nurjannahalniswAvatar border
TS
nurjannahalnisw
Hukum Berjabat Tangan Dengan Lawan Jenis Yang Bukan Mahram
السلام عليكم ورحمةالله وبركاته
Hukum Berjabat Tangan dengan Lawan Jenis

Berjabat tangan yang dimaksud adalah berjabat tangan dengan lawan jenis, maka ada hukum yang berbeda antara sesama mahram dan yang bukan mahram.
Menurut jumhur ( mayoritas) ulama, berjabat tangan sesama mahram dibolehkan dan dihukumi sunnah .
Sedangkan berjabat tangan dengan yang bukan mahram, ada silang pendapat di antara para ulama, dibedakan antara berjabat tangan dengan yang sudah tidak punya rasa suka (syahwat) dan berjabat dengan yang masih muda.
Menurut Ulama Malikiyah, berjabat tangan dengan yang bukan mahram tetap tidak dibolehkan walaupun berjabat tangan dengan yang sudah sepuh dan tidak punya rasa apa-apa (tidak dengan syahwat). Mereka beralasan dengan keumuman dalil yang melarangnya.
Ulama Syafi’iyah mengharamkan berjabat tangan dengan yang bukan mahram, juga tidak mengecualikan yang sudah sepuh yang tak ada syahwat atau rasa apa-apa. Mereka pun tidak membedakannya dengan yang muda-muda.
Sedangkan yang membolehkan berjabat tangan dengan non mahram yang sudah tua (yang tidak ada syahwat) adalah ulama Hanafiyah dan ulama Hambali.
Namun untuk berjabat tangan dengan non mahram yang muda, maka tidak dibolehkan menurut mayoritas ulama dari madzhab Maliki, Syafi’i, dan Hambali. Dalam pendapat Ibnu Taimiyah, seperti itu dihukumi haram. Sedangkan ulama Hanafiyah mengaitkan larangan berjabat tangan dengan yang muda jika disertai syahwat
rasa suka padanya). Namun ulama Hambali melarang hal ini baik jabat tangan tersebut di balik kain ataukah tidak.

Dalil-dalil yang melarang berjabat tangan dengan non mahram.
‘Urwah bin Az Zubair berkata bahwa ‘Aisyah –istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam– berkata,

كَانَتِ الْمُؤْمِنَاتُ إِذَا هَاجَرْنَ إِلَى رَسُولِ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- يُمْتَحَن بِقَوْلِ اللهِ عَز وَجَل (يَا أَيهَا النبِى إِذَا جَاءَكَ الْمُؤْمِنَاتُ يُبَايِعْنَكَ عَلَى أَنْ لاَ يُشْرِكْنَ بِاللهِ شَيْئًا وَلاَ يَسْرِقْنَ وَلاَ يَزْنِينَ) إِلَى آخِرِ الآيَةِ. قَالَتْ عَائِشَةُ فَمَنْ أَقَر بِهَذَا مِنَ الْمُؤْمِنَاتِ فَقَدْ أَقَر بِالْمِحْنَةِ وَكَانَ رَسُولُ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا أَقْرَرْنَ بِذَلِكَ مِنْ قَوْلِهِن قَالَ لَهُن رَسُولُ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- « انْطَلِقْنَ فَقَدْ بَايَعْتُكُن ». وَلاَ وَاللهِ مَا مَستْ يَدُ رَسُولِ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- يَدَ امْرَأَةٍ قَط. غَيْرَ أَنهُ يُبَايِعُهُن بِالْكَلاَمِ – قَالَتْ عَائِشَةُ – وَاللهِ مَا أَخَذَ رَسُولُ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- عَلَى النسَاءِ قَط إِلا بِمَا أَمَرَهُ اللهُ تَعَالَى وَمَا مَستْ كَف رَسُولِ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- كَف امْرَأَةٍ قَط وَكَانَ يَقُولُ لَهُن إِذَا أَخَذَ عَلَيْهِن « قَدْ بَايَعْتُكُن ». كَلاَمًا.
“Jika wanita mukminah berhijrah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mereka diuji dengan firman Allah Ta’ala (yang artinya), “Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia, bahwa mereka tiada akan menyekutukan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berzina ….” (QS. Al Mumtahanah: 12). ‘Aisyah pun berkata, “Siapa saja wanita mukminah yang mengikrarkan hal ini, maka ia berarti telah diuji.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri berkata ketika para wanita mukminah mengikrarkan yang demikian, “Kalian bisa pergi karena aku sudah membaiat kalian”. Namun -demi Allah- beliau sama sekali tidak pernah menyentuh tangan seorang wanita pun. Beliau hanya membaiat para wanita dengan ucapan beliau. ‘Aisyah berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
tidaklah pernah menyentuh wanita sama sekali sebagaimana yang Allah perintahkan. Tangan beliau tidaklah pernah menyentuh tangan mereka. Ketika baiat, beliau hanya membaiat melalui ucapan dengan berkata, “Aku telah membaiat kalian.” (HR. Muslim no. 1866).

Dari Ma'qil bin Yasar, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda
لأن يطعن في رأس رجل بمخيط من حديد خير له من أن يمس امرأة لا تحل له
" Ditusuknya kepala seseorang dengan paksa dari besi,sungguh lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang bukan mahramnya." (H.R. Thobroni dalam Mu'jam Al Kabir 20 : 211. syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadis ini shahi).
dari hadis yang di atas ini di jelaskan bah kan ditegaskan bahwasanya bersentuhan dengan yg bukan mahram itu tidak lah boleh dan di hukumi haram

semoga apa yang saya sampaikan ini bermanfaat yang salah sudah pasti datangnya dari saya dan yg benar sudah pasti datangnya dari allah SWT.
assalamu'alaikum warahmatullahi wa barokatuh
r0man0
monkeydfarly
ak245644
ak245644 dan 3 lainnya memberi reputasi
0
655
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan