Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dina.rositaAvatar border
TS
dina.rosita
Cara Menulis Cerpen Agar Lebih Mudah Dan Fokus. Mau Tahu Caranya?


Tips Menulis Cerpen yang Baik dan Benar ala Dina Rosita

Oleh Dina Rosita


    Menulis cerpen memang gampang-gampang susah, siapa pun bisa menulis sebuah cerita. Namun, bila untuk membuat cerpen yang baik dan benar sesuai dengan kaidah kepenulisan, maka inilah yang sulit. Mungkin tidak banyak penulis pemula yang paham dengan kaidah-kaidah kepenulisan ini. Sehingga, banyak sekali cerpen yang saya baca lebih pada curhat saja dibandingkan disebut sebuah cerpen (cerita pendek).


    Penulis pemula banyak yang tidak paham akan adanya unsur-unsur wajib yang ada dalam sebuah cerpen, mereka biasa hanya meluapkan ide mereka yang berterbangan di kepala lalu diwujudkan berupa sebuah tulisan. Melihat fenomena ini, mari kita belajar bersama untuk mengetahui cerpen seperti apakah yang baik dan benar itu? Mari kita pelajari di bawah ini, ya. 


1. Temukan tema dan ide yang menarik


    Menemukan ide cerita yang menarik, siapa pun bisa. Namun, siapa sajakah yang bisa menggenggam si ide tersebut? Dialah si penulis yang konsisten dan pintar mengolah idenya menjadi sebuah tulisan. 


    Dalam menentukan tema / ide yang menarik ini, kita bisa memperolehnya dengan banyak membaca buku-buku yang menambah minat kita untuk menulis. Sebaiknya pilih dan bacalah buku yang isinya bisa merangsang idemu untuk berkembang. Misalnya, nih. Sekarang sedang ramai membahas tentang Covid 19, nah kawan-kawan bisa memperoleh idenya dengan menulis tentang virus ini, atau bisa juga mengambil tema tentang kematian. Bila yang lebih menyukai politik, bisa juga mengaitkan ide ini untuk menulis sebuah cerpen dengan politik sebagai latar belakangnya.


    Bila kawan-kawan bertanya pada saya, dari mana saya sering mendapat ide untuk menulis?

    Tentu dari banyak hal, contohnya saat turun hujan. Berhubung saya sangat menyukai hujan gerimis yang begitu romantis, maka bermacam-macam ide terus menari-nari di kepala saya, ingin untuk segera dituliskan. 


    Menulis cerpen merupakan hal yang menyenangkan membuat kita terserang virus—ketagihan membuat cerita dan laptop ataupun ponsel akan menjadi yang paling dekat denganmu. Contohnya, saat menulis tulisan ini, saya menulisnya sembari menikmati hujan gerimis yang turun membasahi Kota Kembang sambil menyesap secangkir kopi hitam.


    Kok bisa, Mbak, dapat Mamang Edi (read ide) dengan begitu mudahnya? 


    Bila kita ada kemauan, maka Allah pun akan memberi kita jalannya.


    Contoh lagi ya, novel saya yang berjudul “Catatan Hitam Seorang Wanita”, ini saya dapat ide ketika ada teman Facebook curhat tentang skizofrenia, maka saya menarik ide dari ceritanya untuk menulis tentang seorang penulis ternama yang ingin membina rumahtangga dengan bahagia, tapi suaminya memiliki skizofrenia. Selain itu, si wanita tersebut memiliki catatan hitam di masa lalunya yang mengganggu pada keutuhan rumahtangga mereka.


    Ada satu lagi novel saya yang berjudul “Hujan dan Secangkir Kopi”. Nah, idenya ini didapat ketika saya diantar pulang sama mamang gojek. Kebetulan saat itu di kota Bandung sedang turun hujan, saat dibonceng inilah ide untuk menulis datang. Setelah tiba di rumah, saya pun menyeduh secangkir kopi lalu duduk di beranda sambil menikmati hujan. Lalu lengkaplah sudah ide menulis sebuah novel dengan judul “Hujan dan Secangkir Kopi” dibuat—utuh terbayang dengan alur ceritanya yang kemudian saya eksekusi pada malam harinya.


    Sedangkan novel “Sisi Lain Introvert” idenya saya dapatkan setelah mendengar curhat teman-teman dunia maya tentang sisi lain mereka yang introvert. Hal ini berlangsung setelah saya menulis artikel tentang Bahaya PMO (porn, Mastubasi, Onani) dan Nolep di beranda Facebook.


    Nah, kawan, cukup mudah, bukan menemukan ide untuk menulis?


2. Tentukan alur


    Agar bisa menghasilkan cerpen yang menarik dan emosi cerita tetap terjaga, maka kita harus menyelesaikan satu cerita dalam satu waktu. Ya, seperti cerpen yang juga harus selesai dibaca sekali waktu, akan lebih baik pula bila cerpen ini selesai ditulis dalam sekali waktu agar efektif, kena sasaran, dan emosi terjaga.


    Menulis sebuah cerpen, biasanya memakan waktu sekitar 1 jam saja, bila sudah terbiasa dan beberapa menit saja untuk masuk draft edit.


    Cerpen yang ideal hanya terdiri dari 3 halaman sampai maksimal 15 halaman saja. Jika ingin lebih dari itu, lebih baik kamu menulis novel yang memang membutuhkan pembahasan secara mendalam.


3. Penokohan


    Dalam menentukan penokohan, kamu harus benar-benar matang menyiapkannya. Pelajari hal tentang karakter tiap orang, bisa juga dilihat dari golongan darah, bulan kelahiran, pelajari shio, dll. Gunanya adalah untuk memperdalam kita mempertajam penokohan.


   

4. Membuat kerangka cerita


    Sebagian penulis merasa ribet untuk menuliskan kerangka cerita mereka. Namun, hal ini amat penting bagi penulis saat mereka kehilangan mood menulis nanti, si kerangka ini bisa menuntun mereka untuk tetap berada di alur cerita yang tersusun dengan rapi dan sesuai logika.


    Tulislah apa-apa saja yang ingin kamu tulis dalam ceritamu. Alurnya seperti apa, tokoh utamanya siapa, konfliknya mau seperti apa, bahkan ending yang diinginkan pun mau seperti apa. Namun, ada nih banyak penulis yang langsung nulis saja ketika mereka dapat ide. Hal ini sah-sah saja, dengan catatan, bila penulisnya mampu menjaga mood nulis dengan baik, kuat dalam ingatan, dan sudah merangkum semua ide ceritanya di luar kepala.


    Meskipun begitu, alangkah baiknya penulis pemula mengetahui unsur-unsur yang wajib ada dalam menulis, antara lain adalah:

a. Membuat judul semenarik mungkin

b. Menentukan nama tokoh utama, baik protagonis dan antagonisnya

c. Menentukan premis cerita, premis ini fungsinya untuk menentukan si tokoh utama baik protagonis dan antagonis memiliki motif berbeda yang saling bertolak belakang.

d. Menentukan alur cerita harus dapat diterima oleh logika. Meskipun kita menulis cerita fiksi, alur yang sesuai l0gika adalah tetap yang utama. Mengapa? Karena pembaca akan lebih mudah menerima isi ceritanya yang sesuai dengan yang mereka alami dalam dunia nyata

e. Konflik, nah, ini ada bila kita sudah menentukan premisnya, di mana dua tokoh saling memiliki motif yang bertolak belakang hingga dapat menciptakan konflik antara dua tokoh tersebut. Baik tokoh jahat ataupun tokoh baik.

f. Tentukan ending cerita, sebagai pemberesan dari seluruh isi cerita. Boleh dengan mengambil sad ending ataupun happy ending. 


    Namun, perlu diingat, dalam literasi, sebuah cerita bisa dibilang cerita yang baik bila di dalamnya diselipkan tentang hikmah-hikmah bagi pembaca. Hikmah ini jangan terkesan menggurui, menasihati pembaca, selipkanlah hikmah tanpa bermaksud menggurui pembaca, hingga pembaca merasa terintimidasi. Kita bisa menyampaikan hikmahnya dalam bahasa yang ringan saja yang mudah diterima oleh hati pembaca hingga, meskipun pembaca sudah selesai membaca kisahnya, tapi si cerita itu sendiri masih mampu menempel di ingatan mereka.


    Ketiga langkah inilah yang membuat sebuah cerpen layak untuk dibaca dengan suguhan opening, klimaks / konflik, dan closing yang kece badai.


    Selama proses menulis, usahakan untuk menulis secara cepat dan mengalir. Jangan terlalu lama menghabiskan waktu untuk memikirkan setiap adegannya. Jangan juga mencoba mengedit naskah yang belum selesai, hal ini dapat menyebabkan ide cerita mandeg di tengah jalan. Setelah selesai, jangan lupa untuk melakukan self editing sendiri, agar ceritamu bebas dari typo, serangan kata, dan alur cerita yang lebih enak dibaca. 


Fokuslah menulis dan berkarya.



Sumber foto: dokumentasi penerbit Cleopatra, Dina Rosita.


kkaze22
Mnsukra
bhutha
bhutha dan 19 lainnya memberi reputasi
20
3.5K
38
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan