Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

hugomaranAvatar border
TS
hugomaran
Hilangnya Moral dan Etika Pada Wajah Generasi Bangsa
Moral dan Etika anak bangsa Indonesia



Setiap zaman memiliki orang, dan setiap orang memiliki zamannya sendiri. Generasi yang baik, adalah generasi yang mampu memberikan sebuah kontribusi sejarah dalam perannya bersama masyarakat.


Paling tidak, sejarah akan mencatat segala sesuatu yang bernilai. Entah kekurangan atau kelebihan dari nilai sejarah yang tertinggal. Agar generasi masa mendatang mampu mencontohi segala sesuatu yang baik. Yang merupakan peninggalan sejarah itu sendiri.



Seperti sebuah pekikan sejarah yang sampai sekarang masih mengalir dalam benak kita sebagai anak bangsa yakni; Tokoh Proklamator Negara Ir. Soekarnopernah berpidato “Jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah (Jasmerah)”. Momen yang tidak akan dilupakan oleh anak bangsa dalam sejarah bernegara. Kata-kata semangat penuh harapan besar yang diungkapkan oleh Ir. Soekarno tersebut merupakan sebuah pidato terakhir yang bapak sejarah bangsa sampaikan pada saat itu.


Dari sejarah bangsa. Kita dapat mencontohi segala ragam karakter anak bangsa. Sala satunya adalah: Etika Sopan Santun. Etika sopan santun merupakan cermin dari wajah bangsa tercinta.


Seseorang bisa saja menjadi tokoh yang terhormat dalam bangsanya. Tetapi tokoh tersebut tidak menunjukan Etika baik kepada orang-orang yang hidup dalam bangsa itu. Tentunya tokoh tersebut akan hilang dalam ingatan anak bangsanya sendiri.


Jika kita mengharapkan orang untuk menghargai kita. Maka patutlah kita sudah lebih jauh menunjukan etika untuk menghargai orang lain.


Jangan seenaknya kita mau dihargai atau dihormati atas sebuah kapasitas diri kita dalam masyarakat. Tetapi diri kita pun miskin akan menghargai orang lain. Sama halnya kita menaburkan garam di laut.


Kembali dan melihat diri kita. Sejauh mana, kita sudah menghargai orang disekitar kita, sejauh ini? Berkaca pada diri kita sendiri, langkah awal yang baik dalam menunjukan diri kita.


Hilangnya Moral dan Etika pada wajah generasi bangsa. Sebuah suguhan pertanyaan yang sangat menyengat isi perasaan kita semua.


Benar adanya bahwa, etika sopan santun sudah luntur dari pundak nurani anak bangsa zaman sekarang. Bukankah, anak bangsa merupakan harapan bangsa dalam mempertahankan kekuatan bangsa pada generasi akan datang?


Hal sederhana pun sudah hilang dari pundak mereka, atau pundak kita bersama. Maka apa yang akan kita harapkan untuk melangkah bersama dalam bermasyarakat dan bernegara?


Generasi yang salah ataukah pendidikan karakter anak bangsa yang salah? Semuanya hanya bisu. Mampu mendengung dalam benak semata.
Siapa yang pantas disalahkan? Ya, inilah cermin negara hari ini, semua mampu hanya beretorika melangit tetapi memiliki kepentingan sendiri-sendiri.


Etika sopan santun merupakan cerminan diri, tetapi semuanya semakin luntur. Nah, apakah kita masih berpegangan pada sejarah negara? Hari ini kita mempersalahkan Keluhuran Pancasila. Lagi-lagi kita hanyalah generasi yang selalu mempersalahkan sesuatu yang tidak hidup. Sesuatu yang merupakan pedoman kehidupan.


Pancasila merupakan falsafah bangsa kita. Merupakan pedoman hidup anak bangsa. Itulah mengapa kita diminta oleh tokoh pendiri bangsa adalah jangan meninggalkan sejarah awal bangsa.


Problem etika sopan santun hari ini hanyalah terlalu memanjakan generasi anak bangsanya sendiri. Semua bentuk pendidikan moral dan etika, yang tentunya menjadi bagian terpenting mesti dimiliki sejak dini untuk menjadi bekal bermasyarakat dikemudian hari. Malah disesuaikan dengan zaman. Semuanya menjadi lembek dan terkesan manja.


Nah, apa kenyataan hari ini? apakah tenaga pendidik harus disalahkan? Apakah orangtua yang disalahkan juga?


Tidak ada yang pantas disalahkan dalam poin etika sopan santun. Semuanya kembali kepada masing-masing pribadi kita. Menjadi beban dalam pundak kita masing-masing. Semuanya sudah memiliki porsinya masing-masing. Karena segala sesuatu yang ada di negara ini memiliki batasanya masing-masing.


Didasari selalu pada peraturan negara, maka kembalikan semuanya pada keutuhan tata aturan yang berlaku. Tetapi menjadi catatan adalah moral bangsa pun akan tercermin memburuk, jika semuanya terlalu terhimpit oleh peraturan.


Semuanya terkatung pada Hak Asasi Manusia (HAM). Baik dan benar adanya, tetapi dampak etika sopan santun anak bangsa hari ini. Apakah semuanya aman saja? Anak-anak bangsa kehilangan rasa hormatnya kepada orang-orang yang lebih tua. Mereka menganggap bahwa semuanya sama. Karena dasarnya mereka merasakan adanya perlindungan di mata peraturan negara. Semuanya sama di mata peraturan.


Peran tenaga pendidikan di sekolah pun sudah dibatasi dengan berbagai macam tuntutan aturan negara. Tenaga pendidik dilarang tidak boleh memberikan pendidikan moral yang keras. Perlu diketahui bahwasannya karakter setiap anak bangsa itu berbeda.


Ada anak yang akan patuh dan bisa menghargai orang lain, misalnya menghargai tenaga pendidik tersebut kalau sudah diberikan ajaran etika dengan sedikit keras. Seperti menghukumnya dengan push up, atau saja mencubit telinga itu pun sudah dinilai sangat buruk oleh aturan.


Sehingga apa jadinya? Tenaga pendidik pun manusia biasa memiliki beragam kekurangan. Dengan adanya aturan demikian, maka wajarlah karaker anak bangsa hari ini sangat lemes dan luntur dalam hal memiliki etika sopan santun di tengah masyarakat.


Salah satu contoh yang sudah terjadi, adalah ada anak didik tidak segan-segan melawan gurunya. Bahkan mampu melakukan kontak fisik dengan guru.


Ada pula orangtua wali murid pun tidak segan-segan melakukan perlawanan terhadap tenaga pendidik. Tanpa sadar bahwa keberhasilan anaknya dalam dunia pendidikan itu merupakan peran penting yang diberikan oleh tenaga pendidik itu sendiri.


Dan, betul bahwa pemerintah negara sudah menyediakan beragam pola dalam hal memperbaiki atau mendidik generasi anak bangsa hari ini. Tetapi pada poin tertentu cobalah memberikan sedikit celah dalam hal pembentukan karakter anak bangsa agar tahu dan mampu menghargai orang-orang yang lebih tua.


Celah itu adalah kembali pada peran fungsi dan tugas guru dalam mengatasi karakter anak bangsa yang berbeda tersebut. Agar supaya, ketika anak bangsa itu kemudian hari menjadi tumpuan dan harapan bangsa yang bermoral baik dan etika baik. Maka karakternya sudah dibentuk dengan kematangan proses yang tidak gampang. Seperti perjuangan tokoh bangsa dalam mendirikan negara kita tercinta ini. Terima kasih ....


Tulisan sederhana ini dipersembahkan untuk seluruh pelopor kecerdasan anak bangsa, yang berkarakter dan mampu memiliki etika dan moral yang baik. Merupakan cermin dari jati diri seseorang. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.



Selamat Hari Pendidikan.

Ilustrasi Gambar: Sumber Google

Penulis: @hugomaran
Diubah oleh hugomaran 07-05-2020 15:29
nurulnadlifa
tombak300
alifrian.
alifrian. dan 55 lainnya memberi reputasi
56
2.6K
125
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan