Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ba.noengAvatar border
TS
ba.noeng
Komodo, Jejak Purbakala yang Hampir Punah dengan Biaya Kunjungan yang Wah!


Kadal raksasa bernama latin Varanus Komodoensis ini merupakan hewan endemik yang hanya bisa ditemukan di Indonesia. Tepatnya di wilayah Nusa Tenggara Timur. Keberadaannya yang hampir punah membuat pemerintah memasukkan komodo dalam daftar satwa yang dilindungi.

Awalnya, komodo pertama kali ditemukanoleh penjelajah Belanda bernama JKH Van Styen sekitar tahun 1910 di Pulau Komodo. Kabar penemuan itu pun diketahui oleh Direktur Museum Zoologi Bandung, PA Owens. Di tahun 1912, beliau menulis jurnal ilmiah berjudul "On a Large Varanus Spesies from an Island of Komodo". Dari sinilah komodo mulai dikenal luas sampai mancanegara.

Kemudian di tahun 1960 Water Auffenberg (seorang penjelajah) dibantu Claudio Ciofi (ahli biologi) melakukan penelitian jangka panjang di Pulau Komodo. Hasil riset tersebut menunjukkan bahwa komodo merupakan hewan endemik Indonesia. Karena tergolong langka, Indonesia mendirikan Taman Nasional Komodo (TNK) pada tahun 1980 untuk melindungi spesies ini.

Hingga akhirnya Taman Nasional Komodo diterima sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO (United Nations of Educational, Scientific, and Cultural Organization) pada tahun 1991. Dan pada 11 November 2011 ditetapkan sebagai salah satu dari 7 Keajaiban Dunia (New 7 Wonder), bersama Hutan Amazon, Halong Bay, Air Terjun Iguazu, Pulau Jeju, Sungai Bawah Tanah Puerto Princesa, serta Table Mountain.


Setelah sempat merebak isu penutupan Pulau Komodo sementaraselama setahun, dengan alasan revitalisasi, kini masyarakat kembali dihebohkan tiket masuk Taman Nasional Komodo yang besarnya seharga motor matic. Biaya tiket masuk melambung seiring pembangunan fasilitas baru seperti Pusat Riset Komodo serta penataaan kapal cruise ke Pulau Komodo dan Labuan Bajo di mana semua sarana maupun prasarananya akan dibangun berstandar internasional.

Pengaturan tiketnya berdasarkan sistem membershiptahunan yang bersifat premium. Di mana hanya pemegang kartu premium yang bisa secara eksklusif menikmati indahnya Pulau Komodo. Sedangkan non-premium diarahkan ke pulau di dekatnya yaitu Pulau Rinca.

Meskipun masih wacana, tetap saja menuai pro dan kontra. Terlepas dari itu semua, bukankah justru lebih baik melakukan 'pembatasan' jumlah wisatawan di Pulau Komodo? Agar penataan ulang Pulau Komodo yang menyangkut rute, logistik dan penanganan sampah juga berjalan dengan baik.
haz0204
RetnoQr3n
sebelahblog
sebelahblog dan 2 lainnya memberi reputasi
3
555
11
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan