Montir-montir seksi? Sudah ada. Petinju dan pegulat wanita? Lumrah. Sopir ojek dan taksi feminim? Biasa aja. Hansip, polisi, dan tentara cantik? Sudah banyak.

Lantas apalagi pekerjaan yang anti mainstream bagi seorang wanita? Barangkali ini jawabannya: Operator Alat Berat, seperti yang dilakoni wanita yang satu ini.

Ya, selama ini alat-alat berat seperti Ekskavator, adalah menjadi tugas kaum pria dalam mengoperasikannya. Namun stigma ini tampaknya mulai terpatahkan oleh wanita cantik ini, di mana jari lentiknya dengan begitu cekatan menggerakkan tuas-tuas kontrol yang ada di alat mesin tersebut.

Perempuan bernama Rani Rika Sujana (39) ini dianggap sebagai perempuan pertama yang bekerja sebagai operator alat berat di Jakarta. Sejak 3 bulan lalu ia dipercaya sebagai operator alat berat di UPK Badan Air Dinas Lingkungan Hidup kota Jakarta. Padahal selumnya ia hanya bekerja sebagai seorang petugas kebersihan kali Ciliwung di wilayah Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Awalnya, sambil bekerja, Rani senang memperhatikan teman-teman prianya yang berperan sebagai operator, sehingga ia sering nanya-nanya seputar cara mengoperasikan alat berat itu. Setelah nanya-nanya, lalu pegang-pegang, dan akhirnya pengen.



Ya, akhirnya Rani benar-benar ‘jatuh cinta’ dengan alat itu, lalu ikut pelatihan mengoperasikan alat berat pada bulan Maret lalu, yang diadakan oleh PT. Intraco, di Jakarta Selatan.

Mungkin karena besarnya minat, bakat dan semangat Rani, sehingga hanya dalam waktu 5 hari pelatihan, ia dinyatakan lulus dan diberi sertifikat keahlian operator alat berat dari Menteri Ketenagakerjaan.



Maka sejak bulan Juni, Rani naik tugas dari operator kebersihan di lapangan menjadi operator di balik kemudi setelah melalui proses training sebagai asisten operator dan pencuci alat berat tersebut.
****
Tampaknya sih mengoperasikan ekskavator itu tidak seberat namanya. Tuh tugas operator hanya memainkan jari-jari tangan untuk menggerakkan tombol-tombol sesuai fungsi dan tujuannya. Jadi, yang diperlukan bukan tenaga semata, tapi skill, konsentrasi (fokus), kecakapan dan kecepatan tangan, kesabaran dan ketelitian.

Karena itu, pekerjaan ini sebenarnya juga cocok bagi kaum perempuan. Hanya saja, sampai kini katanya Rani adalah yang pertama sebagai operator alat berat di lapangan, dari kalangan perempuan, yang bettugas di Dinas Lingkungan Hidup.

Padahal mengoperasikan alat berat itu tak seberat mengendalikan rumah tangga, menahan beban rindu, dan menyandang derita cinta. Tuh banyak wanita yang mampu bertahan dalam badai asmara, lantas mengapa tak sanggup kalau hanya menjadi operator mesin yang tak seberat cinta itu?

Moga aja ke depannya banyak lahir Rani-Rani baru untuk mengisi dan berkiprah di bidang ini.(*) {No.425}
*****
Ref