Belum usai kasus Aibon yang harganya menyentuh langit, muncul lagi kisah TOA yang harganya cukup bikin jiwa miskin bergetar. Entah apa yang ada di benak pemprov DKI, kok bisa setelah Ahok runtuh satu persatu orang-orang berdasi mulai pasang proyek dengan harga di atas langit.

Bahkan akal-akalan revitalisasi monas menjadi penyebab banjir di sekitaran tugu monumen tersebut, cuan dan cuan hanya itu yang ada di pikiran para pengurus kota, tak perduli dengan dana APBD yang membengkak tinggal nanti ketika datang nya kehancuran karena korupsi yang disalahkan rakyat, kenapa memilih mereka.



Simple dan cerdas, jabatan hanya lima tahun masa kampanye menghabiskan banyak biaya, kalau tak ada proyek-proyek buatan yang diada adakan darimana nanti mereka akan bertarung di pemilihan berikutnya?

Hati nurani hanya masa lalu, yang penting apa yang di inginkan rakyat mereka turuti. Tidak menggusur aliran sungai membuat rakyat semakin cinta, membuat trotoar besar untuk kaki lima sebuah hal yang di dambakan ketika rakyat kecil puas persetan dengan proyek aneh yang memakan banyak uang APBD.



Dagelan demi dagelan sering terjadi, tapi masyarakat tutup mata mereka tak merasa uang mereka di curi lah wong rakyat sering ngemplang pajak juga kok. Jadi ya dinikmati saja, yang penting buat makan esok hari cukup tak perduli para politikus mau jungkir balik, mau anti agamis, atau pun pro agamis, atau mau kembali di jadikan komunis mereka tak perduli.

Saat ini yang mereka perdulikan, harga sembako murah, BBM tak naik, pendidikan dan juga kesehatan gratis tak peduli caranya pemerintah bagaimana, mau subsidi, mau jual BUMN hingga jual pulau pun yang penting rakyat kenyang.



Tak perduli akan datang inflasi yang penting saat ini masyarakat happy, maka tikus-tikus DKI yang tadinya sering berada di gorong-gorong kini mulai unjuk gigi ada yang bersorban dan juga ada yang berdasi, mereka hanya peduli cuan dan singgasana di dalam pemerintahan.

Kompor sana sini sudah biasa, yang penting kantong terisi bahkan tertangkap KPK adalah sebuah prestasi. Apalagi dari partai para petinggi kalau lari ga bakalan tuh di cap kadrun, tapi kalau yang bersorban kabur langsung dituduh kadrun. Lucu dan menggelikan memang dagelan wayang orang ala-ala NKRI.

Walau begitu, tetap saja kita ini satu kesatuan dan saling membutuhkan iya toh, hmmm jadi enak zamane sopo gan?

Saya c4punk, see u next thread