Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

tir001Avatar border
TS
tir001
Profil, Pendidikan, Karir Ahok & Anies Baswedan
BASUKI THAHAJA PURNAMA


Jakarta - Perjalanan politik Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berliku dan penuh kejutan. Banyak kisah kontroversial mengiringinya. Mengawali kariernya sebagai politikus daerah hingga menaklukkan ibu kota Jakarta, kini ia bertaruh kembali sebagai petahana untuk mempertahankan kursi 1 DKI.

Pria kelahiran Manggar, Belitung Timur, 29 Juni 1966 adalah putra pertama dari pasangan Indra Tjahja Purnama (Tjoeng Kiem Nam) dan Buniarti Ningsing (Boen Nen Tjauw) dan memiliki tiga orang adik. Ia menikah dengan Veronica Tan, dan dikaruniai tiga orang anak bernama Nicholas Sean, Nathania, dan Daud Albeenner.

Ahok menyelesaikan pendidikan SD hingga SMP di Belitung, kemudian ia melanjutkan pendidikan menengah atas di SMA III PSKD Jakarta, lalu melanjutkan studinya di jurusan Teknik Geologi, Falkultas Teknik Universitas Trisakti, dan berhasil mendapatkan gelar insinyur tahun 1990.

Di usia yang cukup muda, 24 tahun, ia berhasil mendapatkan gelar insinyurnya. Ia pun kembali melanjutkan pendidikan magisternya di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya dan mendapatkan gelar Master Manajemen pada tahun 1994.

Ahok mengawali kiprahnya di dunia bisnis tahun 1992, sebagai Direktur PT Nurindra Ekapersada. Kemudian di tempat berbeda, tahun 1994 Basuki bekerja di PT Simaxindo dan berhenti tahun 1995. Ia memilih mendirikan pabrik pengolaan pasir kuarsa di Dusun Burung Mandi, Desa Mengkubang, Kecamatan Manggar, Belitung Timur. Pabrik miliknya adalah yang pertama di Pulau Belitung. Tahun 2004, Basuki berhasil meyakinkan seorang investor Korea untuk membangun Tin Smelter atau pelabuhan biji timah di KIAK.

Selain memiliki keahlian dalam berbisnis dan bernegosiasi, Basuki terus melebarkan sayap kariernya. Ia mulai melangkahkan karier politiknya dengan bergabung bersama Partai Indonesia Baru (PIB) pada tahun 2004 dan ditunjuk sebagai ketua DPC PIB Kabupaten Belitung.

Pada tahun yang sama dia terpilih sebagai anggota DPRD Kabupaten Belitung hingga tahun 2009. Tahun 2005, ia maju dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) sebagai calon Bupati Kabupaten Belitung Timur dan berhasil mengantongi suara 37.19 persen bersama pasangannya Khairul Effendi, B.Sc periode 2005-2010.

Sayangnya, jabatan tersebut tidak bertahan lama. Pada 22 Desember 2006 Basuki resmi menyerahkan jabatannya kepada wakilnya. Ia memilih berheni karena mau maju Pemilihan Gubernur Bangka Belitung tahun 2007. Dalam pencalonannya itu, presiden RI keempat K.H Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mendukung Ahok menjadi Gubernur Bangka Belitung.

Namun, ia kalah oleh rivalnya Eko Maulana Ali dari Golkar. Karier politiknya tidak terhenti sampai di sana, pada 2009 ia mencalonkan diri menjadi anggota DPR RI dari Partai Golkar dan berhasil meraup 119.232 suara dan duduk di komisi II DPR.

Karier politiknya semakin menanjak. Pada tahun 2012, ia keluar dari Golkar dan masuk ke Gerindra mencalonkan diri sebagai calon wakil Gubernur DKI Jakarta mendampingi Joko Widodo sebagai calon gubernur DKI. Pasangan yang diusung oleh PDIP dan Gerindra ini berhasil mengalahkan empat pasangan lainnya .

Kariernya terus melesat, dua tahun menjadi wakil, dia langsung menjadi gubernur pada usia 48 tahun menggantikan Joko Widodo yang terpilih menjadi presiden dalam Pilpres 2014. Pada masa akhir jabatannya, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok bersama Saiful Hidayat Djarot maju di Pilgub DKI 2017.

Dalam Pilgub DKI 2017, Ahok diusung oleh Hanura, Nasdem, Golkar, dan PDI Perjuangan. Sebelumnya, Ahok sesumbar maju lewat jalur non partai dengan mengumpulkan KTP oleh relawan Teman Ahok. Namun, detik-detik pendaftaran cagub di KPUD, ia menanggalkan jalur independen dan memilih jalur partai politik.

KELUARGA

Istri : Veronica Tan, S.T. / Puput Nastiti Devi
Anak : Nicholas Sean
Nathania
Daud Albeenner

PENDIDIKAN

SDN 3, Gantung, Belitung Timur, 1977
SMP 1, Gantung, Belitung Timur, 1981
SMA III PSKD Jakarta, 1984
S1, Sarjana Teknik Geologi di Universitas Trisakti Jakarta, 1990
S2, Manajemen Keuangan di Prasetiya Mulya Jakarta, 1994

KARIER

Direktur PT Nurindra Ekapersada, 1992
Asisten Presiden Direktur PT Simaxindo, 1994
Direktur PT. Nurindra Ekapersada, Belitung Timur, 1992 - 2005
Ketua DPC PIB Kabupaten Belitung, 2004
Anggota DPRD Kabupaten Belitung, 2004
Bupati Belitung Timur, 2005 - 2006
Anggota Komisi II DPR RI, 2009 - 2012
Wakil Gubernur DKI Jakarta, 2012-2014
Gubernur DKI Jakarta, 2014-2017

https://m.viva.co.id/amp/siapa/read/85-ahok




##########################




ANIES BASWEDAN


Jakarta - Niat luhur mengisi kemerdekaan dengan pendidikan tak cukup dengan sekolah dan lembaga pendidikan formal semata. Anies pun merasa perlu mengajak semua orang terlibat. Gerakan Indonesia Mengajar yang dirintisnya mengantarkan Anies Baswedan ke panggung politik.

Dengan gagasan mendirikan Indonesia Mengajar, Anies ingin bangsa Indonesia diisi oleh manusia-manusia yang mempunyai kepribadian dan budaya yang unggul untuk memajukan dan mensejahterakan Indonesia. Itulah alasan mengapa Anies terjun ke politik praktis dengan menjadi menteri dan gubernur DKI Jakarta.

Anies Baswedan lahir di Kuningan, Jawa Barat, 7 Mei 1969 dari pasangan Rasyid Baswedan dan Aliyah. Kedua orang tuanya adalah pendidik. Anies lahir dari keluarga terpelajar. Bapaknya Rasyid Baswedan pernah menjadi Wakil Rektor Universitas Islam Indonesia dan ibunya Aliyah adalah guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta.

Pada usia 5 tahun, Anies didaftarkan orang tuanya di taman kanak-kanak Masjid Syuhada, Yogyakarta. Setelah tamat, ia meneruskan di SD Laboratori, SMP Negeri 5, dan SMA Negeri 2. Semuanya di Kota Yogyakarta.

Di tengah-tengah menempuh pendidikan di SMA, ia mendapatkan beasiswa untuk mengenyam pendidikan satu tahun di Amerika. Akibatnya, kelulusannya di SMA Yogyakarta molor setahun. Dia baru lulus pada tahun 1989, seharusnya tahun 1988.

Setelah menyelesaikan SMA, dia masuk ke Fakultas Ekonomi di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Dia menyandang gelar sarjana ekonomi pada usia 26 tahun. Lulus dari sini, Anies langsung aktif di lembagai kajian ekonomi di almamaternya di Pusat Antar Universitas Studi Ekonomi UGM.

Lagi-lagi Anies mendapatkan beasiswa untuk magister dan doktornya. Dia menempuh pendidikan S2 di University of Maryland, School of Public Policy, College Park, Amerika Serikat dan S3-nya di Northern Illinois University, Department of Political Science, Dekalb, Illinois, Amerika Serikat.

Dunia sekolah Anies, terbilang istimewa. Dia beberapa kali mendapatkan beasiswa untuk sekolah di luar negeri. Tidak hanya istimewa di pendidikan, tetapi di dunia aktivis pun Anies memiliki kisah menakjubkan sejak anak-anak.

Saat di SMA dia menjadi wakil ketua OSIS, dan pada usia 16 tahun itu, Anies juga terpilih menjadi ketua OSIS se-Indonesia saat mengikuti pelatihan kepemimpinan bersama 300 ketua OSIS. Di perguruan tinggi, ia sama aktifnya. Jabatan Ketua Senat UGM, pada tahun 1992, dia dudukinya.

Namanya mulai menasional setelah menyandang gelar doktor di Amerika dan kembali ke Indonesia. Dia langsung mengemban tugas menjadi Direktur Riset The Indonesian Institute. Ini adalah sebuah organisasi yang berfokus pada riset dan analisa kebijakan publik.

Kariernya berlanjut, saat dia terpilih sebagai rektor Universitas Paramadhina sebagai rektor termuda di Indonesia pada usia 38 tahun. Janjinya ingin menuntaskan dan mengisi kemerdekaan Indonesia melalui pendidikan dia gelorakan dengan berbagai kegiatan.

Dia mewujudkanya Gerakan Indonesia mengajar. Kegiatannya, mengirimkan anak-anak muda terbaik bangsa menjadi pengajar di Sekolah Dasar di daerah-daerah terpencil di pelosok Indonesia. Tidak hanya itu yang dilakukan Anies, dia juga menginisiasi kelas inspirasi dengan menggerakkan ribuan orang di berbagai kota untuk mengorganisir dan mengajar selama satu hari di Sekolah Dasar. Bahkan untuk menuntaskan janji kemerdekaan ini, dia mencoba terjun ke dunia politik dengan menjadi peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat.

Hasilnya tidak gemilang, namun bukan halangan bagi Anies Baswedan untuk menuntaskan janji kemerdekan. Dia bergerak dengan Menginisiasi Gerakan Turun Tangan. Dia mengajak semua orang terlibat mengurus negeri dengan menginisiasi Gerakan Turun Tangan membantu dan mendorong calon pemimpin muda berpotensi dan bersih.

Karier politiknya mulai terlihat saat dia terlibat turun tangan membantu pasangan capres Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan menjadi juru bicara pasangan tersebut. Pasca Pilpres, dia menjadi bagian tim transisi presiden terpilih. Cita-citanya tentang pendidikan mulai terwujud saat dia dipilih Jokowi menjadi Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah dalam Kabinet Kerja 2014-2019.

Namun, di tengah menjalani tugasnya, ia terkena reshuffle kabinet Jokowi pada 27 Juli 2016. Tak jadi menteri, Anies diminta Prabowo Subianto untuk maju bersama Sandiaga Uno dalam Pilgub DKI Jakarta 2017. Hasilnya kemenangan. Pada 16 Oktober 2017, ia bersama Sandiaga Uno dilantik menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017-2020. (AK/DN)

KELUARGA

Istri : Fery Farhati Ganis, S.Psi, M.Sc
Anak : Ismail Hakim
Mikail Azizi
Kaisar Hakam
Mutiara Annisa

PENDIDIKAN

SD IKIP Labrotori II, Yogyakarta ( 1982 )

SMP Negeri 5, Yogyakarta ( 1985 )

SMA, South Milwaukee, Senior High School (AFS Year Program), Wisconsin, Amerika ( 1988 )

SMA Negeri 2, Yogyakarta ( 1989 )

S1. Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta ( 1995 )

S2. University of Maryland, School of Public Policy, College Park, Amerika Serikat ( 1998 )

S3. Northern Illinois University, Department of Political Science, DeKalb, Illinois, Amerika Serikat ( 2005 )


KARIER

Redaktur dan Pembawa Acara "Tanah Merdeka" (Program TVRI Yogyakarta) ( 1989 - 1991 )

Program Koordinator di Center for Student and Community Development ( 1993 - 1994 )

Peneliti dan Koordinator Proyek di Pusat antar Universitas (PAU)

Studi Ekonomi UGM ( 1994 - 1996 )

Peneliti pada The Office of Research, Evaluation, and Policy Studies, Northern Illinois University, Amerika Serikat (2000 - 2004)

Peneliti pada Center for Governmental Studies, Northern Illinois University ( 2000 - 2000 )

Research Manager di IPC, Inc., Chicago, Illinois, Amerika Serikat ( 2004 - 2005 )

Direktur Riset The Indonesian Institute, Center for Public Policy Analysis, Jakarta ( 2005 - 2009 )

Peneliti Utama di The Indonesian Survei Institute (LSI), Jakarta ( 2005 - 2007 )

National Advisor Bidang Desentralisasi dan Otonomi Daerah pada Partnership for Governance Reform, Jakarta ( 2006 - 2007)

Rektor Universitas Paramadina ( 2007 - 2011 )

Pendiri dan Ketua Gerakan Indonesia Mengajar ( 2010 )

Presenter Program Save Our Nation, Metro TV ( 2010 )

Presenter Young Global Leaders Summit, Tanzania, Afrika ( 2010 )

Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah dalam Kabinet Kerja (2014-2016)

Gubernur DKI Jakarta (2017-2022)

PENGHARGAAN

AFS Intercultural Program, Milwaukee High School, Wisconsin, AS ( 1987 )

JAL Scholarsip ( 1993 )

Fulbright Scholarship ( 1997 )

ASEAN Student Awards Program (USAID-USIA-NAFSA) ( 1998 )

William P Cole III Fellowship, Universitas Maryland ( 1998 )

Indonesian Cultural Foundation Scholarship ( 1999 )

Gerald Maryanov Fellow, Northem Illions University ( 2004 )

William P Cole III Fellow di Maryaland School of Public Policy, ICF Scholarship ( 2005 )


https://www.google.com/amp/s/m.viva....anies-baswedan


Bapak Anies dan Bapak Ahok
sebelahblog
4iinch
4iinch dan sebelahblog memberi reputasi
2
1.2K
17
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan