Tulang belulang di ruang forensik

SERGAI-M24
Temuan tulang belulang manusia di areal perkebunan PT Sidojadi Afdeling I Blok III Pasar 3/4, Desa Sei Paret, Kec Sei Rampah, Sergai masih misterius.

Menurut Buyung (58), warga Tanjung Beringin kepada M24 Minggu (3/11), dengan kondisi tulang yang sudah rapuh dan berwarna kuning itu diperkirakan sudah
di atas 30 tahun tertanam di tanah.

“Temuan tulang belulang diduga berjumlah lebih dari satu orang itu menjurus pada pembunuhan sadis di era 1980-an,” papar Buyung yang juga mantan preman ini.

Pada tahun 1980-an, tutur Buyung, preman yang sangat meresahkan para pengusaha diculik lalu dibunuh. Hal itu diperkuat dengan model celana panjang keper
dan celana dalam merk King yang ditemukan di lokasi.

“Saya tahu persis preman itu diculik lalu dibunuh karena teman saya juga menjadi korban pada tahun 80-an itu,” bebernya

Pembunuhan terhadap para preman saat itu juga dibilang cukup sadis. Mayatnya dibuang ke laut atau ditanam. Preman yang tidak bisa dibunuh atau punya ilmu
kebal dieksekusi dengan cara digantung lalu ditanam secara bersamaan.

Kasat Reskrim Polres Sergai, AKP Hendro Sutarno kepada M24 Minggu (3/11) mengaku kesulitan mengungkap identitas dari tulang belulang itu. Hendro
mengatakan ada tiga pakaian berisi tulang belulang namun belum bisa memastikan berapa jumlah pastinya apa lagi motifnya. Hanya dari sampul buku nikah saja
pengunjuk awal yang nantinya akan dicek dari nomor sampul itu.

“Saat ini jika ada keluarga yang merasa kehilangan segera melaporkan agar bisa mencocokkan DNA dari tulang belulang yang saat ini berada di Rumah Sakit
Sultan Sulaiman Sergai,” papar Hendro Sutarno.

Dari penelusuran metro24 di id.wikipedia.org, pada tahun 19801n, Pemerintahan Soeharto menggelar operasi rahasia yang disebut penembakan misterius atau
sering disingkat Petrus.

Operasi ini secara umum adalah operasi penangkapan dan pembunuhan terhadap orang-orang yang dianggap mengganggu keamanan dan ketentraman masyarakat
khususnya di Jakarta dan Jawa Tengah. Dalam rapat koordinasi dengan Pangdam Ja­ya, Kapolri, Kapolda Metro Jaya dan Wagub DKI Jakarta di Markas Kodam
Metro Jaya pada 19 Januari 1983, diputuskan melakukan Operasi Clurit di Jakarta. Langkah ini kemudian diikuti oleh kepolisian dan ABRI di masing-masing kota
dan provinsi lainnya. Pelakunya pun tak jelas dan tak pernah tertangkap. (darmawan)

https://metro24.co/jejak-petrus-1980...kan-di-sergai/

Wiw, penemuan arkeologi bersejarah penting, kk

Makam sesepuh adat mupet ditemukan