Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

i.am.legend.Avatar border
TS
i.am.legend.
Ustaz Abdul Somad Dimuliakan di Negeri Seberang, Di-bully di Negeri Sendiri


Ustaz Abdul Somad Dimuliakan di Negeri Seberang, Di-bully di Negeri Sendiri

Jakarta - Ustaz Abdul Somad (UAS) mengaku jadi korban bully bahkan merasakan sakitnya yang sulit hilang. Kendati demikian, kondisi UAS saat ini baik-baik saja.

Hal tersebut diungkapkan Ustaz Derry Sulaiman saat berbincang dengan detikcom, Jumat (7/2/2020). Menurutnya, Ustaz Abdul Somad, lebih dihargai di negeri seberang ketimbang di negeri sendiri.

"Beliau Alhamdulillah baik-baik, masih di Malaysia," ungkap Derry.

Ada berbagai kegiatan yang dilakukan UAS di negeri jiran. Hal itu terlihat dalam unggahannya di Instagram.

"Beliau dimuliakan di negeri seberang, dibully di negeri sendiri," sesalnya.

Menurut Ustaz Derry Sulaiman, netizen banyak yang terus mencari-cari kesalahan UAS. Meski jarang melihat komentar di media sosial, tapi kadang Ustaz Abdul Somad juga tak sengaja membaca komentar-komentar netizen.

"Kadang pasti kebaca, beliau nggak terkesan. Dicari-cari kesalahan beliau," tuturnya.

Padahal menurutnya, ada banyak gelar yang diberikan kepada UAS di negeri tetangga. Bahkan di Brunei, minggu lalu, UAS menjadi profesor tamu di salah satu universitas.
sumber

☆☆☆☆☆

Itu siapa yang ngomong? Si Derry Sulaiman yang katanya ustadz? Hmmmm...

Kemarin-kemarin ada orang ngomong begini : "Kalau gak tahan dibully jangan jadi pemimpin!" Begitu katanya.
Tapi gak mungkin juga kan kita ikutan ngomong : "Kalau gak tahan dibully jangan jadi Ulama!"
Kenapa? Karena Ulama, meskipun dia pemimpin, tetapi bukan untuk urusan politik. Lalu kenapa koq ada Ulama yang dibully? Pasti ada sebabnya.

Dahulu, ummat Islam Indonesia sangat menjunjung tinggi harkat dan martabat Ulama. Mereka menempatkan para Ulama dalam sebuah singgasana yang terjaga. Kenapa? Karena dahulu para Ulama benar-benar menjalankan fungsinya sebagai panutan ummat. Tidak kekiri, tidak kekanan.

Sekarang ini, banyak Ulama yang ikut campur dalam urusan politik praktis. Terjebak oleh hiruk pikuk duniawi. Dibawahnya, banyak Ustadz yang tingkah polahnya seperti selebritis. Ini.... Ini yang menyebabkan masyarakat bereaksi. Jika masyarakat bisa bereaksi berlebihan, itu karena banyak Ulama dan Ustadz yang juga bertingkah berlebihan. Coba lihat Ulama-ulama yang adem, yang tak ikut campur urusan dunia politik, dunia selebritis. Apa mereka kena bully. Nyatanya tidak. Artinya, masalah bully ini ada karena adanya aksi. Dan karena ada aksi maka ada reaksi.

Kalau si Derry Sulaiman ini bilang, "Beliau dimuliakan di negeri seberang, dibully di negeri sendiri," sesalnya. Apa Derry ini tidak pernah berkaca? Apa dia tidak ikut larut dalam menyerang Jokowi sebagai pribadi dan sebagai presiden Republik Indonesia? Apa dia tidak membela mereka yang menghina-hina Umara Indonesia dengan begitu parah? Padahal 2 hal yang tetap harus dihormati adalah Ulama dan Umara. Ibarat kedua tangan, jika hanya 1 tangan yang kita punya, pasti akan repot menjalani hidup ini.

Jokowi dihormati sampai ke Afghanistan, negara para jihadis dan para syuhada kalau menurut logika Derry pastinya. Tapi apa Derry dan kawan-kawan ustadz lainnya menghormati Jokowi? Bagaimana peran mereka saat pilpres? Tidak ada sedikitpun kesan mereka sebagai Ustadz panutan ummat. Bahkan Ustadz Yusuf Mansur pun ikut diserang si Derry ini bersama teman-teman ustadz lainnya, padahal jika dinilai dari keilmuan, ilmu yang dimiliki Derry ini hanya seujung kuku Ustadz Yusuf Mansur. Tapi karena Ustadz Yusuf Mansur mendukung Jokowi, maka serangan masif tak henti-hentinya datang, bahkan dari mereka yang katanya bergelar Ulama dan Ustadz. Adilkah? Hei Derry.... Adilkah apa yang kalian perbuat?

Ulama dan Ustadz itu yang dinilai adalah lisannya dan perbuatannya. Wajar. Karena mereka adalah panutan. Wajarkah jika mereka menghina orang lain? Menyebarkan aroma permusuhan? Menyebarkan aroma kedengkian? Pasti tidak wajar. Lantas kalau dianggap tidak wajar, kenapa mereka masih melakukan juga?

TS gak berbicara soal agamanya. Tapi TS bicara soal orang per orang. Mereka-mereka yang munafik! Mereka-mereka yang selalu berlindung dibalik nama agama. Mereka-mereka yang tak pernah merasa bersalah atau pernah bersalah sehingga tak perlu meminta maaf!

Jika ada disini yang mengkait-kaitkan hal ini dengan agama, tolol!! Ini bukan soal agama. Jadi tak perlu PM lapor Moderator bahwa TS membawa-bawa soal SARA. Ini bicara soal humanisme. Soal hubungan orang per orang yang saling menghormati dan menghargai. Yang mau meminta maaf dan mawas diri. Yang tak malu berkaca pada diri sendiri.

Jadi, jangan selalu merasa benar! Sebab kebenaran bukan milik manusia.
Jadi, kalau si Derry ini yang bicara. Abaikan saja.
Kecuali jika dia dan kawan-kawannya mau berkaca, seberapa hinanya mereka memandang Jokowi sebagai Presiden Indonesia. Dan seberapa malunya mereka setelah sekarang melihat Prabowo menjadi Menhan, pembantu Presiden.

Jika Prabowo sang Jenderal saja bisa menghargai mantan rivalnya dan ikhlas menjadi bawahannya, pantaskah jika Derry ini tak pernah berkaca pada cermin?

Ayo Der... Ngaca!






adityar21
serapionleo
4iinch
4iinch dan 30 lainnya memberi reputasi
31
4.8K
84
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan