Masa pandemi virus covid-19 memang belum usai, namun masyarakat diajak untuk berdamai hidup berdampingan dengan virus ini dengan cara yang benar sampai virus covid-19 benar-benar tuntas dan hilang dari muka bumi.
Protokol kesehatan dan keselamatan selalu disosialisasikan dan menjadi catatan yang tetap harus diikuti oleh masyarakat dalam proses "New Normal".

Mungkin kita memang belum tahu apakah virus covid bisa diajak berdamai, apakah kita bisa mengikuti masa New Normal yang digaungkan akhir-akhir ini. Sedangkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan sendiri belum dapat dikategorikan patuh dan taat terhadap peraturan, jadi kemungkinan besar kenormalan baru yang diharapkan tidak akan berjalan semudah yang dibayangkan.

Pemerintah sudah mulai mengambil langkah untuk menjalani skenario New Normal yang memang saat ini belum dimulai karena masih dalam tahap pertimbangan.
Namun skenario new normal ini pasti akan diterapkan karena WHO sendiri telah memberikan beberapa indikator untuk dipatuhi oleh semua Negara di kehidupan normalnya (New Normal) sampai mereka dapat menemukan vaksin untuk covid-19.
Jadi sudah dapat dipastikan mau tidak mau kita harus hidup normal di ketidak normalan.

Sosialisasi dari pemerintah kepada masyarakat juga mulai digalakan.
Dinas pendidikan, pariwisata, kesehatan dan yang lainnya sudah mulai mengambil langkah untuk hidup normal dengan peraturan yang jelas dan harus diikuti oleh masyarakat demi kepentingan semua pihak.
Mall besar sudah mulai dibuka, bandara kembali dioperasikan, dan pasar tradisional pun juga sudah difungsikan agar roda ekonomi terus berputar dan masyarakat tidak mati kelaparan.

Tidak hanya dari segi ekonomi masyarakat, dinas kesehatan juga mengambil tindakan untuk terus berusaha menjaga kesehatan masyarakat dan menekan angka penyebaran virus covid-19.
Bahkan mereka juga mengadakan sosialisasi serta himbauan secara langsung di masyarakat, agar masyarakat paham akan pentingnya menjaga keslamatan.

Berbicara mengenai sosialisasi kesehatan masyarakat dari dinas kesehatan, beredar viral sebuah video himbauan dari Puskesmas kelurahan Purwoyoso, Semarang yang menghimbau masyarakat untuk tidak hamil dulu selama masa pandemi virus covid-19.
Himbauan untuk tidak hamil dulu ini bukan tanpa alasan, sebab saat hamil muda maka imun tubuh tidak stabil, ibu hamil mengalami mual muntah dan akan lebih mudah terpapar virus covid-19.
Lucunya di dalam himbauan ini terselip jargon "kimpoi boleh, nikah boleh, hamil jangan"kalimat tersebut menuai banyak komentar netizen +62 karena sedikit agak aneh di telinga.

Tidak hanya itu, petugas medis yang memberikan sosialisasi menggunakan pengeras suara dan mengendarai mobil ini juga menghimbau kepada para bapak untuk menahan. Nikah boleh, kimpoi boleh tapi harus menggunakan kontrasepsi.

Seperti apa video viralnya?
Lihat di bawah ini!

Komentar dari netizen +62 pun beragam, ada yang menghujat, berkelakar, dan ngelawak.
Entah kenapa jika yang dibahas tentang kimpoi, maka komentar yang muncul lebih banyak dan beragam!

Di bawah ini rangkuman komen netizen:

Nah lo, kalau gak gokils bukan netizen +62 dong!
Saat himbauan seriuspun bisa dibelokan kehumor itu menandakan bahwa masyarakat +62 itu benar-benar santuy.

Bagaimana Agan dan Sista Kaskuser menanggapi himbauan dari sosialisasi dinas kesehatan Semarang ini?
Silakan tinggalkan pendapat GanSis dengan berkomentar di bawah!

Terima kasih sudah singgah dan sampai jumpa lagi di thread ane yang lain.