Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

sangiangdewataAvatar border
TS
sangiangdewata
Mengenal Sumpit, Senjata khas "Pasukan Hantu"


“Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata”

emoticon-Hai
Kali ini saya ingin membahas tentang Sumpit, senjata Tradisional khas suku Dayak yang biasa di gunakan oleh suku Dayak sejak jaman dahulu, baik dalam berburu maupun berperang. Dan karena senjata inilah pasukan suku dayak di juluki sebagai "Pasukan Hantu", karena kehebatan mereka melumpuhkan lawan tanpa diketahui oleh musuh.



Jadi jangan di kira sumpit yang buat makan ya gan emoticon-Ngakak

Cekidot, emoticon-Cool
Suku Dayak Kalimantan memang bukan satu-satunya yang menggunakan sumpit sebagai senjata, suku asli Amerika selatan dan kaum Samurai Jepang konon juga menggunakannya.



Suku Dayak pun tidak hanya menggunakan sumpit sebagai senjata. Di antara yang lainnya, mereka menggunakan mandau (pedang/golok), lonjo (tombak), dan telawang (perisai).



Meskipun demikian, kini saya hanya akan berfokus pada senjata sumpit suku Dayak saja.



Sumpit lebih ditakuti daripada senjata api. Ia tidak menimbulkan kegaduhan sebagaimana umumnya senjata-senjata jarak jauh, baik saat ditembakkan maupun saat mengenai sasaran. Dengan racun mematikan, sumpit dirancang bukan sekedar untuk melumpuhkan sasaran tembak, melainkan untuk membunuh.



Kekuatan racun dari senjata sumpit suku Dayak bermacam-macam, namun semuanya mampu mematikan korban hanya dalam waktu beberapa menit bahkan hitungan detik.
Dan konon, menurut banyak sumber, tidak ada penawar untuk racunnya, sehingga apapun dan siapapun yang terkena racun ini dipastikan akan segera mati.
Jika binatang buruan atau musuh tidak terkena bidikan, dan bahkan balik menyerang dengan cukup cepat, maka sangkoh/mata tombak yang berada pada ujung pipa sumpit segera berubah menjadi tombak dan dengan sendirinya menjadi senjata pertahanan diri yang cukup efektif pada pertempuran jarak dekat.



senjata sumpit suku dayak lebih berbahaya daripada senjata api. Keampuhan sumpit Dayak sangat ditakuti Belanda pada jaman penjajahan dulu, sehingga pendudukan Belanda di kalimantan hanya mencakup beberapa wilayah kalimantan kota, dan tidak mampu menyentuh pedalaman Kalimantan di mana Suku Dayak banyak tersebar.

Dengan sistem tempur gerilya, pasukan Dayak mengendap dan menembakkan sumpitnya dari jarak yang cukup jauh, bisa sampai 200 meter. Tanpa kegaduhan yang berarti mereka membunuh pasukan Belanda yang bahkan tidak tahu dari arah mana mereka diserang. Karena itulah pada masa itu muncul julukan “pasukan hantu” bagi gerilyawan Dayak, dan sumpit itulah yang menjadi senjata pasukan hantu.



Bagaimana tidak ditakuti, perbandingan tingkat bahaya yang diancamkan sumpit jauh lebih tinggi ketimbang senjata modern Belanda pada masa itu.
Orang yang tertembak peluru di bagian tubuh yang tidak fatal hanya akan menderita sakit. Jika bersarang di tubuh, peluru tinggal dikeluarkan dan dengan pengobatan secukupnya, korban penembakan akan sembuh dalam waktu relatif singkat. Tetapi sumpit sebaliknya, di bagian tubuh manapun korban tertembak, cepat atau lambat dipastikan akan mati.
Senjata ini telah diadopsi pada beberapa satuan elite TNI AD, seperti Tontaipur dan Raider.



Sejak diperkenalkan dan diadaptasi untuk misi tempur, Sumpit pernah digunakan dalam operasi militer di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Tercatat Yonif 600/Raider Kalimantan mampu menyusup ke daerah obyek vital GAM dan dapat menumbangkan empat anggota GAM yang sedang berjaga di sebuah pos dengan bersenjata AK-47.



Pada saat itu pengguna Sumpit memang para prajurit yang berasal dari suku Dayak asli. Sebelum menjadi anggota TNI AD mereka memang sudah memiliki kemampuan menggunakan sumpit dengan mahir.



Keberadaan senjata sumpit terasa tepat menggantikan fungsi senjata berperedam, yang lebih diperuntukkan bagi aksi pertempuran kota atau Pertempuran jarak Dekat (PJD) dan tidak dipergunakan untuk medan-medan penugasan berupa hutan.



Selain sebagai senjata perang, sumpit Dayak juga digunakan untuk berburu binatang hutan untuk dikonsumsi.
Meskipun racun yang digunakan sangat mematikan, tapi daging hewan buruan masih bisa di makan.
Mereka hanya perlu membuang bagian daging di sekitar luka tembak, karena rasa dagingnya menjadi tidak enak, bukan karena bahaya racunnya.

Dengan berkembangnya jaman, saat ini senjata sumpit suku Dayak sudah mulai di perlombakan kedalam cabang olahraga.



Sistem penilaian yang di gunakan juga hampir sama dengan sistem penilaian cabang olahraga Panahan. Untuk fungsi-fungsi ini, keberadaan racun mematikan tentu saja disingkirkan.



Hingga kini, senjata sumpit suku Dayak masih tetap lestari. Bahkan pada perkembangan di jaman sekarang, selain sebagai senjata, sumpit dibuatkan replikanya untuk kebutuhan kesenian dan wisata etnis. Oleh para seniman, sumpit dan kegiatan menyumpit ditransformasi ke dalam bentuk tarian.

-Diambil dari berbagai sumber.



Ni bonus gan emoticon-Leh Uga











Gimana gan, tertarik untuk mencoba Sumpit ataupun berminat mengikuti lombanya? Saran saya, jangan gunain Sumpit untuk nembak gebetan ya. emoticon-Wakaka
Terima kasih sudah berkunjung emoticon-Shakehand2
Jangan lupa kasih emoticon-Rate 5 Star dan emoticon-Blue Guy Cendol (L)
Jangan di kasih emoticon-Blue Guy Bata (L)

Diubah oleh sangiangdewata 31-03-2017 08:01
febrifzn
febrifzn memberi reputasi
1
8.6K
48
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan