- Beranda
- Komunitas
- Story
- Heart to Heart
Joker dan Orang-Orang Lemah yang Mencari Pembenaran
TS
humanity26
Joker dan Orang-Orang Lemah yang Mencari Pembenaran
Beberapa hari ini, sosmed sedang ramai-ramainya dengan quotes “Orang jahat adalah orang baik yang tersakiti”. Quotes ini menembus segala lapisan masyarakat dan direfleksikan dalam berbagai hal. Dari percintaan, pertemanan hingga keadaan para pelajar dan mahasiswa. Seakan quotes ini hadir untuk menyatukan orang-orang yang di dirinya terdapat ketidakpuasan dan rasa kecewa.
Background quotes ini adalah gambar Joker, pun ada background-background lain semisal foto kakak-kakak imut di bioskop yang memegang kertas bertuliskan quotes ini, tapi itu hanya bagian kecil. Bermodal penelusuran sosmed, saya menduga-duga bahwa quotes ini terlahir dari rahim film Joker. Ada semacam rasa penasaran di diri saya saat melihat netizen +62 yang bar-bar, tetiba serentak berdiri di barisan anti hero. Bukan! Bukan karena si Joker, tetapi pada pemakluman sikap-sikap anti baik yang biasanya tidak pernah diingkari.
Modal saya adalah rasa penasaran. Atas dasar modal itulah, saya bersepakat pada Kak Hilsam dan Kak Kahar untuk nobar di Hollywood Cinema Kendari. Entah saking penasaran atau diburu waktu, Bundaran Tank-HW Kendari kami tempuh hanya empat menit. Sangat cepat meski di beberapa titik, kendaraan masih padat! Tidak masuk akal? Saya pun berpikiran begitu, tapi saya tidak berani mengkhianati angka-angka di ponsel.
Tadinya saya meyakini bahwa hal paling romantis di bioskop adalah saat lampu dipadamkan. Tetapi saya mulai meragukannya sejak saya duduk di antara kedua senior sekaligus kawan dekatku. Nah! Film dimulai dengan adegan Arthur Fleck seolah memaksa dirinya tersenyum menggunakan kedua tangannya. Siaran dari tv hitam putih menjadi background suara sekaligus penanda waktu bagi saya, Gotham sekitar tahun 1980-an.
Sin berpindah, tampak seorang dengan riasan badut memegang papan promosi berdiri di antara sampah yang bertebaran di depan pertokoan yang ramai. Ia adalah Arthur Fleck, pelawak yang jasanya sedang digunakan. Saat saya sedang asyik-asyiknya menikmati adegan ini, papan promosi Arthur jatuh dan sekitar enam remaja lelaki mengambilnya. Bukan untuk membantu, melainkan membawa lari papan itu sambil menghina. Terjadilah aksi kejar-kejaran yang berujung bonyoknya Arthur di gang sepi oleh remaja-remaja ini.
Setelahnya, di ruangan lain yang sepi, dengan muka babak-belur, Arthur tertawa lepas, tawa yang diikuti airmata dan kalimat “Perasaanku saja atau keadaan di luar memang semakin gila”. Adegan lain, Arthur yang melihat seorang anak tampak merasa bosan di dalam bus, ia menghiburnya dengan ekspresi muka yang dibuat lucu. Anak itu tertawa bersama dengan seisi bioskop. Dalam keadaan serba lucu itu, Ibu dari anak itu justru berbalik ke arah Arthur yang duduk di belakang. Bisakah kau tidak mengganggu anakku! Raut kesal sangat jelas di wajah ibu itu. Hanya beberapa patah kata yang belum selesai dari Arthur, ibu itu semakin memperjelas raut kesalnya. Diam dan tidak perlu melakukan pembelaan! Kira-kira seperti itu yang ia ucapkan.
Saya yang menyaksikan adegan itu merasa kesal bukan main. Saking kesalnya, saya sampai memukul paha Kak Hilsam. Belum selesai Kak Hilsam merespon tindakan saya, eh Arthur Fleck justru tertawa di layar! Seluruh mata yang ada di bus tertuju padanya. Sebuah respon yang benar-benar diluar dugaan. Dengan tawa yang tampaknya berusaha ia tahan-tahan, ia mengeluarkan kartu dari tasnya dan memberikannya ke Ibu yang memarahinya. Dari kartu itulah, saya mengetahui bahwa Arthur Fleck pengidap gangguan saraf motorik; gangguan tawa patologis yang belakangan ini saya ketahui sebagai penyakit psikologis dengan nama Pseudobulbar Affect (PBA).
PBA ini membuat pengidapnya tertawa di saat yang tidak tepat. Ini semakin terlihat jelas dalam adegan Arthur Fleck berada di kereta. Ia baru saja dipecat saat itu. Nah, dalam kereta tampak seorang wanita sedang digoda oleh tiga orang lelaki. Arthur yang melihatnya justru tertawa dengan nyaring. Ya, tawa yang memancing ketiga lelaki itu berjalan ke arahnya dan memukulinya. Arthur terbaring di lantai dengan muka yang berdarah, dan doooor!
Arthur Fleck, seorang pria baik dengan gangguan saraf yang membuatnya tidak normal, menemukan titik balik sebagai Joker! Tiga pria mati dalam satu malam. Dua terbaring kaku di dalam kereta dan satu lagi merenggang nyawa di tangga stasiun dengan banyak peluru yang bersarang di tubuhnya.
“Hal terburuk dari sakit jiwa adalah kau harus terlihat normal di hadapan orang-orang”. Betapa Arthur yang baik, dengan segala ketidaknormalannya berusaha berbaur dan menjadi normal dengan lingkungan sosial. Tetapi justru yang ia dapatkan adalah segala perilaku buruk dan ketidakpedulian sosial! Arthur yang malang.
Tidak seharusnya saya membiarkan tuan dan nyonya menghamba pada spoiler, tetapi apalah daya. Ini sangat penting bagi saya. Nah, kemungkinan besar, quotes “Orang jahat adalah orang baik yang tersakiti” berakar dari rangkaian kecil pada adegan-adegan tertulis di atas, lalu tumbuh subur di pikiran orang-orang yang sudah menonton film ini. Setuju?
Tuan dan nyonya yang berlagak sok Joker di sosmed bahkan kehidupan nyata. Ketahuilah bahwa karakter Joker bermula dari orang yang tidak normal, berusaha mati-matian terlihat normal. Buah dari usahanya itu adalah perlakuan yang tidak mengenakkan, bullying dan segala kenakalan yang mengucilkannya! ketidakpedulian sosial merawatnya tumbuh menjadi “monster”. Lalu tuan dan nyonya, karena putus cinta, karena cinta yang tertolak, karena pengkhianatan dalam pertemanan dan revisi yang berulang dan segala hal-hal yang tidak masuk akal, tuan dan nyonya paksakan bersembunyi di balik karakter Joker? Wow! Hal-hal yang demikian, tidak sepatutnya dijadikan titik balik bagi tuan dan nyonya ke arah yang negatif! sad boy, sad girl, sok broken home dan hal-hal lain yang negatif!
Hentikan segala ketidakpedulian sosial kita! Seharusnya ini menjadikan rasa kepekaan sosial kita memuncak, menumbuhkan rasa saling mengerti, saling peduli, bahu membahu menciptakan lingkungan sosial tanpa kenakalan remaja, tanpa bullying, tanpa ego yang tinggi agar tidak tercipta Joker lain! Setiap kita terikat, setiap kita memiliki peran dalam kehidupan orang lain. Sikap kita membentuk karakter bagi orang-orang yang garis kehidupannya bersinggungan dengan kita! Film ini harus menjadi titik balik kita sebagai manusia yang memanusiakan sesama! Berhenti menjadi sok Joker!
Background quotes ini adalah gambar Joker, pun ada background-background lain semisal foto kakak-kakak imut di bioskop yang memegang kertas bertuliskan quotes ini, tapi itu hanya bagian kecil. Bermodal penelusuran sosmed, saya menduga-duga bahwa quotes ini terlahir dari rahim film Joker. Ada semacam rasa penasaran di diri saya saat melihat netizen +62 yang bar-bar, tetiba serentak berdiri di barisan anti hero. Bukan! Bukan karena si Joker, tetapi pada pemakluman sikap-sikap anti baik yang biasanya tidak pernah diingkari.
Modal saya adalah rasa penasaran. Atas dasar modal itulah, saya bersepakat pada Kak Hilsam dan Kak Kahar untuk nobar di Hollywood Cinema Kendari. Entah saking penasaran atau diburu waktu, Bundaran Tank-HW Kendari kami tempuh hanya empat menit. Sangat cepat meski di beberapa titik, kendaraan masih padat! Tidak masuk akal? Saya pun berpikiran begitu, tapi saya tidak berani mengkhianati angka-angka di ponsel.
Tadinya saya meyakini bahwa hal paling romantis di bioskop adalah saat lampu dipadamkan. Tetapi saya mulai meragukannya sejak saya duduk di antara kedua senior sekaligus kawan dekatku. Nah! Film dimulai dengan adegan Arthur Fleck seolah memaksa dirinya tersenyum menggunakan kedua tangannya. Siaran dari tv hitam putih menjadi background suara sekaligus penanda waktu bagi saya, Gotham sekitar tahun 1980-an.
Sin berpindah, tampak seorang dengan riasan badut memegang papan promosi berdiri di antara sampah yang bertebaran di depan pertokoan yang ramai. Ia adalah Arthur Fleck, pelawak yang jasanya sedang digunakan. Saat saya sedang asyik-asyiknya menikmati adegan ini, papan promosi Arthur jatuh dan sekitar enam remaja lelaki mengambilnya. Bukan untuk membantu, melainkan membawa lari papan itu sambil menghina. Terjadilah aksi kejar-kejaran yang berujung bonyoknya Arthur di gang sepi oleh remaja-remaja ini.
Setelahnya, di ruangan lain yang sepi, dengan muka babak-belur, Arthur tertawa lepas, tawa yang diikuti airmata dan kalimat “Perasaanku saja atau keadaan di luar memang semakin gila”. Adegan lain, Arthur yang melihat seorang anak tampak merasa bosan di dalam bus, ia menghiburnya dengan ekspresi muka yang dibuat lucu. Anak itu tertawa bersama dengan seisi bioskop. Dalam keadaan serba lucu itu, Ibu dari anak itu justru berbalik ke arah Arthur yang duduk di belakang. Bisakah kau tidak mengganggu anakku! Raut kesal sangat jelas di wajah ibu itu. Hanya beberapa patah kata yang belum selesai dari Arthur, ibu itu semakin memperjelas raut kesalnya. Diam dan tidak perlu melakukan pembelaan! Kira-kira seperti itu yang ia ucapkan.
Saya yang menyaksikan adegan itu merasa kesal bukan main. Saking kesalnya, saya sampai memukul paha Kak Hilsam. Belum selesai Kak Hilsam merespon tindakan saya, eh Arthur Fleck justru tertawa di layar! Seluruh mata yang ada di bus tertuju padanya. Sebuah respon yang benar-benar diluar dugaan. Dengan tawa yang tampaknya berusaha ia tahan-tahan, ia mengeluarkan kartu dari tasnya dan memberikannya ke Ibu yang memarahinya. Dari kartu itulah, saya mengetahui bahwa Arthur Fleck pengidap gangguan saraf motorik; gangguan tawa patologis yang belakangan ini saya ketahui sebagai penyakit psikologis dengan nama Pseudobulbar Affect (PBA).
PBA ini membuat pengidapnya tertawa di saat yang tidak tepat. Ini semakin terlihat jelas dalam adegan Arthur Fleck berada di kereta. Ia baru saja dipecat saat itu. Nah, dalam kereta tampak seorang wanita sedang digoda oleh tiga orang lelaki. Arthur yang melihatnya justru tertawa dengan nyaring. Ya, tawa yang memancing ketiga lelaki itu berjalan ke arahnya dan memukulinya. Arthur terbaring di lantai dengan muka yang berdarah, dan doooor!
Arthur Fleck, seorang pria baik dengan gangguan saraf yang membuatnya tidak normal, menemukan titik balik sebagai Joker! Tiga pria mati dalam satu malam. Dua terbaring kaku di dalam kereta dan satu lagi merenggang nyawa di tangga stasiun dengan banyak peluru yang bersarang di tubuhnya.
“Hal terburuk dari sakit jiwa adalah kau harus terlihat normal di hadapan orang-orang”. Betapa Arthur yang baik, dengan segala ketidaknormalannya berusaha berbaur dan menjadi normal dengan lingkungan sosial. Tetapi justru yang ia dapatkan adalah segala perilaku buruk dan ketidakpedulian sosial! Arthur yang malang.
Tidak seharusnya saya membiarkan tuan dan nyonya menghamba pada spoiler, tetapi apalah daya. Ini sangat penting bagi saya. Nah, kemungkinan besar, quotes “Orang jahat adalah orang baik yang tersakiti” berakar dari rangkaian kecil pada adegan-adegan tertulis di atas, lalu tumbuh subur di pikiran orang-orang yang sudah menonton film ini. Setuju?
Tuan dan nyonya yang berlagak sok Joker di sosmed bahkan kehidupan nyata. Ketahuilah bahwa karakter Joker bermula dari orang yang tidak normal, berusaha mati-matian terlihat normal. Buah dari usahanya itu adalah perlakuan yang tidak mengenakkan, bullying dan segala kenakalan yang mengucilkannya! ketidakpedulian sosial merawatnya tumbuh menjadi “monster”. Lalu tuan dan nyonya, karena putus cinta, karena cinta yang tertolak, karena pengkhianatan dalam pertemanan dan revisi yang berulang dan segala hal-hal yang tidak masuk akal, tuan dan nyonya paksakan bersembunyi di balik karakter Joker? Wow! Hal-hal yang demikian, tidak sepatutnya dijadikan titik balik bagi tuan dan nyonya ke arah yang negatif! sad boy, sad girl, sok broken home dan hal-hal lain yang negatif!
Hentikan segala ketidakpedulian sosial kita! Seharusnya ini menjadikan rasa kepekaan sosial kita memuncak, menumbuhkan rasa saling mengerti, saling peduli, bahu membahu menciptakan lingkungan sosial tanpa kenakalan remaja, tanpa bullying, tanpa ego yang tinggi agar tidak tercipta Joker lain! Setiap kita terikat, setiap kita memiliki peran dalam kehidupan orang lain. Sikap kita membentuk karakter bagi orang-orang yang garis kehidupannya bersinggungan dengan kita! Film ini harus menjadi titik balik kita sebagai manusia yang memanusiakan sesama! Berhenti menjadi sok Joker!
thestarlight99 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
2.6K
56
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan