Ning Stasiun Balapan, Kutho Solo sing dadi kenangan
(Di Stasiun Balapan, Kota Solo yang jadi kenangan)
Koe karo aku, naliko ngeterke lungamu
(Aku dengan kamu, tatkala mengantar kepergianmu)
Ning Stasiun Balapan rasane koyo wong kelangan, koe ninggal aku
(Di Stasiun Balapan rasanya seperti orang kehilangan, kamu meninggalkanku)
Ra kroso netes eluh neng pipiku
(Tak terasa menetes air mata di pipiku)


Pasti agan sista sudah tidak asing dengan lirik lagu ciptaan almarhum Didi Kempot diatas bukan ?. Terutama kalian yang dilahirkan dan tumbuh besar dilingkungan masyarakat Jawa, nama Lord Didi pasti sudah dikenal sejak lama.


Stasiun Balapan menjadi tembang hits sang maestro campursari di era 90-an, kali ini ane akan membahas stasiun kereta paling ramai di Provinsi Jawa Tengah ini. Pernah kah terpikir oleh kalian, kenapa bisa dinamakan Stasiun Balapan ?. Seperti biasa, sebelum ke episode inti. Mari kita simak sejarah berdirinya stasiun ini, yuk kita mulai pembahasannya bersama.




Sumber




SEJARAH


Sebelum dibangun stasiun seperti sekarang, lahan yang dipakai oleh stasiun ini adalah milik Keraton Mangkunegaran. Tepatnya wilayah stasiun ini berada di kawasan alun-alun utara keraton, dulunya diatas lahan Stasiun Balapan digunakan sebagai arena pacuan kuda balapan, tepatnya pada masa Mangkunegoro IV.


Masyarakat Jawa menyebut arena pacuan kuda tersebut dengan nama balapan jaran (balapan kuda), arena pacuan kuda ini dibuat tak sembarangan dalam pembangunannya. Karena pada masanya sudah dilengkapi dengan tribun penonton, yang digunakan bagi para warga masyarakat yang ingin menonton balapan jaran ini.


Saat masa Pemerintah Kolonial Belanda area pacuan kuda ini terpaksa harus digusur, pemerintah Belanda kala itu sedang merencanakan pembangunan wilayah kota di daerah Solo. Salah satu rencana itu adalah dengan merubah kawasan pedesaan menjadi kawasan perkotaan, sarana prasarana mulai dibangun. Termasuk mulai diadakannya alat transportasi umum, yakni berupa kereta api.




Stasiun Balapan dalam kenangan.

Sumber


Jalur kereta api menuju Semarang kala itu menjadi prioritas, karena Semarang menjadi ibu kota Provinsi Jawa Tengah. Karena pemerintah Belanda kala itu tidak dapat menemukan tempat yang cocok digunakan sebagai lahan untuk dibangun stasiun, akhirnya pacuan kuda di alun-alun milik Keraton Mangkunegaran terpaksa digusur dan dirubah menjadi area stasiun. Akibat hal itu, kemudian pihak keraton memindahkan arena pacuan kuda menuju daerah Manahan.


Pembangunan stasiun pun mulai dilakukan oleh perusahaan kereta api swasta asal Belanda, yang bernama Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) pada abad ke 19. Pembangunan stasiun dilangsungkan mulai tahun 1864, Sri Susuhunan Paku Buwana IX melakukan peletakan batu pertama dengan menggunakan cetok dari emas murni waktu itu. Acara ini dulu digelar secara meriah dan juga dihadiri oleh Mangkunegara IV, dan turut serta mengundang Gubernur Jenderal Hindia Belanda, yang waktu itu dijabat Baron van de Beele.


Stasiun Balapan dibangun bersamaan dengan pembangunan jalur rel Tanggung-Kedungjati-Gundih-Solo Balapan. Rel kereta tersebut memiliki panjang 83 kilometer, pembangunan relnya sendiri dimulai pada tahun 1868 dan selesai pada tanggal 10 Februari tahun 1870.




Stasiun Balapan tempo dulu.

Sumber


Bulan Februari tahun 1870 rel serta stasiun selesai dibangun, tepat tanggal 10 Februari 1870 Stasiun Balapan resmi beroperasi, bersamaan dengan itu dibuka rute pertama dari Kedungjati–Gundih–Solo. Sebelumnya jalur Gundih–Solo sendiri akan dibuka tanggal 1 September 1869, karena pengerjaannya molor dari jadwal. Baru tanggal 10 Februari 1870, jalur ini resmi beroperasi. Nama resmi stasiun ini dulu adalah Stasiun NISM, dimana pihak NISM adalah perusahaan kereta api swasta dari Belanda yang ditunjuk untuk menjalankan kereta api kala itu.


Pada tanggal 24 Mei tahun 1884, perusahaan kereta api milik pemerintah Belanda Staatsspoorwegen (SS). Mulai menyambungkan jalur kereta api yang lebih dulu ada, mereka menyambung jalur menuju Madiun-Paron-Sragen-Solo. Dimana jalur rel kereta ini memiliki panjang 97 km, dengan dilakukannya penyambungan jalur itu. Membuat Stasiun Balapan
menjadi stasiun kereta api terbesar pada masanya.


Dan saat ini Stasiun Balapan menjadi stasiun tertua, setelah stasiun NIS di Semarang. Stasiun ini termasuk stasiun tersibuk dan paling ramai di Jawa Tengah, khususnya di daerah Jawa Tengah selatan. Karena ikut menghubungkan berbagai kota besar dipulau Jawa seperti Jakarta, Bandung, Semarang, dan Yogyakarta.





Perkembangan Stasiun NISM dan Pergantian Nama Menjadi Solo Balapan


Seiring tumbuh pesatnya kawasan perkotaan di Kota Solo, maka disekitar wilayah stasiun ini mulai dijadikan pemukiman oleh para warga disekitar sana. Perkampungan ini dibangun di sebelah utara stasiun, karena disekitar stasiun ini dulunya dijadikan arena balapan pacuan kuda. Maka para warga pun menemai kampung mereka dengan nama Balapan, ada yang tinggal di Balapan kah ?. Ini lah awal mula daerah yang kalian tempati saat ini, belum diketahui secara pasti kapan tepatnya perkampungan ini dibangun.


Tapi kemungkinan kampung ini mulai eksis dan dibangun mulai tahun 1887, dimana menurut catatan NISM (PT. KAI versi pemerintah Hindia Belanda) penumpang yang melakukan perjalanan di stasiun ini mencapai 55 ribu orang setiap tahunnya. Hal ini juga berpengaruh pada denyut nadi perekonomian di Solo, dimana kawasan pedesaannya sudah menjadi perkotaan. Dan wilayah di utara stasiun pun mulai dijadikan perkampungan oleh para warga masyarakat.


Seiring berjalannya waktu, masyarakat lebih akrab dengan nama Stasiun Balapan. Karena mulai munculnya nama Kampung Balapan, nama stasiun NISM pun mulai dilupakan. Dan para penumpang dan warga Solo mulai menyebutnya dengan nama Stasiun Balapan, yang digunakan sampai sekarang. Belum diketahui secara pasti, kapan Stasiun NISM berubah nama menjadi Stasiun Balapan. Kemungkinan pergantian nama ini terjadi setelah Indonesia merdeka, mohon koreksinya kalau salah.




Kereta jenazah untuk membawa jasad almarhum Susuhunan Paku Buwana X
ke Yogyakarta di stasiun Balapan Solo.

Sumber


Pada tahun 1927 Stasiun Balapan tumbuh menjadi semakin besar, maka dilakukan penambahan emplasemen. Sehingga ada dua emplasemen, dibagian utara dan selatan. Bagian utara digunakan untuk kereta api milik NISM, digunakan khusus untuk kereta barang. Bagian selatan digunakan untuk kereta api milik SS, digunakan khusus untuk kereta penumpang.


Pembangunan emplasemen selatan stasiun, desain arsitekturnya dipengaruhi oleh budaya Jawa yang kental dengan atap tajuk tiga. Konstruksi bangunan sisi selatan ini dirancang oleh Herman Thomas Karsten, arsitek yang terkenal dari Belanda yang beraliran Indisch. Bangunan emplasemen utara dibangun lebih dulu, dan dirancang sebagai bangunan gedung memanjang. Di bagian tengah bangunan terdapat bangunan utama, yang memiliki fungsi sebagai tempat kedatangan penumpang serta kantor administrasi stasiun.


Sementara Emplasemen selatan yang merupakan bangunan baru, dirancang dengan penggabungan antara arsitektur lokal dan modern. Bangunan emplasemen selatan, berupa bangunan panjang dengan struktur baja.
Bangunan baru ini, dijadikan tempat pemberhentian kereta penumpang. Penumpang yang turun maupun naik dari kereta, semuanya melalui emplasemen selatan ini.




Sumber


FYI mungkin agan sista akan sedikit bingung mengenai istilah emplasemen, ane akan bahas sedikit mengenai hal ini. Emplasemen adalah kata serapan dari Bahasa Inggris yaitu emplacement, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Emplasemen memiliki arti sebagai tempat terbuka atau tanah lapang yang disediakan untuk jawatan kereta api. Tanah yang dimaksud seperti tanah lapang di dekat stasiun, untuk keperluan operator kereta api tersebut. Istilah ini biasa digunakan dalam dunia perkereta apian diseluruh dunia.


Secara singkat emplasemen adalah bagian yang mencangkup keseluruhan dari bangunan stasiun tersebut, beberapa contoh emplasemen anatara lain :






Contoh emplasemen

Sumber


Sementara emplasemen berupa lahan kosong yang belum dibuat bangunan oleh KAI, biasanya diberi plang dengan nama stasiun tersebut. Ada juga lahan kosong yang diberi pagar pembatas. Itu tadi sedikit penjelasan mengenai emplasemen, semoga bisa dipahami ya gan sist.


Di era modern, Stasiun Balapan juga telah dibangun jembatan penyeberangan penumpang (skybridge), yang terhubung dengan Terminal Bus Tirtonadi. Skybridge ini terletak di sebelah timur stasiun, berfungsi sebagai penghubung antar transportasi yaitu bus dan kereta api. Sehingga penumpang kereta api bisa melanjutkan perjalanan dengan bus dan juga sebaliknya.




Skybridge penghubung Terminal Tirtonadi dan Stasiun Balapan.

Sumber





Populer Lewat Lagu Didi Kempot


Sebelumnya nama Stasiun Balapan hanya dikenal oleh para penumpang pengguna jasa kereta yang turun di Kota Solo, selain itu namanya juga lebih akrab ditelinga warga Kota Solo. Namun mendadak nama Stasiun Balapan menjadi terkenal diseantero Jawa Tengah dan Jawa Timur bahkan sampai negara Suriname, setelah almarhum Didi Kempot membuat lagu campursari dengan nama yang sama pada tahun 90-an. Dimana di negara Suriname sendiri, banyak warga masyarakat Jawa yang bermukim disana.


Masyarakat Jawa sampai ke Suriname, lantaran dibawa Belanda yang waktu itu meminta mereka untuk bekerja sebagai buruh di pabrik gula disana. Di Suriname pula nama dan karya Didi Kempot diapresiasi dan dikenal luas, sebelum terkenal dinegerinya sendiri.




Sumber


Lagu ini bercerita mengenai seorang pria yang mengantarkan kekasihnya menuju Stasiun Balapan Solo, sang wanita berjanji hanya pergi untuk sementara. Sebulan tak sampai katanya. Dan berjanji ia akan segera kembali, namun tragis kepergian sang wanita malah berlangsung lama. Sehingga membuat sang pria menjadi gundah gulana dan meneteskan air mata, karena sang pujaan hati tak pernah kembali untuk memenuhi janji.


Pada akhirnya nama stasiun ini menjadi terkenal lewat lagu Stasiun Balapan di kalangan masyarakat Jawa, lewat lagu ini juga Didi Kempot mulai dikenal sebagai musisi campursari yang handal. Sejak rilis lagu ini sampai sekarang, nama Stasiun Balapan bukan hanya terkenal sebagai stasiun pemberhentian kereta, tapi terkenal juga sebagai tempat dimana seorang kekasih mengingkari janjinya (aaammmmbyyyaaarrrrr).Berkat tenarnya lagu ini almarhum sempat ditunjuk oleh PT KAI sebagai duta kereta api pada tahun 2017, dimana waktu itu beliau membantu KAI dalam sosialisasi produk dan layanan kereta api pada masyarakat.


Tak sedikit orang yang merasakan hal serupa dengan lagu tersebut, membuat mereka nut-nutan hatinya ketika mendengar nama Stasiun Balapan. Stasiun Balapan dan Didi Kempot adalah dua hal yang tak terpisahkan, karena almarhum dikenal melalui lagu ini. Bagi masyarakat Jawa, Suriname dan Indonesia, Stasiun Balapan selalu identik dengan nama satu orang yaitu Didi Kempot.




Sumber


Setelah beliau meninggal beberapa waktu lalu, banyak orang yang mengusulkan lagu Stasiun Balapan diputar di stasiun tersebut. Untuk menghargai sang legenda yang turut mempopulerkan nama Stasiun Balapan dan juga Kota Solo, semoga kedepan hal ini bisa terwujud.


Begitulah cerita panjang dari Stasiun Balapan, stasiun legendaris dan merupakan yang tertua saat ini di Indonesia. Dan namanya semakin dikenal lewat lagu milik sang maestro campursari Didi Kempot, semoga cerita panjang ini bisa mengobati rasa penasaran kalian khusunya bagi sobat ambyar.



Catatan penting : Kaskuser yang domisili Solo wajib berkomentar, apalagi yang rumahnya sekitaran daerah Balapan. Kalau gak mau komen, tak laporkan Pak FX Rudy




Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya, serta tidak pernah meninggalkan sejarahnya.


Mari jaga persatuan dan kesatuan NKRI, jangan sampai Indonesia ambyar. Cukup hati dan perasaan kita saja yang merasakan ambyar




JAS MERAH