Dok Pribadi

"Dia tidak cocok untukmu!" Kata pertama yang kudengar saat memperkenalkan seorang pemuda kepada kedua orang tua.

Alasan yang klise sebenarnya. Kecocokan itu bukan dari tampilan atau kesesuaian pendidikan. Melainkan rasa yang ada di antara orang yang menjalaninya.

Patah hati, terluka bahkan hampir frustasi karena tidak mendapat restu pernah kualami.

Mencintai seorang pemuda yang berasal dari suku dan adat yang berbeda. Meski dia santun dan baik, tetap saja di mata orang tua sesuatu hal yang buruk. Karena mereka hanya menginginkan calon menantu berasal dari adat dan suku yang sama, meskipun sikap dan perbuatannya tidak baik.

Selain ketidak cocokan, hal lain yang menjadi alasan tidak merestui adalah jarak. Sebab kami tinggal berbeda propinsi yang dibatasi samudra atlantik.

Orang tua tidak yakin pemuda itu setia, sebab LDR itu sangat sulit dijalani. Berbagai bukti sudah kukemukan, semua alasan kenapa aku memilihnya sudah kuberikan bersama linangan air mata. Tetapi tidak menggoyahkan prinsip kedua orang tua yang memaksakan kehendak perjodohan.

Alasan basi, menurut mereka jodoh anaknya lebih baik dari keluarga yang sudah dikenal. Tahu bobot, bebet dan bibitnya. Serta paham adat istiadat kami.

Aku tidak bisa memaksakan kemauan, karena sebagai anak aku juga harus patuh dan menghormati kedua orang tua, meskipun aku harus kecewa dan terluka.

Rasa sakit itu membuatku takut berhubungan dengan laki-laki yang berasal dari suku berbeda. Hampir enam tahun aku tidak pernah pacaran dan menjauhi teman laki-laki.


Alasan ketiga pekerjaan.
"Memang dia sudah sanggup membiayai hidupmu? Orang dia masih bergantung pada orang tuanya!" Kata yang kerap kali membuat seorang anak yang tidak direstui mengalirkan air mata.

Sebenarnya kalau kita cermati, jika seoramg pria bertanggung jawab. Setelah menikah mereka akan berusaha mencukupi kebutuhan istri dan anaknya.

Karena rezeki seorang perempuan dititipkan Tuhan melalui usaha suaminya. Jadi menurutku itu hanya alasan agar aku bisa meninggalkan kekasih hati.

Kadang orang tua tidak paham dengan apa yang dirasakan anak mereka.

Semoga kejadian ini tidak agan dan sist rasakan juga.


Dok Pribadi