Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

wawanbjmAvatar border
TS
wawanbjm
Belajar dari Italia, Yakin Tetap Mau Curi Start Mudik?
Presiden Jokowi akhirnya mengeluarkan larangan mudik. Namun, aturan tersebut baru berlaku pada Jumat, 24 April 2020 besok.

Namanya juga orang Indonesia, begitu tahu mudik akan dilarang, banyak yang justru berbondong-bondong pulang kampung. Setelah pengumuman itu keluar, warga mulai memadati terminal dan bandara untuk 'curi' start.

Misalnya di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Hingga Rabu (22/4), ratusan pemudik tampak antre masuk ke ruang tunggu bandara, lengkap dengan kardus dan tas besarnya.

Salah satunya adalah Ani --bukan nama sebenarnya--. Tak hanya sendiri, ia juga memborong keluarganya untuk pulang ke Padang, Sumatera Barat, sebelum mudik dilarang.

"Mudik duluan saja," tutur Ani yang belum bisa meninggalkan kebiasaan rutin mudik lebaran.

Hal serupa juga terlihat di Terminal Pulogebang. Tercatat, sepanjang 21 April saja, ada 546 orang yang berangkat ke luar Jakarta.

Padahal, sejak PSBB diberlakukan, jam operasional bus di terminal dibatasi dari pukul 06.00 WIB hingga 18.00 WIB saja. Tujuannya, tentu saja untuk menekan jumlah penumpang.

Di Terminal Kampung Rambutan juga sama saja. Di hari yang sama, tercatat ada 506 warga yang berangkat keluar Jakarta dengan 82 unit bus.

Memang, menahan rindu di tanah rantau memang tidak mudah. Apalagi, tradisi mudik dan saling bersilaturahmi saat lebaran sudah sangat melekat di masyarakat Indonesia selama puluhan tahun.

Tapi, jangan sampai, niat baik bertemu keluarga justru berujung bencana. Misalnya, seperti yang dialami oleh Italia.

Saat kabar penetapan lockdown di wilayah utara Italia bocor sebelum pengumuman resminya. Ribuan warga yang panik mendengar kabar tersebut langsung memenuhi stasiun kereta untuk meninggalkan wilayah Lombardy dan Veneto yang jadi episenter penyebaran corona di Italia.

Para gubernur di bagian selatan Italia pun langsung bergerak cepat mengimbau warga untuk tidak 'mudik' ke daerah mereka. Bahkan, Gubernur Plugia, Michele Emiliano, meminta warga utara untuk segera turun di stasiun pertama kereta, jangan naik pesawat, dan putar balik mobil sebeum sampai di area selatan.

“Jangan bawa epidemi dari Lombardy, Veneto, dan Emilia ke kampung kalian di Puglia. Kalian membawa virus ke paru-paru adik, kakek, paman, sepupu, dan orang tua kalian," pinta Michele.

Tapi apa daya. Keinginan warga untuk 'mudik' begitu kuat, sampai-sampai mereka mengabaikan bahaya apa yang mereka bawa. Tepat sebelum lockdown ditetapkan, banyak warga yang sudah sampai ke tujuan

Lockdown di 15 wilayah di utara Italia pun ditetapkan pada 8 Maret 2020 pukul 02.00 dini hari. Seharusnya, penetapan lockdown di daerah episentrum bisa efektif menekan lonjakan kasus. Namun, kali ini tidak.

Dari tanggal 8 Maret ke tanggal 9 Maret saja, lonjakan kasus secara nasional mencuat hingga hampir 2 ribu. Karena merasa tak puas dengan hasilnya, pemerintah Italia pun memberlakukan kebijakan lockdown nasional mulai 10 Maret hingga 3 April.

Lagi-lagi, kurva kasus dan kematian tak kunjung membaik. Sejak lockdown sebagian diberlakukan, kasus virus corona sudah naik 13 kali lipat.

Wilayah-wilayah selatan Italia seperti Publia, Campania, dan Sisilia yang tadinya bukan merupakan episentrum, kini berubah menjadi 'neraka'. Tersangka utamanya, tentu saja warga-warga yang nekat menyeberang dari wilayah pandemi ke daerah 'aman'.

“Kebocoran berita membuat banyak orang kabur, menyebabkan efek sebaliknya dari tujuan keputusan (lockdown) tersebut. Sayangnya, beberapa dari mereka yang melarikan diri akan ikut terinfeksi penyakit ini,” kata Profesor Mikrobiologi dan Virologi di Vita-Salute San Raffaele University, Milan, Roberto Burioni, dilansir The Guardian (8/3).

Jika dipikir-pikir, hal ini sebenarnya mirip dengan yang terjadi di Indonesia saat ini, terutama di Jabodetabek. Masyarakat yang tahu jika 'mudik mereka akan gagal', langsung curi start meski --mungkin-- tahu dampak buruk apa yang bisa mereka bawa.

Saat ini, di Italia, ada 107.709 kasus positif COVID-19. Sejumlah 24.648 orang di antaranya meninggal dunia. Jangan sampai, Indonesia menjadi 'Italia ke dua' hanya karena segelintir orang yang bersikeras mudik.

Jadi, yakin, kamu masih mau mudik?

Sumber :
https://www.google.com/amp/s/m.kumpa...ik-1tH9rikPo6F
kumaniaks
infinitesoul
sebelahblog
sebelahblog dan 42 lainnya memberi reputasi
43
1.7K
37
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan