https://nasional.tempo.co/read/13470...artawan-detik/





Wartawan yang dimaksud adalah Isal Mawardi, yang kemarin bikin judul berita "Jokowi ke Bekasi mau ngebuka mall" lalu judul itu diralat oleh Detik.


Tapi besoknya Isal Mawardi bikin lagi berita "Sekeluarga Positif Corona Usai Salat Id di Masjid Bekasi, Walikota Membenarkan" dengan framing mereka ketularan coronavirus ketika shalat Id. Padahal ketularannya sebelum itu, keluarga itu sudah sakit sebelum Idul Fitri.

Doxing gimana? Nama dia tertulis di beritanya. Lagipula wartawan macam apa itu, main pelintir judul berita, framing jahat, berlindung di balik kebebasan pers?

Kalau memang peduli dengan identitas dan keselamatan, bertanggungjawablah ketika bekerja. Apalagi kalau menjadi pemberita di media yang berjangkauan luas.

Kalau merasa yang dilakukan itu membela kebenaran (versinya), ya bertanggungjawablah atas risikonya.

Tiap perbuatan ada konsekuensinya, termasuk menghasut.

OOT
Makanya dari dulu saya tidak setuju hak anonimitas untuk penghasut, apalagi penghasut SARA di Kaskus. Apabila troll SARA di sini bisa diketahui identitas dunia nyatanya, saya akan ungkap identitasnya.