Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

husnamutiaAvatar border
TS
husnamutia
Ragam Metode Belajar Al Qur'an Yang Ada Di Indonedia
Assalamu'alaikum, pagi menjelang siang.

Gan, masih inget gak sih waktu masih TK belajar baca Al Qur'an di mana? Kali ini ane, mengajak agan bernostalgia dengan pelajaran TPQ. Kira-kira masih inget gak dengan buku Iqro, yang kemarin sempet viral seiring merebaknya virus Corona? Tapi bukan itu yang ingin ane bahas, yang ingin ane bahas adalah Ragam Metode belajar Al Qur'an, yang ada di Indonesia sejak jaman, dahulu kala. Yuk, simak!

1. Metode Bahgdadiyah (Turutan)


Metode ini merupakan metode belajar al Qur'an tertua, cara membacanya yaitu dengan dieja. Seperti alif fathah a, Alif kasroh i, Alif dlomah u, (a, i, u) dan seterusnya. Meski metode ini terbilang lambat, tetapi setelah anak bisa, pemahamannya akan lebih mendalam. Sampai anak paham betul, barulah cara membacanya bisa langsung tanpa dieja.

Kitab ini hanya ada satu jilid, tersusun sepaket dengan Juz 'Ama (Juz 30). Dimulai dengan pengenalan huruf hijaiyah dari Alif sampai Ya, kemudian disusul dengan pengenalan huruf Hijaiyah berkharokat fathah semuanya.

Setelah lulus kitab ini, maka anak bisa langsung lanjut ke Al Qur'an.

Sepertinya generasi Alpha tak kenal dengan metode yang satu ini, ya? Karena metode ini sudah sangat jarang digunakan.

2. Metode Qiroati, Semarang

Disusun oleh KH. Dachlan Salim Zarkasyi (1928-2000). Mulai disusun pada tahun 1963 terdiri dari 10 jilid buku panduan.

Namun tidak semua orang bisa mengajarkan metode Qiroati meskipun pandai membaca Al Qur'an dan menguasai ilmu Tajwid. Sebab hanya orang yang sudah lulus standarisasi ketat dan bersertifikat yang bisa mengajarkan metode ini.

Saat ini Qiroati terdiri dari enam jilid yang dilengkapi dengan buku panduan untuk mempelajari ilmu Tajwid dan bacaan Gharib (bacaan sulit dan langka). Persebaran metode ini melalui jalur khusus, lembaga-lembaga yang menggunakan metode Qiroati dan kordinator di setiap daerah.

3. Metode Iqro, Yogyakarta



Berbeda dengan metode Qiroati persebaran metode Iqro lebih cepat dan luas. Mungkin karena pemasaran dan penggunaannya bebas. Siapa pun yang bisa membaca Al-Quran dan menguasai ilmu Tajwid, boleh menggunakan dan mengajarkannya.

Karena itulah mungkin ada yang menganggap bahwa Iqro lahir sebelum Qiroati. Padahal Iqro merupakan hasil dari pengembangan Qiroati.

Iqro disusun oleh KH. As'ad Humam (1933-1996). Mulai dikenalkan pada masyarakat sekitar tahun 1988. Dikembangkan beliau bersama sahabat-sahabatnya, Team Tadarus Angkatan Muda Masjid Yogyakarta.

4. Metode An-Nahdliyah, Tulungagung



Metode An-Nahdliyah disusun oleh Kiai Munawir Kholid dan rekan-rekannya. Metode ini juga terdiri dari enam jilid, seperti Qiroati dan Iqro.
Metode ini mempunyai ciri khas di mana pengajar dibekali tongkat untuk menjaga irama/ketukan panjang pendek setiap bacaan. Tongkat ini hanya bisa didapatkan melalui jalur LP Ma'Arif juga buku-bukunya. Meskipun sempat berganti nama beberapa kali, sampai sekarang metode ini masih di kenal dengan nama An-Nahdliyah

Hampir sama dengan metode Qiroati hanya yang bersertifikat yang bisa mengajarkan metode ini. Biasanya pengajar melewati tahap pembinaan atau training yang lebih dikenal dengan nama diklat. Biasanya dilakukan dalam waktu dua hari masa pembinaan.

5. Metode Yanbu'a, Kudus

Berbeda dengan metode-metode yang di sebutkan di atas. Ciri khusus dari metode ini yaitu dimilikinya sanad bersambung kepada para ahli Al-Qur'an dan Huffazh yang berguru pada Kiai Arwani Kudus yang tak lain adalah penyusun metode ini.

Metode mulai terbit pada awal tahun 2004. Terdiri dari enam jilid materi utama, dilengkapi buku pegangan untuk pengajar dan buku materi hafalan.

6. Metode Tartili, Jember

Berbeda dengan metode-metode lain, Tartili terdiri dari dari empat jilid buku panduan. Mulai diperkenalkan pertengahan tahun 2000.

Metode ini disusun oleh Ustadz Syamsul Arifin Al Hafidz yang merupakan pengasuh pondok pesantren Darul Hidayah Wuluh, Jember-Jawa Timur. Sebelumnya beliau adalah kordinator Qiroati daerah Jawa dan Bali. Karena sulitnya mendapatkan buku Qiroati dari Semarang, kemudian tercetuslah Metode ini.

7. Metode Tilawati

Metode ini dikembangkan oleh Pesantren Al Qur'an Nurul Falah Surabaya. Dengan Tim penyusun Drs H. Hasan Sadikin, Drs. HM Thohir Al Aly. M.Ag, KH. Mastur Masyhur dan Drs. Ali Muara.

Seperti metode-metode lain, Tilawat terdiri dari enam jilid materi utama, serta satu jilid Tilawati yang dikhususkan untuk anak usia dini (PAUD). Selain itu ada juga alat peraga untuk untuk memudahkan dalam mengajar. Kelebihan, lainya metode ini juga dilengkapi dengan produk-produk penunjang, seperti Kitabati (latihan penulisan), buku pendidikan Akhlak, buku Tajwid dan lain-lain.

Ciri khas dari metode ini adalah penggunan lagam/nada Ros. Sehingga selain bisa membaca Al Qur'an dengan tajwid yang benar, bisa juga menyuarakan bacaan dengan nada yang indah.

Prinsip dasar metode ini adalah praktis dalam pembelajaran dan praktis dalam penyampaian. Dari jilid dasar metode ini telah menetapkan nada Rost dengan pendekatan klasikal dan peraga. Dilanjutkan dengan pendekatan simak murni secara seimbang. Dengan tujuan anak dapat belajar dengan suasana menyenangkan, disiplin, mudah dan cepat lancar.

Metode ini tidak hanya ditunjukan untuk anak-anak, tetapi juga untuk remaja dan dewasa. Ada syarat umum dan khusus menjadi guru al Qur'an metode tilawati.

Berbeda dengan Diklat pada metode An Nahdliyah yang bisa ditempuh dalam waktu dua hari. Maka metode ini harus mengikuti tahap pembelajaran spesifik, dimulai dari jilid satu sampai jilid enam. Setelah dinyatakan lulus jilid enam, baru bisa mengikuti diklat khusus untuk mendapatkan sertifikat.


Demikian metode-metode belajar Al Quran yang ada di Indonesia. Selain metode-metode yang disebutkan di atas, masih banyak metode-metode lain yang digunakan di setiap daerah.

Metode apa pun yang dipakai, semuanya mempunyai tujuan yang sama yaitu belajar membaca Al-Qur'an dengan mudah dan cepat sesuai kaidah ilmu tajwid.

Jadi tak perlu fanatik terhadap satu metode yang digunakan. Sebab semuanya merujuk pada satu kaidah Ilmu Tajwid yang sama.

Mau sharing tentang metode-metode belajar Al Qur'an? Yu, kita rusuh di kolom komentar.

Sumber
Pengalaman pribadi
Sumber gambar dokumen pribadi
Diubah oleh husnamutia 23-04-2020 00:22
lina.wh
nona212
bintangtsurayya
bintangtsurayya dan 18 lainnya memberi reputasi
19
3.6K
53
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan