Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dragonroarAvatar border
TS
dragonroar
Kanjeng Kyai Tunggul Wulung, Pusaka Kraton Yogyakarta Ampuh Usir Wabah Penyakit
Kanjeng Kyai Tunggul Wulung, Pusaka Kraton Yogyakarta Ampuh Usir Wabah Penyakit
Editor: Agus Sigit
24 Maret 2020, 20:11:57 WIB1 Menit Waktu Baca


Foto: kerajaan Nusantara

YOGYA, KRJOGJA.com – Kangjeng Kyai Tunggul Wulung, nama pusaka keraton Yogyakarta ini tidak asing bagi masyarakat Yogyakarta khususnya pemerhati sejarah dan budaya Kraton Yogyakarta. Pusaka dalam wujud bendera ini juga dijadikan simbol (panji) Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan dikeramatkan sejak masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono I.
Kangjeng Kyai Tunggul Wulung diberi nama demikian karena benda pusaka tersebut berwarna dasar biru tua kehitam-hitaman, dalam bahasa Jawa warna tersebut disebut wulung. Di tengah bendera terdapat dekorasi berwarna emas, dan di tengah dekorasi terdapat kaligrafi Surat Al Kautsar, Asma’ul Husna, dan Syahadat.
Mengutip dari buku Kerajaan Nusantara; Bendera Kanjeng Kyai Tunggul Wulung, pada waktu tertentu, bendera ini pernah diarak keliling kota dan di beberapa perempatan jalan diserukan lafadz adzan. Prosesi ini dimaksudkan sebagai upaya untuk tolak bala dan memohon kesembuhan bagi seluruh rakyat di Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.


“Pada zaman penjajahan Jepang, Kanjeng Kyai Tunggul Wulung pernah diarak keliling kota karena saat itu Yogyakarta pernah terkena wabah pes yang banyak memakan korban meninggal,” ujar mbah Darto kepada KRJOGJA.com belum lama ini.

Saat diarak, pusaka ini yang wajib membawa adalah abdi dalem dengan pangkat bupati. Konon pembawa pusaka ini harus ikhlas, karena akan meninggal dunia setelah mengarak pusaka. Pusaka ini tidak boleh dilihat untuk umum meskipun saat diarak sekalipun. Hanya keluarga keraton dan abdi dalem saja diperkenankan melihatnya.

Mengutip dari Wikipedia, menurut para abdi dalem Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, bendera ini berasal dari kain kiswah Ka’bah dari Mekah. Menurut perkiraan, usia panji ini sudah sangat tua, bahkan lebih tua daripada Keraton Yogyakarta sendiri, yang berdiri tahun 1755. Kiswah itu menurut pihak keraton didapatkan dari peninggalan kerajaan Demak yang diberikan kekhalifahan Turki kepada Raden Fatah penguasa Demak sebagai bukti adanya hubungan pada abad ke-14. (*)

https://www.krjogja.com/berita-lokal...ah-penyakit/2/
sebelahblog
4iinch
4iinch dan sebelahblog memberi reputasi
2
2.3K
31
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan