Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

industry.co.idAvatar border
TS
industry.co.id
Komisi VII 'Geleng-geleng' Kebingungan: Menteri BUMN Urusin Vaksin, Menristek Kemana?


INDUSTRY.co.id - Jakarta - Anggota Komisi VII DPR RI Andi Yuliani Paris mempertanyakan posisi Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) dalam pengembangan obat dan vaksin Covid-19. Menurutnya, Kemenristek/BRIN mempunyai posisi strategis dalam pengembangan riset vaksin Covid-19.

"Saya sebenarnya agak bingung di mana posisi Menristek/Kepala BRIN ketika Universitas Airlangga, Kepolisian, TNI, BIN mengembangkan obat-obatan Covid-19. Dan ternyata menurut BPOM, ini juga belum memenuhi uji klinis," ujar Andi saat Rapat Kerja Komisi VII DPR RI dengan Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (26/8).

Tak berlebihan jika kemudian jika ia mendorong Kemenristek/BRIN untuk menjadi leading sector berbagai riset terkait Covid-19, baik penemuan vaksin dan berbagai peralatan medis yang dibutuhkan dalam menangani pasien Covid-19. Mengingat, Kemenristek/BRIN sebenarnya diberi kekuatan melalui undang-undang untuk melakukan berbagai riset.

"Saya juga kaget. Ngapain Kementerian BUMN, Pak Menterinya ngurusin vaksin gitu lho. Ini jangan orang menggunakan (memanfaatkan momentum) Covid ini. Saya politisi tapi nggak suka sesuatu dipolitisasi," tegas politisi Fraksi PAN ini.

Hal senada juga diungkapkan Anggota Komisi VII DPR RI Tifatul Sembiring. Ia menilai, sejatinya Menristek/Kepala BRIN memimpin pengembangan obat dan vaksin virus Corona. Ia menyebut tentang adanya klaim vaksin Covid-19 oleh peneliti dari Universitas Airlangga beberapa waktu lalu yang ternyata hanya meramu tiga buah obat untuk mengobati symthom atau gejala Covid-19 saja.

Bahkan laboratorium yang digunakannya pun dinilai tidak layak sebelum akhirnya BPOM mengembalikan kembali hasil riset tersebut karena dinilai tidak layak.

"Saya sampai selidiki ke Unair. Ternyata laporan teman-teman Unair, laboratorium yang menghasilkan itu tidak layak untuk disebut sebagai laboratorium untuk meneliti obat Covid ini. Ternyata hasilnya pun disanggah oleh tiga profesor besar baik dari UI, ITB maupun Prof Sulis dari UGM. Saat itu seharusnya Pak Menteri bicara," ungkap Politisi dari Fraksi PKS ini.
Menjawab hal itu, Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro menjelaskan, peran Menteri BUMN terkait vaksin Covid-19 itu karena ditunjuk langsung sebagai Kepala Pelaksana Komite Penanganan Covid-19, dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Dimana di dalammya terdapat beberapa menteri yang menjadi anggotanya.

"Mengenai vaksin, mungkin posisi Menteri BUMN bukan sebagai Menteri BUMN-nya, tapi sebagai ketua pelaksana dari Komite Penanganan Covid dan Pemulihan Ekonomi Nasional," jelasnya.

Sementara terkait penanganan Covid-19, yang dilakukan Kemenristek/BRIN telah masuk dalam tahap industri. Bahkan sudah masuk ke dalam pengadaan, sudah produksi massal, baik di Kemenkes maupun oleh satuan tugas seperti rapid test kit, ventilator dan seterusnya.

Baca Selengkapnya:
https://www.industry.co.id/read/7297...sisinya-dimana

amdar07
eriksa
tien212700
tien212700 dan 20 lainnya memberi reputasi
19
5.7K
118
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan