Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Akong.JiuguiAvatar border
TS
Akong.Jiugui
Seorang Pasien COVID-19 di Amerika Akhirnya Tewas Akibat Salah Setting Ventilator


t] Salah satu pasien virus corona di New York, Amerika Serikat harus meninggal dunia setelah salah satu petugas medis yang tengah magang salah mengatur ventilatornya.
 
Dikabarkan Wall Street Journal, pasien yang berusia 60 tahun itu, dirawat di Rumah Sakit Montefiore di Bronx, New York, Amerika Serikat.
Hampir sebulan ia dirawat di rumah sakit setelah di rujuk dari tempat panti jompo yang merawatnya

Ia harus kehilangan nyawanya setelah salah satu dokter magang salah setting ventilator yang digunakannya dalam tekanan tinggi.

Hal tersebut dikonfirmasi oleh petugas medis lainnya, yang mengatakan bahwa dokter tersebut berada dalam pelatihan karena baru lulus dari sekolah kedokteran.

Dokter tersebut sedang melakukan pelatihan untuk spesialis di bawah pengawasan petugas medis yang lebih senior.
Biasanya, seorang dokter muda tidak akan dibiarkan bekerja di unit perawatan intensif dan menangani pasien yang kritis.
Namun, rumah sakit menjadi kewalahan daengan banyaknya pasien COVID-19, sehingga mendorong mereka melakukan peran yang tidak dipersiapkan.
Kronologi yang terjadi pada pasien lanjut usia tersebut adalah, ia mengalah kondisi yang memburuk secara drastis dalam semalam.

Sehingga petugas medis yang saat itu tengah bertugas menghubungkannya dengan ventilator dan secara tidak sengaja menaikkan alat dalam tekanan yang terlalu tinggi dan menghentikan jantung dari pasien yang kritis.

Ketika seorang dokter senior bergegas masuk ke dalam kamar, dokter yang tengah melakukan pelatihan mengakui bahwa mereka tidak tahu cara bekerja dengan benar untuk pengaturan pada ventilator.
 
Insiden yang tragis itu adalah salah satu dari beberapa kasus lainnya yang banyak dilaporkan.

Banyak dokter gigi, mata, ahli penyakit kaki dan psikiater yang akhirnya di dorong berada di garda terdepan karena kurangnya tenaga medis yang ada dengan banyaknya kasus yang muncul di New York, Amerika Serikat.
 
Di Rumah Sakit Yale New Heaven di Connecticut, Amerika Serikat, seorang anestesiologi dikirim untuk bekerja sebagai terapis pernapasan.
 
Seharusnya pekerjaan tersebut membutuhkan lisensi yang memerlukan setidaknya waktu selama 2 tahun pelatihan.

Dikabarkan bahwa pelatihan satu sesi dilakukan dengan menggunakan Zoom dan beberapa dokumen yang meminta mereka untuk memanggil dokter jika membutuhkan bantuan.
 
Seorang penduduk mengaku bahwa ia takut, pasien diperlakukan seperti 'kelinci percobaan', di Newyork-Presbyterian atau Colombia University Irving Medical Center, Amerika Serikat.
Pejabat rumah sakit mengatakan bahwa krisis virus corona telah menciptakan kondisi luar biasa bagi semua staf, dan mendorong tanggapan secara langsung.

"Misi kami adalah untuk menyelamatkan hidup, dan pekerja perawatan kesehatan kami yang heroik berada di garis depan, menavigasi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata juru bicara lembaga yang secara resmi dikenal sebagai NewYork- /Columbia University Irving Medical Center, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman Nypost.

Ia mengatakan bahwa petugas medis tenga bekerja untuk mendukung kebutuhan yang diperlukan oleh merek
https://ringtimesbanyuwangi.pikiran-...ng-ventilator
Diubah oleh Akong.Jiugui 01-05-2020 09:36
darmawati040
crazzyid
betiatina
betiatina dan 12 lainnya memberi reputasi
13
703
9
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan