Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ex.babuCCPAvatar border
TS
ex.babuCCP
Myanmar Tuduh China Ciptakan Masalah di Perbatasan, Minta Internasional Bertindak


Myanmar menuduh China mempersenjatai kelompok pemberontak negara itu, termasuk Tentara Arkan (AA).

Mengetahui peran aktif China, Myanmar menuduh Beijing memasok senjata militer canggih untuk menciptakan pemberontakan di negaranya.

Melansir dari The EurAsian Times, Sabtu (4/7/2020), dilaporkan bahwa Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar, Zaw Min Tun menyatakan bahwa "negara asing" berada di belakang Tentara Arkan, yang merupakan organisasi teroris.

Ia meminta bantuan kepada dunia internasional untuk menekan China.

Dia beralasan klaimnya dengan mengutip sebuah insiden dari 2019 di mana teknologi modern digunakan oleh Angkatan Darat Arkan, dalam serangan ranjau terhadap militer Myanmar di negara bagian Rakhine.

Hal itu juga diungkapkan oleh U Min Zaw Oo, direktur eksekutif Institut Perdamaian dan Keamanan Myanmar, bahwa mayoritas senjata yang digunakan oleh kelompok-kelompok bersenjata yang beroperasi di dekat perbatasan dibuat di China.

Baru-baru ini, militer Myanmar telah mengungkap bahwa sebagian besar senjata yang disita dari kelompok yang disebut Tentara Pembebasan Nasional Ta'ang (TNLA) pada November 2019 semuanya buatan China.

Mayor Jenderal Myanmar, Tun Tun Nyi mengatakan kebanyakan dari mereka adalah orang China dan nilai totalnya tinggi.

“Saya akan mengatakan TNLA telah secara ilegal memperoleh senjata dari China ”katanya.

Senjata yang terdiri dari peluncur anti-pesawat RPG dan FN6 dihargai masing-masing antara 70.000 USD (Rp 1 Miliyar) dan 90.000 USD (Rp 1,3 Miliyar).

U Min Zaw Oo mengatakan kepada media bahwa otoritas Provinsi Yunnan dan kelompok bersenjata mungkin memiliki hubungan ekonomi.

“Beberapa otoritas Yunnan mungkin menjual senjata kepada kelompok-kelompok itu. Cara lain adalah memungkinkan perdagangan senjata di pasar gelap” terangnya.



Keterlibatan China dalam politik Myanmar

Krisis Rohingya 2016-2017 telah menghancurkan hubungan Myanmar dengan negara-negara barat, ketika Myanmar dan para pemimpinnya dikritik secara Internasional.

Analis politik percaya bahwa krisis itu mendorong Myanmar untuk bergantung secara diplomatik dan ekonomi kepada China.

K. Yhome, seorang Senior Fellow dengan ORF's Initiative Studies Initiative menyebutkan bahwa, beberapa analis telah menjelaskannya (peran China dalam politik Myanmar) dengan mengeksplorasi faktor-faktor yang menentukan variasi dalam respons China.

“Beberapa orang berpandangan bahwa tanggapan China sebanding dengan intensitas konflik dan dampaknya pada sisi perbatasannya, sementara yang lain melihat hubungan antara nasionalisme domestik China dan kebijakan luar negerinya," katanya.

Inisiatif Belt and Road (BRI) oleh Presiden China, Xi Jinping yang bernilai trilyun dolar telah menemukan jalannya ke Myanmar pada saat oportunistik ini dan Koridor Ekonomi China-Myanmar (CMEC) diselesaikan.

Namun, para ahli berspekulasi bahwa banyak proyek di bawah CMEC berlokasi di atau dekat daerah konflik bersenjata aktif.

G Parthasarathy, mantan Komisaris Tinggi untuk Pakistan menulis, China terlalu ikut campur dalam urusan internal Myanmar dengan menyediakan tempat yang aman, dengan dukungan politik dan bersenjata kepada beberapa kelompok pemberontak separatis.

“China juga berusaha memainkan peran sebagai mediator dalam negosiasi antara pemerintah Myanmar dan pakaian separatis, ” tulisnya.



China ingin Myanmar tetap lemah & miskin

“China memainkan permainan multi dimensi di Asia, khususnya Asia Selatan. China ingin melemahkan India. India sedang berperang dengan Pakistan dan tidak ingin membuat musuh baru dengan Myanmar, ”kata seorang akademisi Australia.

Melansir dari Times Now News, seorang diplomat yang berada di Myanmar mengatakan bahwa tujuh kelompok pemberontak yang berbeda di Myanmar telah menerima senjata dan dukungan dari China

Ia menambahkan bahwa China ingin menjauhkan negara Barat dari Myanmar dengan membuat Myanmar lemah dengan catatan perlakuan kemanusiaan yang buruk.

Tentara Arakan adalah kelompok teroris terbesar di negara bagian Rakhine Myanmar dan merupakan sayap bersenjata partai politik, Liga Arakan (ULA).

Teroris tidak mendapatkan senjata dari China secara gratis, tetapi melakukan pembayaran kepada kelompok yang terkait dengan China di Asia Tenggara untuk semua senjata dan amunisi.

Sumber : Link
Diubah oleh ex.babuCCP 04-07-2020 10:25
chinese.idi0t
BPLN.Ahyan
romanxe
romanxe dan 3 lainnya memberi reputasi
4
651
10
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan