QiaraaAvatar border
TS
Qiaraa
Darimana sih akarnya Homoseksual di Indonesia?

Gak banyak yang tau nih, kalau ternyata yang katanya "Virus LGBT" itu datangnya dari legalitas dari Barat gak sepenuhnya benar. Orientasi seksual yang satu ini sebenarnya sudah tercatat rapi di Nusantara dari tahun 1545 loh.

FYI, thread ini gak menghakimi siapa-siapa cuma bercerita aja tentang sejarah awal mula homoseksualitas di tanah air.

Abad ke-19

Seorang sastrawan Belanda, Snouck Hurgronje pernah menulis karya berjudul The Achehnese. Snouck melaporkan bahwa para lelaki Aceh pada abad ke-19 kerapkali berkasih-kasih dengan anak muda sejenis dengan mereka. Hal ini terjadi karena adanya emisahan hubungan sosial antara pria dan wanita kala itu. Para gadis tak diperkenankan berkomunikasi dengan pria secara bebas. Efeknya? Banyak yang merasa birahinya tidak bisa tersalurkan dan gejolak seksual semakin membludak. 


Menurut tulisan Snouck, di wilayah pantai timur dan barat Aceh, para lelaki tak malu memamerkan kemesraan mereka dengan kekasih sesama jenis. Circle para bangsawan Aceh juga merasa hubungan intim dengan laki-laki muda itu sebuah proses pendewasaan diri. Pernyataan ini tertunang dalam kesenian Rateb Sadati. Tarian yang terdiri dari 15-20 orang pria dewasa yang kemudian juga menyertakan seorang anak lelaki kecil yang tampan rupawan. 
Sang anak tampan ini disebut Sadati yang kemudian didandani mirip perempuan. Anak-anak Sadati biasanya berasal dari Aceh pegunungan atau daerah Nias. Para penari yang biasa bisebut Dalem akan melakukan "transaksi" ke orangtua sang Sadati untuk kemudian diambil. Orangtua Sadati ini berharap dengan rekrutan dari para Dalem akan mendapatkan hidup yang berkecukupan dan layak.
Saking susahnya berhubungan komunikasi antara pria dan wanita saat itu, pelakunya belum berarti Gay (bisa jadi, tapi ada juga yang hanya menjadikan hubungan seks sesama jenis itu sebagai pelampiasan).

Bissu, 1545
Seorang pedagang bernama Antonio de Paiva pernah berkunjung ke Sulawesi, Kalimantan, Bali dan Jawa pada tahun 1545 dan dia menceritakan kisah hubungan homoseksual di kalangan Bissu yang terjadi di daerah itu pada masanya. Seorang pendeta yang dipercaya penduduk sekitar akan berpakaian seperti perempuan yang juga nampak seperti lelaki. Bissu juga sering diartikan sebagai sebutan jenis kelamin selain laki-laki dan perempuan karena merupakan kombinasi gender 2 jenis kelamin.






Seni Gandrung, 1883
Warga Banyuwangi dan Bali mesti tidak asing dengan kesenian Gandrung. Sebuah kesenian yang diceritakan ulang oleh Dr. Julius Jacobs tahun 1883 saat dia melihat sendiri anak-anak lelaki menari dengan genitnya dihadapan lelaki-lelaki dewasa yang menonton mereka. Penonton ini akan memberi saweran pada anak-anak penari dan tak ketinggalan menciumi, memeluk dan menari bersama. Hubungan seks di depan publik pada masa itu dianggap lumrah.





Generasi Pentol Korek

Dulu, anak lelaki Aceh setelah umur 7 tahun akan tidur di Meunasah atau Surau untuk menimba ilmu seperti di lingkungan dayah atau pesantren. Anak-anak ini sering disebut dengan Anekeh yang berarti "Anak pentol korek api" yang artinya juga masih kurang jelas. Yang pasti, di antara anak pentol korek ini ada yang sering diajak oleh seniornya tidur bersama berbagi sarung.


Di lingkungan pesantren di Jawa, juga ada beberapa santri dengan perilaku homoseksual. Sekitar 1970, di pesantren ada istilah Mairil di antara para santri atau juga sering disebut Amrot-amrotan. Yaitu kebiasaan santri senior yang senang meniduri santri junior yang berwajah rupawan. 

Reog Ponorogo

Perilaku menyimpang juga mewarnai keseharian para Warok dalam kesenian Reog Ponorogo, Jawa Timur. Seringnya, sang Warok akan meminang Gemblak dengan mas kimpoi. Setelah dipinang, sang Gemblak yang berarti anak lelaki ini akan dipenuhi segala keperluannya dan diperlakukan layaknya seorang "istri" muda.

Hubungan homoseksual dengan Gemblak ini karena Warok percaya akan hilangnya kesaktian kalau dia melakukan hubungan seksual dengan wanita terutama yang bukan istrinya. Dalam seni Reog, sang Gemblak akan berperan sebagai penari Jaranan atau Jathilan yang berdandan menyerupai wanita.


Asmat & Kejantanan

Pada masa lampau, ada tradisi yang mengharuskan menyodomi anak laki-laki yang baru saja masuk usia remaja atau akil balig. Karena ada kepercayaan bahwa anak membawa sifat wanita yang selalu mendapat cairan ibu sejak dari rahim hingga menyusui. Agar anak laki-laki bisa menjadi jantan, sang anak harus diberi cairan laki-laki yaitu dengan ritual sodomi dengan pria seangkatan ayah sang anak. 


Ternyata, memang perilaku atau aktifitas homoseksual sudah ada sejak dulu dan jadi kultur Nusantara Gan, bukan "bawaan" barat. Tapi, bukan berarti semua kalangan bisa menerima karena di Indonesia sendiri perilaku homoseksual dilarang dan tabu. Balik lagi ke masing-masing individu bagaimana kita menyikapi secara bijak tanpa menghakimi pihak-pihak tertentu ya. CMIIW!



Sumber:
https://bit.ly/30Ai4pv
https://bit.ly/368shup
https://bit.ly/2v0BHes
https://bit.ly/30Dcp1R
https://bit.ly/37acnRj
Diubah oleh Qiaraa 20-01-2020 05:00
anasabila
4iinch
bukan.bomat
bukan.bomat dan 3 lainnya memberi reputasi
4
2K
13
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan