Sudah sekitar Sepuluh harian ini ku coba untuk mematuhi himbauan pemerintah terkait pencegahan penyebaran Virus Corona, antara lain berlaku hidup bersih dan sehat ( meski pola Hidup Berantakan ) dengan selalu Cuci tangan dengan sabun sesering mungkin,Menjaga kondisi kesehatan, membatasi aktifitas yang berhubungan dengan keramaian ( Social distancing ) kecuali benar benar di perlukan...


Pada prakteknya, masih saja banyak orang yang kelihatannya tidak peduli dengan himbauan Pemerintah, maklumat kapolri maupun Himbauan dari Organisasi organisasi sosial kemasyarakatan yang peduli dengan keadaan saat ini.

Bisa Jadi ketidak pedulian mereka karena banyak hal, mungkin karena ketidak tahuan atau kurang nya informasi yang Valid terkait Pola Penyebaran virus tersebut, Faktor ekonomi Keluarga untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari hari, dan banyak faktor lain yang melatar belakangi ketidak pedulian tersebut.

Dan salah satu yang kelihatan tidak peduli itu adalah kamu,.. iya kamu yang pernah mengisi hati dan meninggalkan pilu..

Bagi Mereka yang memang kurang informasi dan menjadi tulang punggung Ekonomi Keluarga Insya Allah sudah di Pikirkan oleh Pemerintah tentang Sosialisasi Informasi maupun Jaminan Pemeriksaan Kesehatan bagi masyarakat yang memang tidak mampu, untuk menghindari interaksi sosial karena Keadaan ekonomi yang memang di rasa kurang.

Namum bagi kamu,.. Iya kamu dan mungkin juga orang lain yang keadaannya sejajar dengan mu , yang setiap hari memegang Smart phone canggih, juga keadaan Ekonomi yang terbilang lebih dari cukup masih saja terkesan Tidak peduli dengan keadaan saat ini.

Sebagai orang yang terpelajar, sepertinya tidak mungkin jika kamu tidak tahu apa itu yang di namakan " Social Distancing" dan Tawakkal /memasrahkan diri .

Padahal, dulu kamu sudah pernah melakukan itu,...
Jika memang sudah lupa, Ijinkan ku jelaskan kembali Sosial distancing dan Tawakkal yang pernah kamu lakukan...

Dulu,.. sekitar 10 Tahun yang lalu, Kamu lebih memilih " dalan Liyane" dengan dia untuk menjadi Tambatan hatimu, meski sejatinya kau di takdirkan untukku, namun kau lebih memilih takdir yang lain, yang pada saat itu kau anggap lebih baik dan lebih menjanjikan masa depan bagimu dan keluargamu,meski saat itu pas lagi sayang sayange, pas lagi jero jerone ,

Sebab memang sebagai manusia yang di beri akal, sudah sewajarnya untuk memilih sesuatu yang di anggapnya lebih baik dan lebih menjanjikan.
Itu yang di namakan Tawakkal dan pasrah dengan keadaan setelah melakukan sesuatu dan konsekwen dengan apa yang telah menjadi pilihan.

Dan setelah itu, kamu menjadi sosok yang sulit untuk di temui, Raib bak di telan bumi, itulah salah satu contoh sosial distancing dan ketika ketemu, apa yang kamu katakan.. !!??

Kamu menghindari bertemu denganku, dengan saudara saudaraku, dengan teman temanku hanya karena ingin menjaga perasaan dan tak ingin menyakiti keluargaku...

( Ohhh.. Betapa Mulia Sekali hatimu... )

Dua hal tersebut bisa kamu lakukan untuk saat ini, Pasrah untuk tak terjangkit Corona, tentunya setelah berbagai Ikhtiar, dan anjuran dari Orang orang yang berkompeten di bidangnya kamu lakukan.

Dan membatasi diri untuk tak terlalu berinteraksi di keramaian, setidaknya bisa mencegah, menjaga dan memutus rantai Penyebaran Virus yang bernama corona itu..

Tapi Entahlah,.. Jika Pasrahmu adalah Pasrah untuk menutupi rasa Putus asa...

Tapi Sudah lah, mungkin juga tak ada gunanya tulisan ini buat kamu,...

Yo wes ben tak lakonane sak kuat kuate ati..
Pesenku mung siji sing ati ati...
Bisoku mung Ndungo esuk tekan sonten
Sebab Sadar diri, kulo dudu sinten sinten..

Yo wes ben mung Tak pendem roso sing ono njero dhodo
Tetep tak dungakno mugo urip mulyo
Bisoku mung nyuwun mugi ora getun
Cekap semanten Matur nuwun...

Biar lebih ngena...
klik disini gan