'Mbarep Telon', Jodoh Zonasi dan Beragam Mitos Pernikahan Jawa Masih Ada Hingga Kini

Beranda
Komunitas
Entertainment
The Lounge
'Mbarep Telon', Jodoh Zonasi dan Beragam Mitos Pernikahan Jawa Masih Ada Hingga Kini

YenieSue0101

13-09-2020 12:39

'Mbarep Telon', Jodoh Zonasi dan Beragam Mitos Pernikahan Jawa Masih Ada Hingga Kini

Hai, hai, AganSis!

Setiap daerah pasti memiliki ritual atau tradisi pernikahan yang berbeda-beda. Adapun mitos yang berkembang di masyarakat terkadang masih diikuti, terlebih di perkampungan atau pelosok. Ane pun termasuk salah satu yang masih mengikuti aturan atau pantangan seputar pernikahan. Yah, sekedar mengikuti wejangan orang tua sih.

Sebagai orang Jawa tulen, kali ini ane mau sedikit berbagi tentang mitos, pantangan atau aturan seputar pernikahan di Jawa yang ane ketahui. Tentunya yang masih bertahan hingga turun-temurun meskipun sebagian besar memang sulit dipikirkan secara logika.

Apa sajakah mitos tersebut? Kuy, disimak!

1. Calon Mempelai Dilarang Menyentuh Makanan atau Apapun yang Ada di Dapur

Ini ane alami. Jangankan menyentuh makanan, ke dapur untuk mengambil piring saja sudah ditegur. Berdasar kepercayaan orang tua dulu, jika si pengantin menyentuh makanan atau bahan makanan, maka makanan tersebut akan rusak atau tak bisa dipakai. Misal, kita ikut membantu membuat kue, maka kue tersebut akan gagal/tidak bisa mengembang dan sebagainya. Hal ini berlaku untuk jenis makanan yang lain.

2. Mbarep TelonTidak Cocok Untuk Menikah

Mbarep Telondiambil dari bahasa Jawa yang artinya, mbarep = anak pertama, telon = tiga. Jadi kurang lebih penjelasannya, jika kamu anak pertama, ayahmu juga anak pertama, maka kamu tidak boleh menikah dengan anak pertama. Ini berlaku juga jika calon ayah mertuamu juga anak pertama. Menurut para orang tua, bisa mengalami kesialan dalam menjalani rumah tangga, misal seret rejeki dan sebagainya.

3. Jodoh Zonasi

Ane menyebutnya begitu. Ini cuma istilah saja, biar mudah memahaminya. Jadi, jika kamu cewek, kakak/adik kamu cewek, maka kalian tidak bisa menikah dengan pria yang berasal dari daerah yang sama. Ane sendiri belum paham patokan daerah ini tingkat kecamatan atau kabupaten atau kota. Hal ini tidak berlaku jika kamu dan saudaramu berbeda gender.

4. Makan Nasi Pengantin Biar Cepat Ketularan Menikah

Ini sering ane alami pas dulu masih jomlo. Tiap kali ada saudara menikah, ane pasti selalu disuapin nasi sisa pengantin yang biasanya berupa nasi kuning dengan hiasan cabe dan wortel. Mereka bilang biar cepat menyusul. Sampai sekarang ane masih tak paham apa korelasinya dengan ketemu jodoh.

5. Mencuri Bunga Melati Pengantin Biar Ketularan Menikah

Aneh tapi nyata, masyarakat di daerah ane masih memercayai mitos ini. Biasanya yang mencuri sih emak-emak mau ngambil buat anaknya. Kalau anaknya sih cuek saja, toh jodoh sudah ada yang mengatur.

6. Riasan Tidak Manglingi Tanda Tak Perawan

Kalau mitos yang satu ini sepertinya sudah tak berlaku pada jaman sekarang. Semakin mahirnya para perias pengantin telah mematahkan kepercayaan ini. Manglingi atau tidaknya seorang pengantin tidak lagi bergantung pada keperawanan, tetapi pada penata riasnya. Benar tidak, agansis?

Nah, sebenarnya masih ada beberapa mitos dan aturan lain yang berkembang di Jawa seperti perhitungan hari, weton dan sebagainya, tetapi ane tak terlalu paham. Hanya orang-orang tertentu yang mengerti, jadi biarlah menjadi misteri. Mitos sebenarnya hanyalah sebuah kepercayaan dan semua terserah kepada diri kita sendiri, boleh percaya, boleh tidak. Tidak ada paksaan, pun tak ada aturan untuk melarang mitos-mitos tersebut. Sebagai generasi muda, kita hanya perlu menghormatinya saja.

Demikian thread kali ini. Semoga menambah informasi baru. Terima kasih sudah menyimak dan jangan lupa tinggalkan jejak.

Penulis : @YenieSue0101
Referensi : Pengetahuan Pribadi
Ilustrasi : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8