Apa kabar Agan Dan Sister, selamat datang kembali di thread ane yang (masih juga) minimalis.



Thread kali ini ane ingin berbagi tentang cara Pak Habibie mengatasi kesedihan karena kehilangan.

Hari Rabu tanggal 11 September 2019 lalu presiden ke-3 Indonesia BJ. Habibie berpulang karena sakit di RS. Gatot Soebroto Jakarta.

Banyak jejak yang ditinggalkan oleh presiden ke-3 sekaligus ilmuwan jenius yang dimiliki bangsa ini.

Peninggalan ilmu dan pengetahuan, kebajikan bagi orang banyak, bahkan peninggalan cinta yang nyata serta menyentuh.

Cinta yang dimaksud memiliki makna luas karena berkaitan dengan cinta kepada bangsa ini, cinta yang berkaitan dengan orang banyak, cinta pada keluarga, dan yang menyentuh buat banyak orang adalah cinta sejati pada sang belahan jiwa ibu Hasri Ainun Besari.




Saat bu Hasri Ainun Besari wafat 22 Mei 2010 di Klinikum Großhadern, München, Jerman karena sakit sejak itu cerita cinta sejati antara pak Habibie dan ibu Ainun diketahui banyak orang.




Kesedihan mendalam sang ilmuwan jenius begitu menyentuh banyak orang. Banyak yang mengabadikan kisah cinta mereka. Film yang dibuat beberapa sequal, kutipan yang disukai banyak orang, juga cerita dari orang-orang yang dekat dan melihat secara jelas bagaimana kehidupan mereka berdua.

Yang membuat ane terkesan diantaranya adalah saat pak Habibie terpuruk karena kesedihan ditinggal ibu Ainun ternyata pak Habibie diberikan beberapa pilihan.




Pak Habibie memilih membuat catatan sebagai cara menghadapi kesedihannya agar tetap bisa menjalani hidup.






Ternyata apa yang dilakukan pak Habibie dan ane baca di portal berita tanpa disangka malah ane mengikuti dengan menerapkan yang dilakukan pak Habibie. Membuat catatan dalam mengatasi kesedihan karena kehilangan.

Empat hari setelah pak Habibie wafat tepatnya tanggal 15 September 2019 Ibu ane wafat setelah 25 hari sakit dan dirawat di RS Mekah Arab Saudi.

Dua hari sebelum kembali ke tanah air setelah melaksanakan ibadah haji Ibu kejang dan sejak itu dirawat di RS sampai kepulangannya ke sisi Yang Maha Kuasa.

Kesedihan yang dirasakan keluarga karena Ibu berpulang jauh dari keluarga dan kami juga tidak bisa langsung menemani disisinya serta melihat dari Ibu sakit sampai wafatnya. Kesedihannya nyata dan makin terasa setiap harinya.

Ane lalu ingat bagaimana pak Habibie menghadapi kesedihan karena kehilangan yang dipilihnya yaitu membuat catatan. Lalu ane pun mencoba mengikutinya. Walau hanya berupa catatan di status WA, ane juga membuat satu artikel lalu ditayangkan di salah satu platform menulis yang ane ikuti.

Memang tidak seperti pak Habibie sampai dibuat buku juga film dari catatan yang dibuat, selain itu catatan yang ane buat juga tidak sepenuhnya mengobati kesedihan yang disebabkan kehilangan karena memang tahapan berduka adalah tahapan yang paling sulit saat kehilangan tetapi setidaknya tidak terlalu menyesakkan.

Ane pikir cara yang sudah pak Habibie lakukan dalam berbagi tidak hanya tentang ilmu kedirgantaraan yang mumpuni tetapi juga konsep dan kearifan dalam menghadapi kesulitan hidup bisa jadi ilmu yang bermanfaat, ane salah satu buktinya menerapkan apa yang dilakukan pak Habibie membuat catatan dalam mengatasi kesedihan karena kehilangan.

Semoga pak Habibie, ibu Ainun, maupun ibu ane kini sudah berada dalam penjagaan Yang Maha Menjaga dan menjadikan mereka menjadi hamba-hamba-Nya yang selamat.

Allohumagfirlahu warhamhu waafihi wafuanhu.

Terima kasih buat buat Agan dan Sister
sudah mampir dan baca thread sederhana ane ini. Ditunggu kiriman cendol dan deretan ratenya. Juga diskusi dan kucuran ilmunya.