Corona mewabah 2 orang sudah di kabarkan positif virus corona, lalu siapa yang mengumbar data kedua pasien lengkap dengan alamat rumahnya?

Pahlawan kesiangan itu di duga adalah Walikota Depok sendiri, bukan rahasia lagi kalau pejabat publik kita doyan silat lidah. Maka jelas daripada nama besar walikota tercoreng langsung dibantah melalui sekdanya, bahwa walikota tak pernah mengumbar data kedua warga yang terinfeksi corona. Tapi nasi dah jadi bubur semua data dan alamat rumah pasien sudah tersebar.



Bahkan dari pasien sendiri tau positif corona dari media! Lohh.. kok bisa begitu, bukankah harusnya diberitahukan terlebih dahulu baru diumumkan? Entahlah masyarakat pun dibuat bingung, semua serba dianggap hoax bahkan media besarpun meliput secara besar-besaran.

Rumah ditempat pasien di berikan garis polisi? Untuk apa? Bukankah virus tak terlihat oleh mata, lalu Kadiskominfo Depok pun juga memberikan info wilayah tempat tinggal pasien di isolasi. Ini akan membuat mereka yang tinggal disana akan stress dan merasa di kurung secara paksa.



Bayangkan warga disana dilarang untuk bekerja, anak-anak disana tidak bisa bersekolah. Bila ingin bekerja tidak boleh masuk kerja setelah 14 hari dengan membawa surat bebas corona, sedangkan tidak semua rumah sakit bisa memberikan sertifikat bebas corona. Karena lab untuk ISPA terbatas, tidak semua rumah sakit besar pun ada.

Bahkan lucunya banyak pasien yang dari luar negeri ingin surat bebas corona, maka rumah sakitpun memberikan tes darah, rontgen dada/thorax, dan terakhir konsultasi dokter. Pasien berkata bahwa ketika meminta surat bebas corona tidak ada tes usap tenggorakan (swab) hal ini biasanya dilakukan untuk pasien yang dicurigai terpapar corona. Biayanya pun cukup tinggi sekitar Rp 700.000. Yang saya tahu harus test kit khusus keluaran cdc?



Inilah bukti dari hanya mengumbar data akhirnya membuat banyak orang susah, itu hanya satu kompleks perumahan. Bagaimana kalau satu kota? Apalagi pasien berada di Kemang sebelum terasa sakit, penyebaran virus ini bisa di pastikan sudah ada di wilayah kota Jakarta.

Untuk itu jadilah pejabat yang bijak, saat ini banyak mafia kapitalisme yang bertindak untuk menimbun barang. Panik buying bisa mengakibatkan rush dan inflasi, siapa yang menciptakan? Tentu saja mafia yang ingin keuntungan dari kasus besar yang menimpa dunia.



Tetap waspada dan selalulah waspada, rajinlah cuci tangan menggunakan disinfektan bukan dengan air biasa. Disinfektan yang dapat membunuh corona adalah alkohol dengan kadar minimal 70%, klorin, hidrogen peroksida, dan kloroform.



Semoga info ini bermanfaat ya gan...