Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kopikamupahitAvatar border
TS
kopikamupahit
TIGA HURUF
Dan ketika kamu yang meninggalkanku tanpa pesan, membuatku menunggu berbulan-bulan. Berakhir dengan putusnya komunikasi, dan engkau telah berpemilik baru. Setahun yang lalu, malam ini kamu datang menyapa menanyakan kabar.

Adakah aku bertanya dalam setiap hari, bahwa betapa berat aku berjalan melalui ketidak pahaman ini. Apa kamu mengerti?

Sejak saat itu, aku membiarkan luka ini seperti yang sebelumnya. Membenamkan air mata dalam tawa bahwa aku baik-baik saja. Menjawab tentang kamu yang hanya bisa kubalas dengan senyum dan berlalu. Aku pikir, kita akan menjadi akhir dalam pencarian. Aku pikir, masing-masing dari kita akhirnya akan menyadari apa tujuan kita. Aku pikir, kamu memberikan keyakinan yang nyata sebagai seorang pria. Aku pikir, sendiriku akan berakhir dengan kamu. Tapi kembali lagi aku di khianati dengan keyakinanku sendiri. Aku menjadi bodoh dengan anganku sendiri. Bagaimana mungkin, yang datang penuh tanggung jawab, pergi seperti pecundang.

Aku masih tidak ingin membuka hal ini dengan siapapun. Hingga pada akhirnya, kamu datang menyapa. Rasaku bingung.

Mungkin ini adalah jawaban mengapa tidak ada kata lain selain namamu ketika aku menyebut tentang rasa rindu. Saat aku bersama yang baru, aku ingin memanggilnya. Tapi, namamu yang selalu ada di ujung lidahku. Apa mungkin ini jawaban dari semua ini. Saat aku membayangkanmu saja aku tak sanggup, terlampau jauh anganku meninggalkan mu.

Hati perempuan mana yang tak limbung, tak goyah saat yang di inginkan lupa tapi datang menyapa. Kamu membuat aku goncang. Saat aku melupakan yang baru, kamu datang melukai. Aku tau maksudmu hanya sekedar ingin baik, tapi aku belum siap untuk jadi baik. Harusnya ini tidak terjadi. Harusnya aku baik-baik saja.

Dulu, saat yang berlalu mengusikku. Aku sudah berdoa dan mengikhlaskanmu. Aku bersujud atas apapun, aku memohon rasa ikhlas atas apa yang terjadi. Untuk melepaskan kamu. Membiarkan mu menikmati ranumnya cumbu yang lain. Aku berat, aku menangis, aku tertekan mengingatnya. Kau tau? Itu adalah alasanku hingga detik ini aku tak bisa membayangkan wajahmu. Rasanya ingin berusaha mengingatnya saja aku tidak sanggup. Kau pergi membawa luka yang membuatku trauma. Kamu meninggalkanku tanpa sempat memberiku waktu untuk menjelaskan betapa setiap hari aku berjuang dengan obat-obatan ini untuk mewujudkan apa yang kita inginkan. Aku belum sempat membuatmu mengerti, betapa aku berjuang dan bersyukur mendapatkan kamu. Kamu meninggalkan aku tanpa sedikitpun penjelasan, tanpa sedikit tanya. Hingga membuatku berfikir, orang yang memelukmu erat kemarin adalah iya yang menghunuskan pisau perpisahan di ulu hatimu. Menikam tepat di dalamnya, mengoyak-oyak harapan, kemudian meninggalkannya tanpa ada penjelasan. Membuatnya bertanya, kenapa? Mengapa? Ada apa?

Berhari-hari, berminggu-minggu, hingga berbulan-bulan. Menjadi orang yang selalu bertanya-tanya. Menerka-nerka, menolak segala kemungkinan yang terjadi, menolak kenyataan bahwa aku dan kamu sudah selesai tanpa penjelasan. Aku menjadi orang yang bodoh, merasa bahwa aku masih memilikimu, aku masih menjadi bagian dari hatimu, aku masih menjadi tujuanmu.

Sedangkan kamu, sejatinya bercumbu dengan ke egoanmu. Ingin aku marah, ingin aku memaki, ingin aku berlari, ingin aku menunjuk mukamu apa salahku. Tapi apa yang terjadi? Tiga purnama yang aku meyakini kenyakinan yang salah.
Sekarang, kamu datang hanya sekedar menyapaku?
Boleh kutanya apa sesungguhnya niatmu ?
Memastikan jika aku sudah baik-baik saja ?
Memastikan jika aku tak membencimu ?
Aku hanya bisa menjawab dengan aku baik-baik saja. Agar engkau merasa lebih baik, merasakan semuanya sudah kembali normal. Selamat, kamu menyapa perempuan yang kini tidak memiliki hati.

Sudah setahun, sudah berganti tahun, sudah berlalu. Sungguh .
Tapi saat aku tau, kamu orang yang menyapaku. Remuk hatiku, hancur. Rusak dinding pertahananku.

Lebay.

Rasanya ingin ku ganti rasaku, ingin ku sumpah serapah, ingin ku magic, agar kamu dapat merasakannya.
Saat, kamu berkata terimakasih sejuta kata ingin kutulis untuk membalas betapa brengseknya kamu mengucapkan kata itu. Seolah bersyukur atas luka yang kubuka karena bahagia dan benciku mendapati pesan itu kamu.

Adakan diantara kalian, merasa tak terluka??

Saat iya yang membuatmu terpuruk datang menyapa dengan tanpa harapan, sedangkan anda tertatih menghapus bagian itu ?
Katakan padaku, aku harus apa ini.
Percakapan ini memang telah berakhir, tapi efek yang kamu tunjukan tak akan semudah menulis tanda titik dibagian akhir kata-katamu.

Aku terluka saat tau bahwa tidak ada penjelasan lain, aku kecewa ketika hanya itu yang kamu tulis, aku nelangsa saat tau bahwa niatmu hanya menyapa, aku bahagia pada akhirnya bahwa kamu datang memberikanku luka yang sama yang juga aku persilahkan.
Ingin menjadi dewasa dengan bersikap baik-baik saja. Tapi otakku berfikir keras, setelah ini apa ? setelah ini aku harus bagaimana? Apa yang akan aku lakukan? Sekarang aku harus bagaimana?
Aku tersiksa.
Aku terkungkung dalam percakapan itu, aku terkungkung dalam moment itu. Aku mati dalam akhir kalimat itu,
Lalu apa setelah ini, aku masih terus menanyakannya.

Sunggu dahsyatnya masa lalu yang datang menyapa, mematikan jika sapa dari ia yang berakhir tanpa kamu tahu kenapa. Berlalu dan menghilang begitu saja, dan muncul dengan saling memblokir diri. Kamu menutup rapat hidupmu dengan perasaan dinginmu, dan aku menutup diri dengan ketidaktauanku. Hingga semalam kau datang menyapa.
Aku masih menunggu apa setelah ini,

Sudah 39 jam setelah hadirmu menyapa,
Sore ini, langit tampak mendung dan menghitam. Radio disudut sana terus mengalunkan lagu tahun 2000n. Rasanya seperti kembali dijaman masing-masing dari kita menikmati indahnya remaja.
Hatiku masih saja gelisah, masih terus bertanya-tanya. Apa yang sebenarnya terjadi, apa yang sebenarnya kamu inginkan.
Anganku kembali saat pertama kita saling menyapa sebagai teman lama. Tak ada niatku bahkan membayangkan akan sesakit ini apa yang kita mulai baik-baik saja. Sosial media memberikan kita ruang untuk saling menyapa, untuk saling mengingat bagaimana aku dan kamu bertemu. Menceritakan hidup kita setelah lebih dari enam tahun berlalu.

Kamu begitu lugu dan ternyata kesan itu palsu. Hatiku yang beku kau sentuh perlahan dengan senang hati, membuatku tersentuh dan candu. Sehari tanpa saling menyapa, sehari tanpa saling menanyakan kabar, sehari tanpa kamu, aku candu. Begitu hebatnya kamu yang berani membuatku mencintaimu dalam jarak puluhan kilometer.

Sesak aku mengingatnya, betapa dulu sekokoh aku mampu untuk membuka hati. Terkadang jika mampu ku ingat bagian terkecil antara kamu dan aku. Bisa kah kita menjadi sepasang manusia yang saling mendewasakan. Dan benar saja, aku terbutakan akan kamu dan yang kau sebut cinta. Aku menjadi budak akan ketidaksadaranku. Aku memilih untuk menjadi tolol atas hati yang menyebutnya jatuh cinta.
Ya, hela nafas panjang. Mundur dari meja kerja dan meratapi diri.
Kamu tau, aku kacau. Harusnya kamu tak meyapaku.

Ini membuatku, kembali melihat gambar diri tentang aku dan kamuyang berlalu.
Dalam tololku, aku meyakini bahwa kamu membekas indah dan melukai aku jauh lebih dalam. Lalu dan lalu yang terus aku pertanyakan. Akan jadi naif jika aku bilang tidak bahagia. Tapi hancur sudah lebih dulu datang.

Aku ingat, aku dan kamu adalah kisah lalu yang tidak mungkin lagi bisa saling mengulang. Benar, penyakit adalah jika masalalu datang menyapa tanpa dosa.
Aku, kamu, kalian mungkin sudah melaluinya, tapi untukku ini sungguh berat.
Kamu yang dulu datang menempuh puluhan kilometer, meyakinkan aku bahwa kali ini lelaki yang datang dengan niat memberikanmu jawaban atas doa, penantian dan penyembuh luka. Meyakini bahwa aku permpuan yang masih memiliki harap untuk bagaia setelah berjuang mencintai dan selalu ditinggalkan. Aku pikir aku sudah cukup belajar untuk selektif dan memahami sesorang yang akan datang sekedar singgah tapi sungguh atau datang untuk menjadikannya rumah.
Sebentar, rasanya aku masih belum siap melanjutkan ini. Rasanya masih sesak didada.
Diubah oleh kopikamupahit 07-02-2020 09:11
Gimi96
NadarNadz
nona212
nona212 dan 20 lainnya memberi reputasi
21
2.6K
19
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan