Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

galih17Avatar border
TS
galih17
Dari uang kembalian, berbuah pertolongan


        
Apa yang saya tulis ini merupakan kisah yang saya alami sendiri. Kejadian ini berlangsung beberapa tahun lalu, saat saya masih bekerja di kota Surabaya. Lokasi kerja saya pada waktu itu cukup jauh dari tempat kos, kurang lebih satu jam perjalanan ke tempat kerja mengendarai sepeda motor.

Saya pulang kerja pukul 17.00 dan biasanya sampai kos pukul 18.00, bahkan kadang lebih. Di jalur saya pulang kerja tepatnya di jalan Kertajaya, ada sebuah perempatan lampu merah. Setiap beberapa hari sekali saya menemui anak - anak kecil yang berjualan kerupuk, kadang dua orang tetapi kadang juga tiga orang anak di perempatan itu. Sepertinya mereka kakak beradik, dengan usia yang saya yakin mereka masih duduk di bangku sekolah dasar.

Karena cukup sering melihat mereka berjualan, pada suatu hari saya membeli krupuk dagangan mereka, ketika lampu merah masih menyala. Nyala lampu merah di perempatan itu cukup lama, seingat saya enam puluh detik lamanya. Tentu waktu yang cukup untuk transaksi jual beli dengan penjual cilik itu, tanpa mengganggu pengguna jalan yang lain.

Spoiler for Ilustrasi:


Dik, krupuk pedes e, piroan?(Dik, krupuk pedas harganya berapa?)” tanyaku dengan posisi masih di atas sepeda motor.

Rong ewuan, Mas, sing krupuk pedes, (Dua ribuan, Mas, yang kerupuk pedas)” jawab gadis kecil itu sambil mengacungkan dua jari membentuk huruf V.

Aku tuku telu, Dik. (Aku beli tiga, Dik)” Saya menunggunya mengambilkan tiga bungkus kerupuk pedas pesananku.

Iki, Mas, (Ini, Mas)” tangan kecilnya memberikan tiga plastik kerupuk dagangannya.

Iki dhuwit e, susuk e sampean simpen ae, (Ini uangnya, kembaliannya kamu simpan saja)” ucapku sambil menyodorkan selembar uang, yang senilai dengan sepuluh bungkus harga kerupuknya.

Matur suwun yo, Mas, (Terima kasih ya ,Mas)” jawabnya dengan senyum dan kembali berkumpul dengan seorang anak laki – laki yang mungkin itu adiknya, karena memang wajahnya mirip.

Dua hari berselang tepatnya di akhir pekan, ada kegiatan employee gatheringuntuk semua pegawai di kantor saya. Acara setahun sekali itu, dilaksanakan di kota Malang. Kegiatan tersebut selesai malam hari, pada pukul 24.00 bus rombongan kami sudah sampai kembali di kantor sebagai titik kumpul. Semua langsung pulang ke rumah masing – masing. Tetapi karena saya merupakan salah satu bagian dari panitia, maka masih belum bisa pulang karena harus mengurusi beberapa hal terlebih dahulu.

Setelah semua beres segera saya pulang mengendarai motor seorang diri di tengah malam, dengan keadaan yang cukup lelah. Naas, separuh perjalanan pulang ke kos sepeda motor saya tiba – tiba mogok. Jalanan sepi nyaris tak ada orang yang lewat, bahkan agak gelap karena ada beberapa lampu penerangan jalan yang padam. Saya bingung karena tentu tidak ada bengkel yang buka jam dua dini hari. Rasa khawatir muncul kalau ada orang yang berniat buruk, maka saya nekat mendorong motor saja. 

Spoiler for Ilustrasi:


Beberapa saat kemudian, ada seorang laki – laki mengendarai motor bebek melintas dan berhenti di depan saya. Ada rasa takut sebenarnya, kalau dia berbuat jahat karena keadaan sangat sepi.

“Mogok, Mas?” tanya orang itu.

“Iya, Mas,” jawabku.

“Aku coba dorong mas. Persnelingnya masuk tiga, mesin tetap nyala, ya,” katanya

Spoiler for Ilustrasi:


Saya menurutinya naik motor dan dengan kaki kirinya dia mendorong bagian knalpot moto saya. Sekitar dua puluh meter berjalan, mesin motorku bisa menyala kembali! Alhamdulillah.... Saya menoleh ke belakang, samar – samar saya lihat bibirnya tersenyum lebar.

“Aku belok kiri, Mas,” kata orang itu sambil mengangkat tangan kirinya.

“Matur suwun, Mas,” jawabku.

Orang yang menolong itu masih di belakang saya, lalu belok kiri di sebuah perempatan dan memacu kendaraannya lebih cepat, sementara saya berjalan lurus.

Lega rasanya saya mendapat pertolongan itu, kurang tahu apa jadinya pada waktu itu kalau tidak ada yang membantu. Walaupun saya tidak bisa memberi ucapan terima kasih dengan cara yang lebih baik, saya yakin Tuhan akan membalas kebaikan laki – laki itu. 

Saya sempat berpikir bahwa pertolongan yang saya peroleh, merupakan balasan saat saya mau sedikit berbagi kepada adik penjual kerupuk itu dari uang kembalian yang saya berikan. Suatu pelajaran yang sangat berarti bagi saya, balasan dari berbagi kepada orang lain walapun jumlahnya tidak seberapa. Dari hal itu saya semakin tahu betapa bermanfaatnya melakukan sedekah. Sejumlah nilai rupiah mungkin tidak seberapa bagi kita, namun bisa sangat berharga bagi orang lain.

Saya yakin banyak di luar sana yang mengalami hal yang sama dengan saya. Karena itu, jangan ragu untuk berbagi dan menolong sesama semampu kita. Kebaikan sekecil apapun, Tuhan pasti akan membalasnya.




Spoiler for Cendol:


 
Spoiler for Sumber ilustrasi gambar:


 

Diubah oleh galih17 25-04-2020 22:06
oranduweid
sebelahblog
deal71
deal71 dan 21 lainnya memberi reputasi
22
746
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan