Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

paman.LarukuAvatar border
TS
paman.Laruku
Novel Bamukmin: Radikalisme Rekayasa Keji Penguasa


Jakarta - Ketua Media Center Persaudaraan Alumni atau PA 212 Novel Bamukmin sepakat dengan perkataan Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro soal permasalahan Indonesia bukan radikalisme, melainkan ketimpangan sosial ekonomi yang sangat serius. 
Novel Bamukmin mengganggap cap radikal kerap direkatkan kepada para pengkritik pemerintahan Presiden Jokowi. Padahal, mereka hanya ingin mengaspirasikan suara agar pemerintah membenahi diri. 
"Sangat kuat diduga rekayasa keji yang merupakan politik kotor dengan menghalalkan segala cara, untuk mempertahankan kekuasaanya yang tidak berpihak kepada rakyat yang jauh dari rasa keadilan," kata Novel kepada Tagar, Senin, 30 Desember 2019.

Membengkaknya utang, merosotnya pertumbuhan ekonomi, sampai kegagalan memberantas separatis atau teroris OPM serta pelanggaran HAM, menjadi potret buruk rezim ini. Sehingga, perlu menggoreng isu radikalisme.


Mantan Jubir Front Pembela Islam (FPI) itu berpendapat isu radikal yang diembuskan pemerintah tak ayal menjadi dagangan politik yang tidak semua masyarakat inginkan.
"Digoreng terus untuk menutupi kegagalan dalam permasalahan bangsa disegala bidang," ucapnya kesal.
 
Namun, memang yang menonjol belakangan ini adalah isu agama. Novel meyakini Sukmawati Soekarnoputri bersalah dalam kasus penistaan agama, karena telah membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan Presiden RI ke-1 Soekarno.
"Memang negara ini sudah darurat penista agama yang berimbas otomatis pada Pancasila yang unsur Sila Pertama Ketuhanan Yang Maha Esa mereka lemahkan," kata dia. 
Apabila pemerintah maupun masyarakat menuding FPI dan PA 212 radikal, maka dirinya ingin mengingatkan, masih banyak pekerjaan rumah untuk diselesaikan pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Disamping itu kasus korupsi, membengkaknya utang, merosotnya pertumbuhan ekonomi, sampai kegagalan memberantas separatis atau teroris OPM serta pelanggaran HAM, menjadi potret buruk rezim ini. Sehingga, perlu menggoreng isu radikalisme yang tidak ada wujudnya itu," ujarnya.
 
Dia menegaskan pemerintah tidak perlu lagi menggoreng isu radikal untuk menutupi kegagalannya di segala bidang.
Selain itu, Novel merasa patut berbangga hati karena aksi tahunan yang digelar PA 212 di Silang Monas Jakarta selalu berjalan kondusif tanpa masalah berarti.
"Jelas kita akan tegas selalu berada dalam garis konstitusi. Namun, selalu digoreng dengan isu radikal yang terbukti sampai saat ini PA 212 adalah perjuangan yang penuh kedamaian. Sehingga, sukses menggelar hajatnya setiap tahun dengan dibanjiri jutaan manusia sebagai perwujudan Islam rahmatan lil alamin yang memukau dunia," kata Novel Bamukmin. []

sumur


emoticon-Leh Uga
Diubah oleh paman.Laruku 06-01-2020 09:15
si.matamalaikat
sebelahblog
4iinch
4iinch dan 5 lainnya memberi reputasi
6
1.6K
27
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan