Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

chamak21Avatar border
TS
chamak21
Ditolak Jadi Ojol, Mulyadi Jadi Ojek Pangkalan dengan Tarif Terserah Penumpang


JAKARTA (BeritaTrans.com) – Ditolak saat daftar jadi ojol (ojek online), Mulyadi (56) enggak menyerah begitu saja.

Mulyadi gagal mendaftar jadi ojol karena faktor usia, yang sudah tak muda lagi.

Mulyadi akhirnya memutuskan untuk menjadi ojek pangkalan, demi menyambung hidup keluarganya.

“Saya sudah daftar jadi ojol, tapi karena umur saya sudah tua, jadi tidak bisa daftar ojol,” ucap Mulyadi seperti dikutip dari Tribun Jakarta (24/4/2020).

“Karena gagal jadi ojol, saya pilih jadi ojek pangkalan saja,” kata dia.

Sebelum itu, Mulyadi pernah bekerja di hotel kawasan Jakarta.

Namun dia tak mengatakan detail bekerja sebagai apa di hotel tersebut.

“Sebelum saya ingin jadi ojol, pernah juga kerja di hotel. Gara-gara sudah tidak bisa kerja lagi di sana, ya pilih jadi pengemudi ojek saja,” jelas Mulyadi.

“Karena tidak ada pilihan lain lagi. Kalau saya mah, yang penting halal,” sambung dia.

Karena sepi, Mulyadi sebut tarifnya terserah penumpang.

“Ojek, tarif terserah penumpang.”

Kalimat tersebut tertera jelas di atas selembar kardus yang dipasangkan di motor Honda BeAT berpelat nomor B 3157 EWO.

Kendaraan roda dua berwarna merah ini dimiliki Mulyadi.

Ya, Jumat kemarin bertepatan dengan hari pertama bulan Ramadan.

Saat itu, Mulyadi sedang duduk di atas trotoar jalan.

Dia mengenakan jaket, celana hitam, penutup hidung-mulut, sepatu, dan sarung tangan.

Mulyadi tampak berdua dengan seorang pemulung. Mereka tampak berbincang.

Pria yang memiliki empat orang anak ini menjelaskan alasan mengapa tarif terserah penumpang.

“Karena sudah sepi banget, jadi saya inisiatif menulis tarif terserah penumpang,” kata Mulyadi, saat diwawancarai, di lokasi.

“Tujuannya ya biar ada yang mau naik saya antarkan ke tempat tujuan mereka,” lanjutnya.

Berapa pun nominal yang diberikan penumpangnya, Mulyadi mengatakan ikhlas.

“Mau Rp 2 ribu, Rp 5 ribu, Rp 10 ribu, dan berapa saja saya terima,” ucap Mulyadi.

Meski begitu, Mulyadi menyatakan tiada penumpang yang tega memberikan uang senilai Rp 2 ribu, Rp 5 ribu, dan Rp 10 ribu.

Mulyadi menyatakan, penulisan ‘tarif terserah penumpang’ ini diterapkan sejak dua hari lalu.

“Sejauh ini, penumpang saya selalu membayar dengan nominal yang cukup-lah untuk makan,” ujar Mulyadi.

“Mohon maaf ya, saya tidak bisa kasih tahu nominalnya berapa,” sambungnya.

Mulyadi mulai beroperasi sejak pukul 06.00 WIB hingga 20.00 WIB.

Dia kerap mangkal di depan halte TransJakarta Dukuh Atas.

Motornya dibiarkan terparkir di pinggir jalan Sudirman.

“Kalau hari ini, saya sudah antarkan dua penumpang. Ada yang ke Jalan Karet (Jakarta Pusat) dan stasiun Sudirman),” ujar Mulyadi, yang bertempat tinggal di kawasan Setia Budi, Jakarta Selatan.

Mulyadi telah bekerja sebagai ojek pangkalan sejak 1980 silam.

Sejauh ini, lanjutnya, penghasilan dari pekerjan tersebut terasa kurang cukup menghidupi keluarga.

“Kalai untuk diri sendiri ya cukup. Tapi kalau untuk empat anak dan istri, saya kira kurang,” jelas Mulyadi.

Meski begitu, dua dari empat anak Mulyadi telah bekerja dan berpenghasilan sendiri.

Sementara dua anak lainnya masih mengenyam pendidikan sekolah.

Dia berharap, agar ke depannya lebih banyak penumpang yang menggunakan jasanya.

“Semoga banyak penumpang yang mau saya antar, bayar berapa pun saya ikhlas,” kata Mulyadi.

“Penumpang jangan takut virus corona, saya selalu pakai masker dan sarung tangan,” tutupnya.(amt/gridmotor.id/foto:ist)

Sumber


Untuk setiap kebaikan, semoga selalu dimudahkan.
nohopemiracle
4iinch
sebelahblog
sebelahblog dan 38 lainnya memberi reputasi
39
3.8K
41
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan