Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

joko.winAvatar border
TS
joko.win
Denny: Kasihan Bahar, Dijuluki Raja Singa Mirip Penyakit Kelamin, Politik Itu Kejam..
JAKARTA - Terpidana kasus penganiayaan remaja, Habib Bahar Smith, hingga kini tidak bisa dijenguk siapa pun, karena menempati sel isolasi yang biasa dihuni narapidana teroris di Lembaga Pemasyarakatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Pegiat media sosial Denny Siregar di akun Facebooknya, Rabu (20/5/2020) membuat cuitan panjang berjudul "Bahar Si Raja Singa".

BACA JUGA

Waspadai Hujan di Tiga Wilayah Jakarta IniSindir Habib Bahar, ‘Saya Ikhlas Jadi Pengamen Demi Membela Rakyat!‘Sarah Lelang Keperawanan untuk Bantu Korban COVID-19, Eko: Patungan Boleh, Gak?

Denny merasa kasihan sebenarnya terhadap Bahar, yang dijuluki pendukungnya si Raja Singa itu.

"Mirip nama penyakit kelamin. Dia masih terlalu muda dan hijau untuk paham, bahwa politik itu kejam," tulis Denny. Berikut catatan lengkap Denny Siregar:



BAHAR, SI RAJA SINGA

Mungkin banyak yang belum tahu kalau Front itu sekarang ini lagi goyang. Ibarat gigi mau lepas, sedikit lagi tanggal..

Rizieq yang gak pulang-pulang melemahkan mental seluruh pengikutnya. Padahal dulu skenario "Imam Besar" ditujukan untuk merapatkan barisan mereka dan mengundang massa lain untuk ikut bergabung bersama.

Mirip-mirip apa yang dilakukan Ayatullah Khomeini waktu direpresi oleh Syah Reza Pahlevi di Iran tahun 1980an.

Tapi yang tidak disadari Rizieq dkk, Indonesia sekarang bukan Iran pada masa kekuasaan Reza Pahlevi. Bangsa Indonesia cukup puas dengan situasi ini, beda dengan Iran pada masa itu yang situasinya mirip ketika kita berada dibawah rezim Soeharto.

Nah kelamaan ditinggal, warga Front itu makin goyah. Sedangkan Rizieq sendiri sudah nyaman disana. Mungkin karena usia, mungkin juga udah patah arang sejak Prabowo kalah dan tinggalkan dia, nafsu berkuasanya perlahan2 pudar.

Dia sudah gak begitu perduli lagi dengan situasi di Indonesia, apalagi dengan Front yang pernah dia dirikan. Hidupnya sekarang murni dari sumbangan jamaah haji dan umroh yang datang.

Beberapa pejabat teras Front itu melihat ini sebagai situasi berbahaya. Apalagi pihak intelijen sudah menyusup dan memecah belah situasi dari dalam. Di dalam sana, mereka saling mencurigai dan bingung siapa kawan dan siapa lawan. Meski diluar tampak tenang, tapi sebenarnya ada keributan-keributan kecil, utamanya di perebutan siapa yang akan jadi pemimpin front itu.

Memang menggiurkan jika jadi pemimpin disana. Jamaahnya banyak, dan mereka siap berkorban harta yang ada. Siapapun yang jadi pemimpin pasti kaya, karena bisa "jualan" dengan memanfaatkan bargaining politik karena punya massa.

Untuk menjaga barisannya, kadang2 poster besar Rizieq dipasang di beberapa tempat sekedar untuk menguatkan. Tapi pengaruhnya gak besar. Situasi tetap rusuh. Persis seperti masa jahiliyah, dimana klan-klan di arab saling berebut pengaruhnya.

Bahar melihat peluang ini. Dia sendiri sebenarnya bukan anggota Front, hanya simpatisan. Kebetulan ada hubungan saudara dari Rizieq. Sejak di penjara, Bahar sudah mendengar bagaimana situasi di dalam Front.

Itulah kenapa dia menerima program asimilasi dari pemerintah, meski diawal dia menolaknya supaya kelihatan gagah. Bahar butuh panggung lebih besar dari sekedar jamaahnya saja. Dan menguasai Front itu adalah agenda terpentingnya dia.

Makanya ketika dia keluar, panitia sudah membangun acara besar dengan mempertontonkan Bahar ke depan publik. Tujuannya tentu untuk menambah moril dari anggota Front yang lagi luluh lunglai itu..

Orasi2pun dibikin membakar. Video disebarkan. Pesannya adalah "Inilah Rizieq muda. Ayo kembali bergabung dan bersatu !"

Yang Bahar tidak perhitungkan adalah, bahwa klan-klan didalam belum tentu setuju. Ada yang menganggap bahwa Bahar adalah ancaman bagi dia untuk menduduki jabatan penting.
Maka dengan berbagai cara laporan pun diluncurkan dengan pesan, "Tolong dia dimasukkan lagi ke dalam.."

Makanya ketika polisi menangkapnya juga mudah, karena tidak ada konsentrasi massa untuk memuluskan penangkapan.

Dan itulah yang terjadi. Sejarah sejak lama sudah mengajarkan, bahwa musuh terbesar sejatinya bukan ada di luar, tapi justru ada di dalam. Semua itu selalu berujung pada kekuasaan dan uang.

Kasihan sebenarnya Bahar, yang dijuluki pendukungnya si Raja Singa itu. Mirip nama penyakit kelamin. Dia masih terlalu muda dan hijau untuk paham, bahwa politik itu kejam.

Bahar tentu tidak mengerti bagaimana dia bisa masuk penjara lagi, yang dia tahu malam ini dia tidur sendiri lagi. Tanpa teman. Sorak sorai itu hilang, yang tinggal hanyalah mahkota tanpa kekuasaan..

Seruput dulu kopinya.. Boleh saya merokok dulu sebatang ?

Nb :
Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

Begitu juga patung singa dibawah.

Denny Siregar


Sebelumnya diberitakan, Habib Bahar Smith, hingga kini tidak bisa dijenguk siapa pun, karena menempati sel isolasi yang biasa dihuni narapidana teroris di Lembaga Pemasyarakatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

"Ya belum boleh dijenguk, karena masih di isolasi. Sel isolasi ada teroris, narkoba dan lain-lain sebagainya," ujar Kepala Lembaga Pemasyarakatan Gunung Sindur, Mulyadi, di Bogor, Selasa (19/5).

Namun, ketika ditanya alasannya, ia mengaku tak tahu kenapa Smith harus menempati sel isolasi. Penempatan Smith di sel isolasi yang biasa dihuni narapidana itu, kata dia, atas perintah kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat.

"Karena perintah dari Kanwil, kita hanya dititipi saja. Awalnya kan beliau (Bahar Smith) dari LP Cibinong," tuturnya. Dikutip Antara.

Mulyadi menyebutkan, Smith mulai menempati blok A kamar 1.4 di LP Gunung Sindur sekitar pukul 03.00 WIB, setelah diantar sejumlah personel Polres Bogor.

Ia mengaku tak tahu hingga berapa lama Smith akan ditempatkan di sel isolasi, melainkan tergantung pada perintah Kantor Wilayah Kementerian Hukum HAM Jawa Barat.

Sebelumnya, Smith dijemput petugas pemasyarakatan dan kembali ditahan karena program asimilasinya dicabut. Ia sempat diperingatkan petugas pemasyarakatan karena langsung kembali berdakwah di pondok pesantrennya.

Dakwah itu dinilai mengundang massa, sehingga melanggar Pembatasan Sosial Berskala Besar.

Bahar Smith sempat dinyatakan bebas bersyarat dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cibinong lewat program asimilasi pada Sabtu (16/5).

https://www.netralnews.com/peristiwa...itik-itu-kejam
evywahyuni
devilkillms
yoseful
yoseful dan 11 lainnya memberi reputasi
12
3.5K
42
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan