Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Surobledhek746Avatar border
TS
Surobledhek746
Jika Coronavirus Ada Di Indonesia, Bagaimana Gan/Sist

Siapa di antara kita yang tak khawatir. Katanya masyarakat Indonesia kebal terhadap coronavirus. Dan akan selamat karena doa. Gw jadi ingat apa kata guru pendamping pramuka pada kasus susur sungai yang menewaskan 10 pelajar SMPN 1 Turi.

Begitu mendengar ada orang Indonesia terjangkit coronavirus. Bagaimana kekhawatiran tidak semakin menjadi-jadi. Ketika hampir semua negara dengan tatanan kesehatan yang memadai saja begitu khawatir. Arab Saudi, Jerman, Perancis, Jepang, hingga Korea, mereka semua ketakutan dengan coronavirus yang mematikan.

Bukti telah membuktikan akan kedahsyatan virus tersebut. Nyatanya di negara asalnya China, coronavirus telah menyebar hingga ke lebih dari 60 negara. Hingga Senin (2/3/2020) pukul 09.00 WIB, jumlah kasus coronavirus COVID-19 mencapai 88.382, dengan jumlah kasus terbanyak di Cina 79.826 dan di Korea Selatan dengan jumlah 3.736 kasus. (Tirto.id, 2/3/2020)

Setidaknya kematian lain di seluruh dunia termasuk, 54 kematian di Iran, 34 kematian di Italia, 20 kematian di Korea Selatan. 12 kematian di Jepang, dan negara lainnya.

Gw tak habis pikir, bagaimana seandainya coronavirus benar-benar menyebar sampai di Indonesia.

Gw hanya mampu melihat ke sekiling tempat tinggal saja. Negara kita tidak semuanya berada di kota. Dekat dengan pusat pasilitas kesehatan. Sementara yang saya ketahui, bahwa untuk memastikan yang bersangkutan terpapar coronavirus adalah dengan CT scan. Bercak pada paru-paru berupa cairan yang menyebar dalam rongga paru. Bagaimana mungkin coronavirus dapat dideteksi sejak dini?

Gw hanya membayangkan, ketika ponakan saya terjangkit demam berdarah saja beberapa hari merasa ada gejalanya tetap saja dianggap masuk angin. Dan dibiarkan dirawat di rumah. Ketika demam kian parah baru dirawat dipuksesmas.

Kekhawatiran ini makin menjadi-jadi ketika sebagian besar masyarakat kita tingkat ekonominya masih di bawah garis kemiskinan. Bagi mereka, kalau sakit langkah pertama yang dilakukan adalah dengan pengobatan tradisional.

Apalagi biaya rumah sakit yang mahal. Jangankan untuk memeriksakan kondisi sakit pada perawatan rumah sakit. Mendengar akan dirawat sakitnya saja, yang sakit sesikit akan ditahan-tahan pura-pura sehat karena tak ada biaya berobat.

Makanya, demam berdarah saja kadang sempat menimbulkan korban. Padahal dengan diketahui sejak dini demam berdarah dapat diobati dan ebali pulih seperti sediakala.

Gw juga teringat ketika beberapa tahun lalu istri gw harus melakukan CT Scan. Rumah sakit yang ada di daerah kabupaten kami tak memiliki alat untuk deteksi penyakit yang ada di kepala. Akhirnya harus ke rumah sakit yang ada di provinsi. Dengan menunggu pemulihan kondisi kesehatan agar layak dilakukan CT scan selama seminggu.

Bagaimana jika coronavirus ada di sekitar kita. Deteksi dininya seperti apa? Jangan-jangan ketika sudah bergelimpangan baru ketahuan bahwa yang menyerang adalah cornavirus.

Sungguh, gw tak kuasa membayangkan. Untuk kasus gagal jantung saja beberapa tetangga Gw yang kemudian tak tertolong. Sementara masyarakaklt hanya menyebutnya kena angin duduk. Bahkan korban belum sempat mendapat pertolongan.

Hal ini masuk akal, mengingat kemampuan dasar warga masyarakat tentang kesehatan yang jauh dari mengerti. Pengetahuan mereka terbatas pada penyakit standar, masuk angin, panas dingin, flu, muntaber, diare, dst.

Bagaimana jika coronavirus ada di depan mata? Walau pun kita sadari, bahwa penyebarannya adalah karena ada orang yang terpapar coronavirus masuk ke Indonesia. Sementara kita juga tahu. jalan masuk ke Indonesia tidak hanya lewat pesawat udara atau kapal laut saja.

Dari malaysia misalnya, mereka bisa mengakses dalan darat. Demikian juga jalan-jalan tikus yang ketika masuknya tak terdeteksi apakah yang datang dan pergi itu terpapar coronavirus.

Kalau hanya deman barangkali dapat diketahui dengan memegang tubuh korban, tetapi sesak napas, dan jumlah sel darah putih yang rendah perlu tenaga medis untuk mengetahuinya.

Kekhawatiran-kekhawatiran inilah yang menjadikan gw sangat sedih. Bagaimana jika benar-benar coronavirus ada di Indonesia. Alangkah banyaknya akan memakan korban. Namun dalam hati Gw masih percaya Tuhan. Dalam doa, pasti terselip semoga coronavirus tak sampai menyebar hingga ke Indonesia.***
anasabila
sebelahblog
4iinch
4iinch dan 4 lainnya memberi reputasi
5
889
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan