bocahnakal446Avatar border
TS
bocahnakal446
Tak Cocok Bagi Peternak Lokal, Pengembangan Sapi Belgian Blue Dipertanyakan
Spoiler for Sapi Jenis Belgian Blue:


Upaya Kementerian Pertanian untuk mengembangkan Sapi jenis Belgian Blue perlu dipertanyakan. Pasalnya, pengembang biakan sapi mekanisme transfer embrio (TE) dan inseminasi buatan (IB) ini tidak cocok dengan sapi lokal. Seperti diketahui, pengembangan sapi berjenis Belgian Blue ini membutuhkan perawatan yang terbilang cukup merepotkan, khususnya bagi peternak lokal yang belum terbiasa dengan jenis sapi berbadan besar seperti ini.

Apalagi, sapi Belgian Blue ini dikenal tidak mampu melahirkan sendiri, harus dibantu dengan operasi caesar, karena janinnya yang tergolong besar. Bagi peternak lokal yang belum terbiasa menangani proses melahirkan sapi yang seperti ini, tentunya akan merepotkan.

Spoiler for Tak Cocok Untuk Peternak Lokal:


Selain itu, menurut Sekretaris Jenderal Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Rochadi Tawaf, di seluruh dunia, pengembangan sapi di tingkat peternak melalui mekanisme TE dan IB pada umumnya masih menggunakan sapi jenis Limosin dan Simental. Sedangkan dengan jenis Belgian Blue belum pernah dilakukan dan masih dalam tahapan uji laboratorium.

"Kalau kata ahli genetik, jika Belgian Blue itu sapi jenis unggul yang bisa dijadikan alternatif sumber daging secara maksimal, tapi di dunia itu tidak dipakai. Yang dipakai itu Limosin dan Simental. Jadi Belgian Blue ini masih skala laboratorium, belum skala komersial. Kalau bisa skala komersial, kenapa tidak diterapkan di dunia," ujarnya di Jakarta, pada Rabu (28/02/2018).

Menjadi pertanyaan sekarang adalah kenapa Kementerian Pertanian ngotot sekali ingin mengembangkan jenis Sapi Belgian Blue ini? Padahal, selain masih tergolong baru di Indonesia, pengembangan sapi ini juga belum terlalu umum dilakukan di berbagai negara, karena masih perlu untuk diteliti lebih jauh lagi. Sedangkan dalam tahapan laboratorium saja masih belum rampung, ini malah mau diberikan ke peternak lokal untuk dikembang biakkan?

Spoiler for Terancam Gagal:


‎"Oleh sebab sekarang masih skala laboratorium. Sebab kalau diproduksi massal, apakah dia masuk dengan manajemen peternakan rakyat. Apakah peternakan rakyat bisa memberikan pakan seperti di laboratorium. Kita tahun kan pakan di kita kualitasnya rendah, beda dengan di barat. Kalau di barat rumputnya mengandung leguminosa yang tinggi, kita tidak. Karena curah hujan tinggi sehingga kualitas hijauannya rendah," ungkapnya.

"Jangan sampai dikasih ke rakyat mati semua sapinya. Karena memang sapi yang hitech, memerlukan sentuhan teknologi, pendekatan teknologi. Tidak bisa sapi hasil produk teknologi dipelihara rakyat jelata yang banyak diberikan protein di bawah 10 persen, dia harus 17 persen. Hal-hal seperti ini harus jadi pertimbangan," lanjutnya.

Selain pengembangannya yang merepotkan, harga sperma sapi ini juga tergolong sangat mahal, yakni mencapai Rp 450 ribu per suntikan. Angka ini tentunya jauh lebih mahal dibandingkan harga sperma sapi lokal yang di bawah Rp 10 ribu per suntikan. Harga embrionya pun demikian, bisa mencapai Rp 9,9 juta per embrio. Lagipula, mau dikembangkan ke sapi mana sperma dan embiro sapi ini? Ke sapi lokal yang bobotnya paling berat 600 - 800 Kg? Sementara bobot dewasa sapi Belgian Blue berkisar antara 1,5 s.d 2 Ton.

Spoiler for Harga Bibitnya Mahal:


Jika memang pemerintah ingin mengembangkan sapi berbobot besar untuk melakukan swasembada daging, kenapa tidak mengembangkan jenis sapi Limosin yang sudah biasa dikembang biakkan di Indonesia? Apalagi, jenis sapi berbobot besar ini tergolong sangat mudah untuk dikembang biakkan dan cocok untuk iklim Indonesia yang tropis. Jadi wajar, sapi ini tergolong banyak dikembang biakkan oleh peternak lokal, selain bobotnya besar, unggul, sapi ini juga cenderung lebih mudah dikembangkan.

Selain itu, pemerintah juga bisa melirik sapi berjenis Brahman atau Benggala, sapi unggul berbobot besar yang juga cocok dikembangkan oleh peternak lokal karena pengembanganya cenderung lebih mudah. Keunggulan sapi ini, tahan dengan kondisi iklim Indonesia yang tropis, mudah beradaptasi dengan lingkungan baru, lebih tahan penyakit, kualitas daging yang baik dan pertumbuhannya juga relatif cepat.

Sebenarnya, masih banyak opsi jenis sapi yang lebih cocok dikembang biakkan di Indonesia dibandingkan Belgian Blue ini. Pemerintah seharusnya mengkaji ulang, apakah cocok jenis sapi Belgian Blue ini untuk peternak lokal? Sementara jenis sapi unggul berjenis lain banyak yang lebih familiar dan mudah dikembangkan oleh peternak lokal kita.

Seharusnya, Menteri Pertanian memberikan kebijakan yang memudahkan rakyat, bukan malah membebani rakyat dengan jenis sapi yang dikenal repot diurus seperti Belgian Blue ini. Marilah lebih jeli dan solutif dalam membuat kebijakan.


Spoiler for Sapi Belgian Blue:


apapulakitu
apapulakitu memberi reputasi
1
1.5K
18
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan