Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

rifada23Avatar border
TS
rifada23
Restu untuk Raina


Restu untuk Raina
Oleh: Rifa Da






---Prolog---


Terkadang, semesta berlaku tidak adil. Ia membuat satu manusianya memulai sebuah kisah, lalu pergi tanpa memberi tahu bagaimana alur kisahnya harus berjalan. Siapa tokohnya. Di mana ia seharusnya berada. Bagaimana ia menghadapinya. Juga ... mengapa semua ini terjadi pada dirinya?

Semua pertanyaan hanya menjadi asap putih di antara pekatnya kabut nestapa. Mengangkasa tanpa ada yang peduli padanya. Ia bertanya pada hampa. Tak ada jawaban. Tak ada hirauan.

Pada awan, ia bertanya tentang kekuatan. Untuk bertahan tanpa sebuah titian. Dan bagaimana ia tetap kembali, meski hujan telah meninggalkan.

Pada senja, ia bertanya tentang arti sebuah penantian. Ketika raga telah rapuh oleh kejamnya waktu, dan jiwa yang semakin meragu, hanya untuk sebuah kepastian yang lama semu.

Pada malam, ia terdiam. Terbungkam oleh hitamnya kekejaman.

Terlintas di ingatannya sebuah memori, saat takdir menggiringnya untuk menepi. Seorang pria bersetelan lengkap, hitam, menghampirinya yang teringsut di sudut ruang. Kalimat panjang, juga aksen tegas yang mengisyaratkan bahwa tak ada yang bisa membantah, masih diingatnya dengan jelas.

“Saya paham. Restu tidak akan bersedia meninggalkan Anda, saudari Raina. Jadi, saya berharap Anda mengerti situasi ini.”

”Ya.” Sangat berat bagi Raina untuk sekadar berucap. ”Saya yang harus pergi.”

Apa yang diucapkan sejalan dengan langkah kakinya yang bergegas, meninggalkan ruang mewah beraroma kopi. Ia memilih untuk pergi. Meninggalkan kisah dan segala alurnya dengan Restu Bumi Adipati. Ia menyerah. Tidak dijumpainya jalan selain pasrah.

Ia adalah Raina, bersama sejuta cerita tentang nestapa.

_____RR_____


“Kamu bosan jadi orang baik, Rain?”

“Eh?”

Kedua alis Raina terangkat. Keterkejutannya dikalahkan oleh wajah Aldi yang menegang karena Rain menoleh tiba-tiba. Jarak di antara mereka hanya satu jengkal.

Rain berbalik. Diselipkannya anak rambut ke belakang telinga, untuk meredam gejolak rasa. “Aku ngga pernah baik, Di.”

Aldi membisu, layaknya awan di atas mereka. Senja di kaki langit menelan kehangatan yang sebelumnya ada. Menyisakan canggung bersama dua hati yang didera nestapa.

Bulan mulai berani menduduki singgasananya. Cahaya jingga mulai temaram. Puncak Bukit Atma sunyi. Binatang-binatang malam bersiap dengan nyanyiannya.

“Raina.” Suara Aldi lirih, hampir terbawa angin malam. “Yang kamu lakukan tadi akan menyakiti Restu.”

“Aku ngga bisa pergi tanpa mencipta sebuah luka.”

_____RR_____



To be continued




Banyumas, 29 Juni 2020
Diubah oleh rifada23 29-06-2020 14:21
umiaziza
bukhorigan
afifaaa123
afifaaa123 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.2K
13
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan