Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

juzie.wowwowwowAvatar border
TS
juzie.wowwowwow
[CERPEN] Kejutan?
Hai semua, ane baru main di mari emoticon-Big Grin

Salken dlu ya emoticon-Big Grin

Ini adalah cerpen yang ane buat sebenarnya buat sahabat aku yang jauh di sana dan cerpen ini sbnrnya udah aku posting juga but aku pengen posting juga di sini dengan nama tokoh yg berbeda tapi dengan judul yang sana

Oke semoga kalian suka emoticon-Embarrassment


‐‐-----------------


Nanda's POV



"Nanda, kamu bisa datang, kan?" tanyanya penuh harap, "aku mau traktir, nih…"

"Maaf, Dena… kali ini benar-benar tidak bisa, kau tahu sendiri tugas-tugas kuliahku harus cepat kuselesaikan," jawabku dengan nada sememelas mungkin. Sengaja memang, tapi sebenarnya aku sedang menahan tawa.

"Serius, nih?"

"Maaf ya, Den…"

Terdengar desahan kekecewaan di seberang sana."…Okay, kalau begitu," ucapnya sebelum akhirnya ia memutuskan pembicaraan kita via telfon secara sepihak.

Dia marah… tapi itulah tujuanku.

Sengaja kunon-aktifkan ponselku karena kutahu dia pasti akan menghubungiku lagi. Kuambil sebuah buku di meja samping kamarku, buku resep kue milik Caca, adik perempuanku, yang sudah kubaca jauh-jauh hari sebelumnya. Aku lalu menuju ke dapur, mengambil bahan-bahan di lemari dapur untuk membuat kue tart ulang tahun si mungil tengil itu, sahabatku, Denathalia.

Besok, sahabatku itu akan berulang tahun dan tepat pukul dua belas malam nanti, aku ingin memberinya kejutan. Sengaja kubuat dia seharian ini kesal agar kejutanku nanti semakin terkesan dan tak akan ia lupakan.

KLENTONG

TEK TEK TEK

PRANG

Ting…

Suara alarm setting time di oven berbunyi, menandakan adonan kue buatanku sudah matang. Buru-buru kubuka penutup oven dan mengambil loyang di dalam.

"AAAAOOW!" pekikku refleks.

Sial! Aku lupa memakai sarung tangan oven karena tidak sabaran ingin melihat hasilnya. Sambil meringis perih, kulihat kulit di jari-jariku yang memerah, mungkin tidak lama lagi melepuh. Segera kubangkit menyiram tanganku dengan air di bawah keran wastafel, setelah itu barulah kupakai sarung tangan oven dan mengambil loyang adonanku di dalam oven. Ternyata adonan buatanku gosong…

Setelah kukeluarkan dari loyang, agak lama kupandangi hasil adonanku yang agak kering dan berwarna coklat gelap itu. Ini jelas-jelas produk gagal, tapi kupikir Dena akan tetap menghargai usahaku. Si mungil itu pasti bisa melihat ketulusanku, lagipula… ini belum dihias.

Kini aku mulai mengulasi seluruh permukaan adonanku dengan butter cream lembut berwarna putih dan menghiasinya dengan cream berwarna-warni. Ternyata hiasanku juga amat amburadul, yakin saja jika kueku di jual, maka tak akan ada yang mau membelinya. Tapi tak apalah, yang penting adalah makna ketulusan di dalamnya. Kucolek sisa-sisa cream dengan telunjukku lalu kukulum, rasanya manis dan Dena pasti sangat menyukainya.

Tak lupa kususun buah strawberry berukuran kecil-kecil, membentuk hati di bagian teratas kueku, tepat di tengah-tengah. Hehehe… ini adalah 'kode keras' mengenai perasaanku. Memang kita hanya bersahabat, tapi kami saling mencintai. Aku yakin itu!

Kue tart buatanku kubungkus dalam kotak karton putih berhiaskan pita pink. Setelah itu, aku kembali ke kamar, mengaktifkan ponselku kembali. Ada banyak sekali chat WA yang masuk dan itu semuanya dari Dena.

Pesan 1 : 'Nanda, kau bnr2 tdk bisa?

Balas chat aku kalau kau brubah pikiran!'


Pesan 2 : 'Nanda, cpt bls WAku!'

Pesan 3 : 'Nanda, knp hapemu tdk aktif?'

Pesan 4 : 'Hei, sombong! cpt aktifkn hapemu, tolol!'

Pesan 5 : 'Kalau bgtu aku ajak org lain.

jgn nyesal ya!'


Aku terkekeh membaca isi chat dari sahabat mungilku itu, masih banyak pesan yang belum kubuka karena sudah dapat kutebak bagaimana bunyinya. Dia benar-benar kesal, tapi setelah dia mendapat kejutan dariku, kuyakin dia pasti akan semakin sayang padaku.



Pukul 23.30 aku siap-siap menuju ke kontrakannya. Aku berpenampilan sekeren mungkin dengan jaket jeans berwarna hitam andalanku, biar dia terpesona. Hahaha…

Kini aku berada di depan pintu kontrakannya. Kulirik jam tanganku, kurang lima menit pukul 00.00. Aku pun bersabar menunggu hingga tepat pukul 00.00, barulah aku menekan bel.

TING TONG

Sambil mengangkat kotak kue, dengan semangat kutekan tombol bel. Kurasakan jantungku berdebar-debar menantikan Dena membukakanku pintu dan terkejut dengan kue buatanku, tapi selang beberapa menit tak ada tanda-tanda bahwa ada seseorang yang akan membuka pintu. Kutekan kembali tombol bel.

TING TONG

TING TONG

TING TONG

Berkali-kali kutekan tombol bel, namun tak ada sahutan apapun dari dalam. Rumah itu gelap dan hanya lampu teras yang menyala. Mungkinkah Dena sudah tertidur? Yah… gadis itu memang seperti orang mati jika sedang tertidur. Kuputuskan untuk duduk di lantai, memangku kotak kueku dan menyandarkan punggungku di pintu. Beberapa kali aku menguap karena mulai mengantuk dan akhirnya aku benar-benar tak tahan untuk memejamkan mataku.



Tiba-tiba aku tersentak bangun karena mendengar suara mobil berhenti tepat di depan halaman rumah kontrakan ini. Kulirik jam tanganku, ternyata sekarang sudah jam satu lewat. Aku berdiri begitu mendengar suara tawa Dena dari dalam mobil dan tidak lama kemudian sahabatku itu turun bersama seorang pria yang aku tahu dia adalah seniornya di kampus…

"Terima kasih, Kak Boy."

Bisa kulihat wajah Dena berbinar-binar menatap seniornya itu. Kurasakan panas di dadaku dan aku beranjak mendatangi Dena dan laki-laki bernama Ical itu. Bisa kulihat raut keterkejutannya yang tak siap melihat keberadaanku di sini.

"Nanda, kau-? Sejak kapan kau ada di…"

"Selamat ulang tahun, ya, Dena…"selaku, "aku datang ke sini cuma untuk mengucapkan itu."

Lalu aku segera menjauh darinya.

.
.


Denathalia's POV



"Nanda! Nanda!"

Kupanggil si Nanda tolol yang kini menginjak tekan starter motor bebeknya tanpa mengindahkanku. Sebenarnya aku masih marah padanya, namun ekspresi marah dan kecewa di wajahnya membuatku bingung setelah seharian ini dia membuatku kesal dan terpaksa menerima ajakan makan malam Kak Boy untuk merayakankan ulang tahunku. Kemudian dia meninggalkanku setelah mengucapkan "selamat ulang tahun" padaku dan membuatku terpaku ketika ia berlalu begitu saja.

Ada apa dengan dia…?

"…Dena, aku pamit, ya?"

Aku tersentak menyadari Kak Boy masih bersamaku. "Oh, iya… " sahutku agak jengah dengan apa yang sudah ia saksikan, "terima kasih ya, Kak."

Setelah mobil Kak Boy berlalu, aku pun masuk ke halaman rumah yang baru sebulan kukontrak dan ketika berada di teras, kulihat ada kotak karton besar berwarna putih dengan hiasan ikatan pita berwarna merah muda, tergeletak di lantai.

"Apa ini dari Nanda?" tanyaku bergumam sambil membungkuk,

Aku lalu berjongkok dan membuka kotak itu. Alangkah terkejutnya aku melihat isinya. Sebuah kue tart dengan hiasan yang…cukup berantakan menurutku, tapi kutahu pasti ini adalah buatan tangan Nanda.

Kuambil segera ponselku dalam tas untuk menghubungi Nanda, namun ia tak mengangkatnya dan tidak lama kemudian ponselnya tak aktif.
.
.


Nanda's POV



Beberapa hari ini aku berusaha keras untuk tak lagi menghubungi Dena. Mengabaikan semua panggilan dan pesan darinya. Kejutan yang kubuat untuk menyenangkan hatinya malah berbalik arah menikamku, bahkan meninggalkan jejak bekas melepuh di jari-jariku. Rasanya memang sudah tak perih lagi, tapi perih di hatiku masih jelas terasa. Melihatnya dekat dengan pria lain membuatku benar-benar tersakiti. Aku tahu kami hanya bersahabat, tapi kuyakin Dena tahu pasti bagaimana perasaanku padanya.

Aku belum pernah jatuh cinta dan pacaran sebelumnya. Sejak pertama kali bertemu dengan Dena, aku bisa merasakan ada ikatan kuat di antara kami, seakan-akan ikatan itu sejak dari kehidupan sebelumnya. Aku selalu menjaganya dan Dena selalu menyemangatiku dalam hal apapun, dia begitu memahamiku.

Dia gadis yang baik dan aku sadar bukan hanya aku yang menaruh hati padanya. Tapi, melihat dia bisa dekat dengan pria lain selain aku, benar-benar tak bisa kuterima. Karena kami selalu hanya berdua saja…
.
.


Denathalia's POV



"Kenapa kau jadi menghindariku…?"

Aku sangat terharu melihat kue tart pemberian Nanda hingga aku terus membiarkannya dalam kondisi utuh di kulkas agar sewaktu-waktu aku bisa memandangnya. Tapi, Nanda tak lagi menghubungiku, ia juga tak mau menerima panggilan, membalas WA maupun email dariku. Kenangan wajah kecemburuannya pada malam itu membuatku jadi tak enak hati, membuatku merasa bersalah. Aku tahu dia menyimpan perasaan yang lebih untukku dan aku juga tahu ia tak tahan jika aku bersama dengan pria lain. Dia kukenal sebagai pria dewasa yang selalu melindungiku, tapi terkadang dia bersikap kekanak-kanakan. Dia begitu pecemburu…

Kini aku duduk merenung, memikirkan bagaimana caranya agar si tolol itu tak lagi salah paham.
.
.


Nanda's POV



Dena tidak ada di sisiku membuatku uring-uringan dan tak bersemangat seharian ini. Kami selalu bersama dan tiba-tiba aku harus menjalani hari-hari tanpanya. Biasanya, tiap selesai kuliah, aku pasti menemuinya walau hanya sebentar. Tapi, kali ini aku memilih untuk langsung pulang saja.

Kehampaan ini benar-benar menyiksaku dan aku benar-benar tak tahan. Aku mulai berpikir ingin berbaikan dengannya. Tapi, bagaimana caranya? Apa aku harus meminta maaf? Tapi, aku tidak salah sama sekali…

Akhirnya, aku hanya bisa mengurungkan keinginanku untuk bisa kembali bersamanya. Kutendang kerikil kecil di depanku hingga menggelinding jauh ke depan, lalu aku menghela napas panjang…

Kini aku sampai di depan rumahku. Kuputar kenop pintu masuk, tapi ternyata terkunci. Aneh karena ini baru jam makan siang dan rumah sudah terkunci. Secepat itukah? Apa kedua adikku belum pulang?

Beberapa saat kemudian kudengar seseorang membuka kunci pintu dari arah seberang. Dan saat pintu terbuka, aku tercengang melihat sosok manis yang amat kurindukan, memberiku senyuman yang meluluhkan hati…

.
.

POV 3



"Nanda~"

Nanda hanya bisa berdiri kaku memandang Dena yang berdiri di pintu dengan celemek putih bergambar Hello Kitty. Ukiran senyum di wajah manisnya yang tampak ceria membuat Nanda tak bisa berkutik. Begitu lepas… seakan-akan tak ada masalah.

"Ayo cepat masuk, Nanda!" ajak Dena. Tangannya serta merta memegang lengan kekar Nanda dan menariknya masuk ke dalam sementara Nanda seperti orang kebingungan.

Dena menyeret Nanda menuju ruang makan dan di sana telah siap hidangan makan siang. Dena menarikkan kursi untuk Nanda dan menuntun pria itu duduk di sana. Setelah itu, ia menarik satu kursi lainnya, mendempetkannya di kursi Nanda dan duduk di sana.

"Caca dan Karin sedang jalan-jalan di Mall," ujar Dena ketika Nanda melemparkan pandangannya ke arah tangga, seakan-akan mencari siapa saja yang merupakan anggota keluarganya.

Nanda menatap bingung dengan semua hidangan yang telah tertata rapi di meja. "Ini…"

Dena melingkarkan lengannya di lengan Ichigo dan menyandarkan kepalanya di lengan atas Nanda. "Aku tahu hari ini kau pasti cepat pulang. Jadi, sengaja kubuatkan ini khusus untukmu," terangnya, "karena Nanda sudah membuatkanku kue tart ulang tahun yang special."

Nanda mendengus begitu mendengar kata "kue tart ulang tahun" yang langsung mengingatkannya dengan kejadian malam itu. Ia lalu melepaskan lengan Dena yang melingkar di lengannya dan menggeser sedikit menjauh kursinya.

"Kenapa kau malah men-"

"Kenapa malam itu kau pergi dengan dia?" sela Nanda dengan suara agak meninggi.

Mulut Dena menganga, tercengang akan sikap Nanda. Kejadian itu sudah berlalu sejak tiga hari yang lalu, tapi Nanda masih begitu marah. Setidaknya, kali ini ia sudah bisa diajak bicara.

"Nanda… aku ingin mengajakmu waktu itu, tapi kau sendiri yang tidak mau…. Jadi, siapa yang salah?"

"Kau tidak harus pergi bersama laki-laki!" balas Nanda dengan nada setengah membentak, "mana ada gadis baik-baik bersama pria hingga tengah malam!" tambahnya, alih-alih menutupi kecemburuannya, namun karena itu, Dena hampir seperti kehilangan akal.

Tapi, bukan Dena namanya kalau ia tak mampu menjinakkan sahabat berambut jabriknya itu jika dilanda emosi. Ini bukan kali pertamanya pria itu cemburu dengan pria lain karenanya.

"Nanda…" panggil Dena selirih mungkin, "iya, aku yang salah," ucapnya mengalah, "tapi… bukan berarti aku tidak bisa jalan bersama laki-laki lain, kan?"

Kening Nanda mengerut dalam. "Kenapa kau masih ingin jalan dengan laki-laki lain? Apa tidak cukup kalau hanya denganku?!"

"Nanda…"

Dena menggeser kursinya lagi agar berdempet dengan kursi Nanda. Ia mendekatkan dirinya dan melingkarkan lengan mungilnya di punggung Nanda.

"Nanda… aku bukan ingin jalan dengan mereka, hanya saja… aku ingin berteman dengan siapa saja, memiliki banyak teman adalah hal yang menyenangkan."

"Kau bisa berteman dengan anak perempuan saja, kan?"

Dena menghela napas. Sahabatnya benar-benar rewel kali ini.

"Nanda… walaupun aku berteman dengan ical, dengan Alang, dengan Rambo, atau dengan siapapun, tapi kau harus tahu… yang kusayangi hanya Nanda seorang."

Nanda terdiam. Mendengar kalimat terakhir rupanya membuat hatinya sedikit melunak.

"Coba kau ingat-ingat! Kapan aku pernah membatasi pergaulanmu?" lanjut Dena, "dulu, kau membantu mengerjakan tugas Sheina dan mengantar pulang Amel , tapi aku tidak banyak protes. Ya… sedikit cemburu sih, tapi aku yakin Nanda pasti lebih menyayangiku."

"Kau…cemburu waktu itu?"

Dena menyandarkan kepalanya di lengan Nanda. "Iya…" sahutnya lirih.

Beberapa saat mereka hanya berdiaman. Dena masih menyandarkan kepalanya di sana dan Nanda diam-diam tersenyum senang. Dena pernah cemburu pada gadis lain yang dekat dengannya, bukankah cemburu itu tanda benar-benar cinta?

"Bagaimana, Nanda?" Dena mengulurkan jari kelingkingnya ke hadapan Nanda, "Kita baikan, ya!"

Dengan senang hati Nanda mengaitkan kelingkingnya yang besar di kelingking mungil Dena lalu mereka tertawa bersama.

"Dan strawberry di kue yang berbentuk hati itu…"

Nanda memalingkan wajahnya dengan salah tingkah, menyembunyikan raut tersipu malunya.

"Aku tahu kok, Nanda."

Lalu Dena tertawa sambil mengusap gemas punggung Nanda.




-o0o-
Diubah oleh juzie.wowwowwow 28-04-2020 11:56
Gimi96
NadarNadz
nona212
nona212 dan 18 lainnya memberi reputasi
19
2.3K
39
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan