Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

brick_waterAvatar border
TS
brick_water
Pakar Epidemiologi: PSBB Surabaya Raya Tahap Dua Lebih Buruk
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, dr Windhu Purnomo menilai penerapan pembatasaan sosial berskala besar (PSBB) Surabaya Raya tahap dua, lebih buruk ketimbang 14 hari pertama. Menurutnya, grafik peningkatan pasien terkonfirmasi Covid-19 di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik terus meningkat.

"Kalau saya melihat PSBB tahap dua, lebih buruk dari pada tahap satu," kata Windhu dikonfirmasi Senin (25/5).

Berdasarkan data yang ada, pasien positif Covid-19 di Jatim sementara sebanyak 3.642 orang. Dari jumlah tersebut, 1.975 pasien di antaranya berasal dari Surabaya. Kemudian 503 pasien dari Sidoarjo, dan sebanyak 123 pasien dari Kabupaten Gresik.

Windhu menjelaskan, dalam kajian kurva epidemiologi yang dilakukan tim, penularan Covid-19 di Surabaya Raya dalam tingkat mengkhawatirkan. Terutama di Kota Pahlawan. Bahkan, kata dia, kurva peningkatan pasien positif Covid-19 di ketiga daerah tersebut terus menanjak.

"Dari kurva epidemiologi kalau kita melihat tiga kabupaten/kota di Surabaya Raya, maupun sendiri-sendiri, itu kasus masih meningkat. Jadi artinya kumulatifnya kurva itu menanjak terutama Surabaya. Gresik lumayan (melandai) tapi masih ada peningkatan," ujar Windhu.

Kondisi itu, lanjut Windhu, diperburuk kedisiplinan masyarakat menjelang lebaran idul fitri 1441 H, yang abai dengan protokol kesehatan. Dimana banyak masyarakat yang berkerumun dan bepergian ke luar rumah, tanpa memperhatikan aturan jaga jarak. Utamanya di pusat-pusat perbelanjaan.

Windhu mengingatkan, akan sangat berisiko jika selapas PSBB tahap dua ini pemerintah justru memberikan pelonggaran terkait penerapan protokol kesehatan. Meskipun, Windhu enggan memberikan rekomendasi apakah PSBB harus diperpanjang atau tidak, terhadap Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim.

"PSBB itu kan berakhir hari ini tanggal 25 Mei, jadi besok bagaimana apakah longgar atau tidak, tim kami tidak memberikan rekomendasi. Toh, kami hanya menyampaikan kondisinya, masih berisiko tinggi, kalau tiba-tiba dilonggarkan," kata Windhu.

Windhu berpendapat, jika PSBB kembali diperpanjang, harus diiringi penegasan penindakan terhadap pelanggar. Artinya, dibutuhkan perubahan aturan pada peraturan gubernur (Pergub), peraturan wali kota (Perwali) dan peraturan bupati (Perbup).

"Kalau kita lihat kan pelaksanaannya tidak sesuai dengan harapan, karena tahap dua, ketika diperpanjang tidak dibarengi dengan perubahan Pergub, Perwali, Perbup tidak ada perubahan apa-apa," kata Windhu.

Ia berpendapat, penerapan PSBB tahap dua menjadi lebih buruk, karena pemberatan sanksi bagi pelanggar, yang digembor-gemborkan pemerintah, tidak terbukti di lapangan. Itu membuat aparat tak bisa bergerak menindak badan usaha di luar 11 sektor esensial, seperti mal, pertokoan pakaian yang masih buka, dan menimbulkan kerumunan.



sumur

kekya jatim naik terus 
54m5u4d183
bangsutankeren
nomorelies
nomorelies dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.3K
18
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan