Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dragonroarAvatar border
TS
dragonroar
Pak Jokowi, Kapan Injak Rem?
Pak Jokowi, Kapan Injak Rem?
Kamis, 3 September 2020 10:48 Reporter : Randy Ferdi Firdaus


552SHARES

Jokowi Betolak ke Jogja. ©2020 Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
Merdeka.com - Sudah enam bulan Covid-19 menyerang Indonesia. Angka pasien positif terus melonjak. Bahkan sampai tembus 3 ribu orang per hari.
Pemerintah Jokowi-Ma’ruf memilih metode kesehatan dan ekonomi berjalan beriringan dalam penanganan Covid-19. Tidak ada kota-kota yang dilockdown, meskipun penyebaran Covid-19 terus meningkat, seperti di Jakarta misalnya.
Jokowi menekankan dalam mengelola manajemen krisis, harus seimbang antara ekonomi dan kesehatan. Keduanya sama penting.
"Gas dan rem inilah yang selalu saya sampaikan kepada gubernur, bupati, wali kota, ini harus pas betul, ada balance, ada keseimbangan," kata Jokowi 25 Juni lalu.
Hingga Rabu 2 September 2020, angka kasus positif di Indonesia tembus 180.646 orang. Selama 24 jam terakhir, kasus positif bertambah 3.075 orang.
Sementara pasien yang berhasil sembuh total 129.971 orang. Untuk yang meninggal dunia, sebanyak 7.616 orang.


1 dari 3 halaman
Hampir Masuk Jurang
Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga Windhu Purnomo mengatakan Indonesia sudah hampir masuk ke jurang lantaran menginjak gas untuk menggenjot perekonomian. Tidak seperti negara-negara lain kata Windhu yang memiliki rem yang kuat.
Dia menilai, sudah saatnya, Jokowi menginjak rem untuk menekan angka Covid-19.
"Pak Presiden sudah menyatakan itu, nyatanya ngegas terus. Hampir masuk jurang pun ngegas terus. Ya kan sebenarnya kita ini kan gampangnya di tubir jurang," kata Windhu saat dihubungi merdeka.com, Selasa (1/9).
Dia mengatakan, sejak pemerintah menggaungkan era new normal pada Mei terlihat gas terus dilakukan. Akibatnya, masyarakat menjadi abai dan menganggap Covid-19 sudah selesai.
"Masyarakat menganggap enggak ada lagi itu Covid-19. Jadi kayak biasa. Apa sih bedanya? Nah ngegas terus, enggak tahu ini dorongan pengusaha atau politisi. Presiden harus mengingat kembali kata-katanya sendiri tarik rem darurat, dan betul sungguh-sungguh. Bukan abal-abal, ada PSBB, tapi tetap berjalan semuanya," ungkap Windhu.
2 dari 3 halaman
Penularan Makin Tinggi

Sementara itu, Anggota Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Dewi Nur Aisyah, mengatakan, penularan Covid-19 di lingkungan masyarakat semakin tinggi. Hal ini dilihat dari positivity rate Covid-19 di Indonesia dalam tiga bulan terakhir.
Positivity rate adalah persentase orang yang memiliki hasil tes positif Covid-19 dibandingkan jumlah orang yang dites.
"Jadi kita melihat masih adanya penularan di masyarakat yang terjadi semakin banyak, semakin tinggi," ujarnya saat mengisi Talk Show Covid-19 Dalam Angka yang disiarkan melalui YouTube BNPB Indonesia, Rabu (2/9).
Dia menjelaskan, pada Juni 2020, positivity rate Covid-19 nasional berada di angka 11,71 persen. Sebulan berikutnya atau Juli 2020, positivity rate naik menjadi 14,29 persen.
Pada Agustus 2020, positivity rate naik lagi menjadi 15,43 persen. Ini menunjukkan, positivity rate di Indonesia lima kali lipat dari target organisasi kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO), yakni di bawah 5 persen.
Menurut Dewi, kontribusi terbesar positivity rate nasional ini berasal dari pasien Covid-19 yang menjalani perawatan di rumah sakit.
"Positivity rate lebih banyak dari pasien yang datang ke rumah sakit. Jadi memang karena beberapa daerah saja melakukan active case finding sehingga yang kita lihat orang datang ke rumah sakit sekitar 60 atau 70 persen dari angka yang ada di sini (positivity rate)," ujar dia.
3 dari 3 halaman
Jokowi Anggap Masih Terkendali
Presiden Joko Widodo mengklaim, covid-19 di RI masih terbilang terkendali. Dia mengingatkan pada gubernur agar menekan angka kasus Covid-19 di wilayah masing-masing. Sebab, saat ini tren peningkatan kasus kembali meningkat di Eropa dan Asia.
"Hati-hati beberapa negara terjadi tren peningkatan kasus positif baik di Eropa dan Asia, kita harus hati-hati," kata Jokowi saat memberikan arahan kepada para gubernur menghadapi pandemi Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional melalui siaran telekonference di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (1/9).
Jokowi menjelaskan walaupun Indonesia juga alami peningkatan kasus di beberapa daerah, namun jika dibandingkan dengan negara lain masih terkendali.
"Di negara kita walaupun ada beberapa peningkatan kasus positif di beberapa daerah, tetapi bila dibandingkan negara-negara lain, Indonesia masih terkendali dan ini yang harus kita jaga bahwa pengendalian manajemen covid ini betul-betul masih dalam posisi terkendali," ungkap Jokowi.

https://www.merdeka.com/peristiwa/pa...hot-issue.html
nomorelies
tien212700
tien212700 dan nomorelies memberi reputasi
2
709
17
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan