Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

akil.2002Avatar border
TS
akil.2002
Ketika Pandemi Membuatmu Menjadi Pribadi Yang Lebih Peduli Terhadap Keuangan

Pandemi telah merubah banyak hal dalam hidupku. Pekerjaan, keluarga, teman, hingga keuangan dalam hidupku. Menjadi perantau di kota orang sudah kutekuni sejak 3 tahun yang lalu. Tinggal sendiri di sebuah kos-kosan seorang diri telah membuatku jadi lebih mandiri. Dari makan hingga kebutuhan sehari-hari perlahan-lahan bisa aku pelajari. Aku merasa telah menjadi pria yang lebih dewasa. Namun ada satu hal yang telat aku pelajari. Yaitu bagaimana kelola keuangan diri sendiri. 

Padahal gajian selalu datang tepat waktu, namun entah kenapa selalu habis saja begitu tiba di akhir bulan. Uang gajian itu terasa seperti air yang mengalir begitu saja. Lebih tepatnya seperti air yang mengalir dari hulu ke hilir yang terbentur oleh bebatuan dan tetap melewati batu-batuan yang membenturnya itu. Seperti hidupku yang tanpa sadar menggunakan gaji itu untuk berbagai keperluan, kebutuhan dan kesenangan. 



Akibatnya aku hidup sebagai orang yang lupa apa itu menabung, investasi dan sedekah. 

Tapi karena pandemi ini akhirnya aku belajar. Bahwa kita perlu mengelola pendapatan dan pengeluaran yang kita miliki. Berapa persentase yang harus kita alokasikan untuk ditabung, untuk diinvestasikan dan untuk disedahkan. Dan semua itu baru aku sadari ketika badai menghantam keuanganku.

Singkat ceritanya, pandemi ini membuat aku harus kehilangan pekerjaanku. Hal ini membuatku sangat terpukul, ditambah tabungan yang menipis. Belum lagi harus membayar uang bulanan kosan dan makan. Awalnya aku mencoba untuk meminjam duit pada orang-orang terdekatku, namun semua mendadak berubah. Semua mendadak menjadi pribadi yang apatis yang lupa dengan temannya. Pelajaran lain yang juga aku pelajari, saat kondisi sulit ini, teman terdekamu juga akan melupakanmu. 

Mau pulang tidak bisa karena autran PSBB, mau minta orang tua malu. Untungnya ibu kos menyadari bahwa pandemi ini telah membuat susah banyak orang. Beliau memberi keringan padaku untuk menunda pembayaran kosan hingga diriku mendapat kerja kembali.

Beberapa minggu mendaftar pekerjaan sana sini dengan sangat masifnya, akhirnya aku mendapatkan pekerjaan baru. Dengan gaji yang lebih kecil dan dengan durasi kerja yang lebih lama. Mendapatkan gaji yang lebih kecil akhirnya membuatku lebih peduli dalam mengelola keuangan. Gaji yang dulu selalu habis, kini aku kelola dengan beberapa presentase, 20% untuk ditabung, 10% untuk diinvestasikan, 2,5% persen untuk amal, dan sisanya untuk kebutuhan sehari-hari.



Akupun berubah dan mulai beradaptasi dengan kehidupan baru yang jauh berbeda dari sebelumnya. Menjadi pribadi yang lebih hemat dan cermat, tidak seperti dulu yang selalu foya-foya di awal bulan dan sering membeli barang yang tidak perlu. Menjadi pribadi yang lebih mementingkan kebutuhan ketimbang keinginan. Agar uang yang keluar tidak terbuang sia-sia. Dan yang terpenting, selalu alokasikan untuk amal sebagai bentuk syukur kita pada Tuhan.



Bila kalian mengalami masalah yang sama seperti aku yang dulu, kalian tidak perlu khawatir. Karena berdasarkan survey yang dilakukan oleh lembaga survey Amerika Serikat dengan responden sebanyak 1.686 orang dewasa yang telah bekerja, diketahui 65% responden wanita dan 52% responden pria tidak bisa mengelola keuangannya dengan baik lantaran mengelola keuangan malah membuat mereka stres. Kalau tertarik baca lebih lengkapnya kalian bisa baca disini sumber.

Ini menunjukkan bahwa masih ada banyak orang yang belum bisa mengelola keuangannya dengan baik. Dan bila kalian juga belum bisa mengelola keuangan, berarti kalian masuk kedalam golongan orang-orang diatas.


Padahal pengelolaan keuangan memberikan dampak baik dan membuat keuangan kita menjadi lebih sehat. Karena dengan begitu kita sadar kemana larinya uang yang selama ini kita miliki. Kita jadi bisa menilai seberapa boros kita pada periode tersebut. Dan yang pasti, kita bisa menjadi lebih tenang bila pandemi seperti ini kembali terjadi. Karena kita masih memiliki tabungan dan investasi. Dan juga bisa membuat kita menjadi bebas dalam financial. Jangka panjangnya, saat pensiun nanti kita tidak perlu membebani anak dan cucu untuk membiayai kita agar tidak menjadi generasi sandwich.

Tulisan berikut dibuat berdasarkan pengalaman pribadi penulis.
rizeel
rizeel memberi reputasi
1
989
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan