Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mayyarossaAvatar border
TS
mayyarossa
Menembus Batas Tak Kasat Mata
Kumpulan Cerpen Misteri Terbaru, Terinspirasi dari Kisah Nyata







Halo, GanSist


Jumpa lagi dengan ane, @mayyarossa. Ijinkan ane yang nyubi ini mencoba menuliskan kisah-kisah yang terinspirasi dari kisah nyata. Namanya juga cerita, pasti ada sedikit bumbu drama, bukan?

Boleh tinggalkan cendol, rate, n komen ya. Eh, krisan juga diterima dengan lapang dada, entah itu dada siapa🙈🙈🙈

Happy reading❤❤❤





1. Hingga Akhir Waktu

Percayakah kau akan cinta yang dibawa sampai mati? Aku percaya!







Aku mulai resah. Mondar-mandir tak tentu arah, lalu, kembali menghempaskan tubuh di bangku panjang ini. Dev, ada apa denganmu? Kau tak pernah terlambat, bahkan sedetik pun! Kau orang yang mengajariku untuk menghargai waktu, Dev!


Aku melirik arloji di tangan kanan. Tepat pukul empat pagi. Sudah satu jam lamanya aku menunggu Dev di bangku stasiun ini. Pertemuan kami semalam menyisakan janji temu pagi ini di stasiun kota, tepat pukul tiga dini hari.


Tiba-tiba gawaiku bergetar. Masuk satu panggilan. Tertera sebuah nama, "My Soulmate".


"Ya, Sayang. Kamu di mana? Aku sudah satu jam lebih menanti!"


"Di mana putraku?" sahut suara dari seberang.


Aku terhenyak. Ini bukan Dev!


"Di mana putraku?! Akan ke mana kalian? Bukankah sudah kuperingatkan untuk tak mengganggu putraku lagi?!"


Aku hanya terdiam, tak mampu menjawab. Mata pun mulai memanas. Dev, di mana kamu, Sayang? Tak kupedulikan lagi panggilan itu. Setelah memasukkan gawai ke dalam tas, aku kembali berdiri, mata mencoba menyapu stasiun.


Tiba-tiba, kurasakan sebuah pelukan dari belakang. Tercium parfum yang sangat kukenal.


"Astaga, Dev! Kupikir kau tak akan datang. Aku mencemaskanmu, Sayang." Aku langsung berbalik dan memeluknya. Dia membalas pelukanku. Erat. Namun, tanpa kata.


"Dev, kamu baik-baik saja?" Aku mendongak, memindai wajahnya. Pria berhidung mancung itu tampak pucat, tak bersemangat. Mungkin dia bertengkar lagi dengan ayahnya. Atau mungkin, dia kurang tidur?


Dia mengangguk, matanya menatapku dalam.


"Naina, aku sangat mencintaimu, Sayang." Dia kembali memelukku.


"Iya, aku tahu. Sekarang, kita akan ke mana, Sayang?"


"Terserah kamu."


"Ayolah, Dev."


"Ke mana pun, asal itu denganmu, Sayang."


"Dev ...."


"Terserah kamu, Sayang," jawabnya datar.


Kuamati pria yang sudah tiga tahun ini menjadi tambatan hati. Rambut cepaknya agak berantakan, sementara seputaran rahang tampak cambang yang baru mulai tumbuh, sehingga tampak seperti bertabur pasir. Kaos biru muda menutupi tubuh kekarnya.


"Kamu kenapa, Sayang? Kamu sakit?" tanyaku seraya menempelkan punggung tangan ke dahinya. Dia hanya menggeleng.


"Baiklah, aku pesan tiket dulu. Semoga masih ada."


"Naina!" serunya saat aku berbalik.


Dia menarik tanganku, lalu mendekapku lagi. Kali ini lebih erat.


"Naina. Kita akan menikah, walau tanpa restu ayah. Aku sayang kamu, sampai akhir hayatku. Akan kubawa rasa ini, sampai aku mati."


Aku sudah sering mendengar dia mengucapkan kata-kata itu, tapi entah mengapa, kali ini berbeda.


"Love you too, Darling." Aku menyandarkan kepala di dada bidangnya, menikmati caranya mengungkapkan cinta. Ah, aku merasa menjadi orang yang paling bahagia. Aku merasa dicintai begitu dalam. Ketika akan kulepaskan pelukan kami, Dev seakan enggan. Matanya tampak berkabut. Aku tak tega melihatnya.


"Dev ... sebentar, ya ...."


Aku melangkah ke loket, tapi, tiga detik kemudian aku berbalik. Entah mengapa, hatiku sesak! Seakan dadaku digodam ribuan kali.


Tiba di loket, aku mengeluarkan KTP. KTP Dev? Ketika akan berbalik ke tempatku meninggalkan dia, gawaiku kembali bergetar. Kulihat pesan masuk, dari nomor Dev. Meskipun enggan, kubuka juga pesan itu.


Sontak tangan kiriku menutup mulut, lalu aku menoleh ke arah Dev berdiri. Tak kutemukan kekasih yang beberapa saat lalu mendekap mesra. Kuedarkan pandangan, tapi tak juga menangkap sosoknya.


Kembali kulihat gawai. Ayah Dev mengirimkan foto seseorang yang terkapar di jalanan, mengenakan baju sama persis dengan yang dipakai Dev, disertai tulisan, "Puas kamu, pembunuh?!"


Tubuhku melemah, tapi dadaku berdegup kencang. Gawai di tangan kanan terlepas. Pandanganku berputar. Kemudian, semuanya gelap ....


Sumber gambar: Di sini


Jogja, matahari kedua di bulan ketiga 2020
Diubah oleh mayyarossa 02-03-2020 15:59
NadarNadz
nona212
mentarisfr
mentarisfr dan 25 lainnya memberi reputasi
26
4.1K
60
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan