C4lyps0Avatar border
TS
C4lyps0
Ruang Isolasi Penuh, Begini Curhatan Miris Pasien Suspect Corona


Kesiapan rumah sakit di Indonesia dalam menangani pasien Covid-19 dipertanyakan. Hal ini dikarenakan banyak pasien yang mengaku ditelantarkan saat datang ke rumah sakit dan mencoba menjalani pemeriksaan karena terindikasi mengalami infeksi virus corona baru. Cerita tentang kejadian itu banyak tersebar di media sosial.

Salah satunya ada Muhammad Fachri Muchtar. Lewat akun Twitter pribadinya, ia menceritakan pengalaman kurang mengenakkan yang diterima di rumah sakit.

Padahal dokter menyatakan dirinya merupakan pasien suspect Covid-19.

Pernyataan itu didapatkan berdasarkan riwayat kontak Fachri. Ia sempat bermalam di suatu penginapan yang dihuni banyak WNA dan kontak dengan banyak orang. Beberapa hari kemudian, dirinya merasakan demam, batuk, sesak nafas, pilek, sakit tenggorokan, dan lemas.

Fachri sudah sempat pergi ke dokter namun tak kunjung sembuh. Akhirnya ia pergi ke salah satu rumah sakit rujukan Covid-19. Di sana dirinya menjalani pemeriksaan termasuk cek darah dan rontgen paru. Dokter kemudian menyatakan ia pasien suspect.

Dalam utasnya, Fachri menceritakan jika setelah pernyataan itu, dirinya dibawa ke ruang isolasi dan bercampur dengan pasien lain yang juga suspect Covid-19. Mirisnya, dalam ruangan tersebut hanya terdapat 3 tempat tidur sedangkan ruangan diisi oleh 6 orang. Tiga orang yang tidak mendapatkan tempat tidur terpaksa duduk di kursi roda.

Gua resah dengan kondisi saat ini, gua pengen speak up sebagai pasien suspect Covid-19. Gua akan cerita tentang pengalaman gua sebagai pasien di salah satu RS Rujukan di Jakarta dan keresahan gua terkait corona.
a thread!!
— Fachri Muchtar (@fmuchtar_) March 16, 2020



Kepada Indozone Fachri mengungkapkan ia pergi ke rumah sakit pada Minggu (15/3) sore. Dirinya kemudian menunggu hingga keesokan hari di ruang isolasi untuk menjalani tes swab atau pengambilan spesimen. Ini merupakan salah satu prosedur untuk menentukan psien positif Covid-19 atau tidak.

"Tes swab dua kali. Kemarin sama hari ini," ujar Fachri melalui pesan singkat, Selasa (17/3/2020).

Setelah menjalani tes swab pertama kemarin, Fachri diminta untuk pulang dan melakukan karantina mandiri di rumah karena fasilitas di rumah sakit tidak memadai.
"Rumah sakit enggak siap menghadapi Covid-19. Satu ruang isolasi bisa berisi hingga 6 orang, 'kan bahaya.

Terus karena alat perlindungan diri (APD) petugas kesehatan terbatas, jadi petugas  sangat jarang masuk ke ruang isolasi," kata Fachri.

Melihat kondisi tersebut, Fachri memaklumi jika dirinya diminta menjalani karantina mandiri di rumah. Sebab kapasitas di rumah sakit sangat terbatas. Apabila semakin banyak pasien suspect dirawat di ruang isolasi yang terbatas, maka semakin tidak layak. Oleh karenanya, ia menganggap karantina mandiri di rumah lebih baik.

"Saya karantina mandiri di rumah. Cara saya mengikuti panduan dari Kemenkes. Saya meminimalisir kontak dengan orang rumah dan menggunakan masker," ucap Fachri.

Hari ini dirinya kembali menjalani tes swab untuk kedua kalinya. Besar kemungkinan Fachri akan kembali ke rumah dan melakukan karantina mandiri sambil menunggu hasil pemeriksaan swab yang diperkirakan baru keluar 2-3 hari mendatang. Pihak rumah sakit juga memberinya antibiotik sebagai bagian dari perawatan.

Fachri berharap agar pemerintah lebih sigap dan lebih banyak melakukan intervensi terkait penanganan Covid-19.


"Rumah sakit rujukan ditambah, fasilitas dan tenaga medis diperhatikan agar tidak kewalahan. Pastinya harus mengambil tindakan yang serius seperti lockdown sesuai amanat UU No 6 Tahun 2018 tentang karantina kesehatan," pungkas Fachri.

Covid-19

SARS Cov-2

Sekedar bhn introspeksi agar lbh sigap kedepannya dlm menangani pasien

Kl ruangan kecil trll penuh berjubel resiko cross infection jg ckp bsr sbb meskipun corona kagak airborne tp udara mulek di ruangan hsl nafas dan batuk bersin berpotensi contagiuous

Ada 3 jns positive covid-19 dr tngkt keparahannya di China, mild, moderate, severe, semuanya dirawat di RS, yg severe di ICU, yg moderate di RS dan yg mild di RS darurat sementara di hall2/ aula yg diisi bed dgn jarak aman

Semua smntr diisolasi sbb berpotensi menular ke orng2 di sekeliling

Kl kepepet kagak ada RS mmng bs karantina diri di rmh tp krng dianjurkan sbb kmngknan contagious bg keluarga bsr

emoticon-Rusia
aldonistic
sebelahblog
4iinch
4iinch dan 6 lainnya memberi reputasi
7
6K
44
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan