kantor Pos Indonesia dan Kementerian BUMN.

Terakhir, mereka demonstrasi di kantor Erick Thohir pada Februari 2020, menuntut adanya perbaikan pada sistem manajemen perusahaan.

Mereka menuntut Direksi Pos Indonesia dicopot sebab ada dugaan korupsi. Menurut mereka, Erick Thohir dianggap mampu mengabulkan keinginan para pendemo setelah permohonan mereka di era Rini Soemarno tak bisa dipenuhi.

"Assalamualaikum Pak Erick Thohir. Di sini dengan insan-insan pekerja kami yang dizalimi oleh direksi kami sendiri,” kata salah satu koordinator demo dari serikat pekerja Pos Indonesia, Bro Maji, Jakarta, Kamis (27/2).

Sumber


Berawal dari birokrasi yang baik akan mempengaruhi hal-hal yang baik juga..