Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

db84x3Avatar border
TS
db84x3
Jokowi Jengkel RI Kebanyakan Impor, Neraca Dagang Pun Tekor


Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) jengkel lantaran Indonesia neraca perdagangan Indonesia selalu mengalami defisit. Kondisi tersebut disebabkan Indonesia yang doyan impor.

Hal itu dia sampaikan dalam Pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Dirinya mengungkapkan bahwa ada oknum yang mengambil keuntungan dari impor, khususnya minyak dan gas. Bahkan oknum tersebut sampai menghalangi Indonesia mandiri di sektor migas. Komoditas tersebut merupakan biang kerok defisit, baik neraca dagang maupun transaksi berjalan.

Jokowi mengungkapkan bahwa masalah neraca perdagangan tekor sudah berlangsung selama berpuluh-puluh tahun.

"Kita ini berpuluh tahun memiliki masalah besar yang namanya defisit transaksi berjalan, defisit neraca perdagangan gara-gara impor kita lebih besar dari ekspor kita. Dikit-dikit ngimpor, dikit-dikit ngimpor," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (16/12/2019).

Impor paling besar ini disumbangkan oleh energi dan barang modal maupun bahan baku. Namun untuk barang modal dan bahan baku, dirinya tak mempermasalahkan lantaran bisa diekspor kembali.

"Sebenarnya barang modal dan bahan baku nggak apa-apa karena bisa kita reekspor. Tapi yang berkaitan dengan energi sudah luar biasa. Minyak yang dulunya kita nggak impor, sekarang impor," ujarnya.

Tekornya neraca dagang diperparah oleh produk turunan dari petrokimia. Hal itu membuat defisit tak bisa dibendung.

"Impor minyak kita mungkin kurang lebih sekarang ini 700-800 ribu barel. Pak Menteri kurang lebih ya? Per hari. Jangan mikir pertahun. Baik itu minyak baik itu gas, dan juga ada turunan petrokimia sehingga membebani, sehingga menyebabkan defisit," tambahnya.

Siapa yang diuntungkan dengan banyaknya impor tersebut?

Jokowi mengatakan bahwa ada oknum yang menikmati impor migas karena mendapatkan keuntungan yang besar.

"Karena ada yang hobinya impor karena untungnya gede, sehingga transformasi ekonomi di negara kita mandek gara-gara ini," kata Jokowi.

Jokowi juga heran dengan impor avtur yang masih saja dilakukan. Padahal Indonesia kaya akan CPO alias crude palm oil yang bisa diolah menjadi green avtur.

"Impor minyak sama. Lifting produksi minyak kita. Sumur-sumur kita itu masih banyak kok. Kenapa nggak digenjot produksinya? Karena ada yang masih senang impor minyak. Sudah saya pelajari secara detail, ini ndak, ini ndak, ndak benar ini," jelasnya.

Jokowi juga jengkel, di saat Indonesia kaya akan batu bara dan itu bisa diubah menjadi energi gas, faktanya Indonesia masih ketergantungan impor gas. Dirinya pun mengingatkan oknum tersebut untuk tidak menghalang-halangi Indonesia dalam menghilangkan ketergantungan impor gas.

"Jangan halangi orang ingin membikin batu bara menjadi gas gara-gara kamu senang impor gas. Kalau ini bisa dibikin ya sudah nggak ada impor gas lagi. 'Lah saya kerja apa pak?' Ya urusanmu. Kamu sudah lama menikmati ini," tambahnya.

Mandeknya pembangunan kilang juga bikin Jokowi kesal.

Jokowi menceritakan kekecewaannya soal pembangunan kilang minyak di Indonesia. Dirinya pernah dijanjikan pembangunan kilang dalam dua-tiga tahun namun tak selesai satu persen pun.

"Pekerjaan besar ini harus rampung. Kemarin dijanji-janjiin, 'dua tahun lagi Pak, tiga tahun lagi Pak'. Ya kan saya nggak ngecek tiap hari kan. Nggak selesai satu persen pun," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (16/12/2019).

Bahkan sehabis pelantikan dirinya sebagai Presiden, dirinya meminta pembangunan kilang segera dilaksanakan. Namun sampai detik ini belum berjalan.

"Ini lah yang saya sampaikan habis pelantikan yang pertama, saya minta kilang ini segera dibangun. Tapi sampai detik ini, dari 5 yang ingin kita kerjakan, satu pun nggak ada yang berjalan, satupun. Tapi ini saya tungguin betul. Saya sudah minta Kapolri ikut tungguin, Jaksa Agung ikut tungguin, KPK juga ikut tungguin," jelasnya.

Menurutnya, pembangunan kilang di Indonesia sudah 34 tahun mandek. Padahal keberadaan kilang sangat membantu mengurangi impor.

"Masa kita 34 tahun nggak pernah yang namanya bangun kilang minyak. Kalau kita bisa bangun minyak itu nanti turunannya banyak sekali, petrokimia sudah nggak usah impor. Impor petrokimia gede sekali, Rp 323 triliun, impor petrokimia. Saya angka gitu-gitu hapal di luar kepala. Tiap hari jengkel jadi hapal. Coba, triliun ya bukan miliar," tambahnya.

https://finance.detik.com/berita-eko...gang-pun-tekor



Loe lima tahun ini kerjanya apa Jok emoticon-Wow
sebelahblog
4iinch
nona212
nona212 dan 4 lainnya memberi reputasi
3
1.3K
19
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan